SPMB SMP Kota Jambi Dikeluhkan Warga

WIB
IST

Musim ajaran baru tinggal menghitung hari. Di Kota Jambi, antrean orang tua memasukkan anaknya ke sekolah-sekolah favorit mulai mengular.

Dari SD hingga SMA, seluruh jalur pendaftaran kini dibanjiri peminat. Khusus tingkat SMP, sejumlah sekolah favorit seperti SMP Negeri 1, SMP 6, dan SMP 7 menjadi primadona.

Di balik semangat dan harapan, riuh suara kekecewaan mulai menyeruak. Dalam sepekan terakhir, Redaksi Jambi Link menerima sejumlah keluhan warga yang mengeluhkan buruknya proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat SMP di Kota Jambi.

Salah satu keluhan datang dari K, warga Telanaipura. Ia mengaku sudah mendaftarkan anaknya ke SMP 7 sejak Senin lalu melalui sistem online, namun hingga hari ini belum diverifikasi.

“Kami daftar dari awal. Tapi tidak ada kabar sama sekali. Di SMP lain, sehari selesai. Ini sudah lima hari, masih nihil,” keluhnya kepada Jambi Link.

Ketimpangan kecepatan proses verifikasi juga mulai disorot. Berdasarkan data yang dihimpun Jambi Link hingga Rabu, 25 Juni 2025, untuk jalur Domisili SPMB Kota Jambi, terlihat:

SekolahJumlah PendaftarStatus Verifikasi
SMP Negeri 7137 pendaftarMasih lambat
SMP Negeri 11228 pendaftarLebih cepat

Kondisi ini memicu pertanyaan, mengapa sekolah dengan jumlah pendaftar lebih banyak justru bisa bekerja lebih efisien? Apakah ini soal SDM operator? Atau memang ada yang sengaja dilambatkan?

AS, orang tua lainnya, menyoroti tak fleksibelnya sistem online yang digunakan. Saat ia salah mengunggah dokumen, tidak ada opsi koreksi mandiri.

“Kami disuruh hubungi operator. Padahal sistem ini kan untuk meminimalkan komunikasi langsung. Tapi malah balik lagi ke manual,” katanya.

Protes juga datang dari B, orang tua calon siswa yang hendak mendaftar.

“Awalnya kami masuk jalur domisili. Tapi ternyata tidak masuk kuota. Mau ganti ke jalur prestasi tidak bisa. Fasilitasnya tidak ada,” ujarnya kecewa.

Ketiganya bukan satu-satunya yang kecewa. Beberapa orang tua bahkan menduga sistem ini tak transparan dan membuka celah ‘cawe-cawe’. Dugaan ini mencuat terutama pada sekolah-sekolah favorit, di mana banyak beredar isu “kursi bisa dibeli, asal tahu siapa yang dihubungi.”

Desakan kepada Wali Kota Jambi Maulana mulai terdengar. Warga berharap ada pengawasan langsung terhadap proses PPDB, khususnya pada jalur online.

“Kalau dibiarkan, kasihan anak-anak yang harusnya bisa masuk sekolah negeri. Masa depan mereka jangan ditentukan oleh sistem yang kacau,” ujar warga lainnya. (*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.