Jambi - Perkebunan kopi di Provinsi Jambi, yang mencakup sekitar 21.000 hektar, masih belum mampu memenuhi tingginya kebutuhan pasar saat ini. Meskipun demikian, kopi yang dihasilkan dari perkebunan tersebut semakin diminati oleh pasar ekspor dan dalam negeri.
Agusrizal, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperinda) Provinsi Jambi, menyatakan bahwa seluruh kopi yang dihasilkan di Jambi memiliki permintaan yang tinggi. Setiap tahunnya, dari luas perkebunan tersebut, dapat dipanen sekitar 21 ribu ton kopi. Namun, angka ini masih belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
"21 ribu ton itu per tahun. Tapi permintaan pasar tinggi. Ditambah Brazil kemarin itu gagal panen, itu yang buat ekspor naik," jelas Agusrizal. Gagal panen di Brazil, salah satu produsen kopi terbesar dunia, telah menyebabkan peningkatan permintaan terhadap kopi dari daerah lain, termasuk Jambi.
Pengiriman kopi dari Provinsi Jambi dilakukan melalui berbagai pelabuhan di Sumatra Barat, Lampung, Medan, Talang Duku, dan lainnya. "Ada juga yang sampai gabung di Bali. Karena satu kontainer itu kebutuhannya sampai 20 ton. Sementara kelompok-kelompok ada yang tidak sampai 20 ton, sehingga mereka bergabung dengan eksportir lain," ujar Agusrizal. Kelompok-kelompok petani kopi sering kali harus bergabung dengan eksportir lain untuk memenuhi kuota pengiriman.
Pengiriman kopi ini sangat bergantung pada ketersediaan dan kecepatan kapal. Proses pengeksporan yang cepat sangat dibutuhkan, namun pengiriman lewat laut bisa memakan waktu sebulan bahkan lebih. "Jika di Pelabuhan Talang Duku atau lainnya milik Provinsi Jambi memakan waktu untuk mengantre terlebih dahulu, pengekspor memilih pelabuhan lain," tambah Agusrizal.
Situasi ini menyoroti tantangan logistik yang dihadapi oleh industri kopi di Jambi. Meskipun ada peningkatan permintaan, keterbatasan dalam infrastruktur pengiriman dan kapasitas produksi menjadi hambatan utama. Pemerintah dan pelaku industri perlu bekerja sama untuk mencari solusi yang efektif, termasuk peningkatan kapasitas produksi dan perbaikan infrastruktur logistik.
Kopi Jambi, dengan kualitasnya yang diakui di pasar global, memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu komoditas ekspor utama dari Indonesia. Upaya untuk meningkatkan produksi dan mempercepat proses pengeksporan harus menjadi prioritas agar kopi Jambi dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Dengan perbaikan dan pengembangan yang tepat, diharapkan kopi Jambi dapat lebih kompetitif di pasar global dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah.(*)
Add new comment