Festival Batanghari 2025 resmi dibuka Gubernur Jambi Al Haris di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Putri Pinang Masak, Kota Jambi, pada Sabtu malam, 2 Agustus 2025. Perhelatan akbar akan berlangsung hingga 9 Agustus 2025. Festival kali ini mengusung tema “Semakin Dilestarikan, Semakin Mensejahterakan”.
Saat membuka acara, Al Haris menegaskan tujuan utama festival ini bukan sekadar pagelaran seni. Tapi, juga untuk memberdayakan pelaku UMKM dan menggelorakan semangat pelestarian budaya Jambi.
Tujuan utama dari festival ini jelas, yaitu tidak hanya menampilkan seni dan budaya, tetapi juga memberdayakan UMKM, serta memperkuat semangat kita dalam melestarikan budaya,” ujar Al Haris.
Pembukaan festival berlangsung meriah dengan nuansa budaya Melayu Jambi yang kental. Tari-tarian tradisional Melayu mengawali seremoni pembukaan. Disusul dentuman musik dan sorak-sorai ribuan pengunjung yang memadati area RTH Putri Pinang Masak.
Gubernur Al Haris turut mengingatkan betapa pentingnya Sungai Batanghari dalam sejarah Jambi. Ia menyebut akan digelar parade perahu hias menyusuri Sungai Batanghari. Ini sebagai pengingat masa kejayaan nenek moyang di mana sungai itu menjadi urat nadi ekonomi, jalur rempah, dan pusat perdagangan Jambi di masa lalu.
"Mudah-mudahan parade perahu hias ini bisa mengingatkan masyarakat atas tradisi nenek moyang kita dahulu di perairan Sungai Batanghari... Jadi, mari bersama-sama kita jaga dan lestarikan kebersihan lingkungannya,” kata Al Haris.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Jambi untuk tak hanya menjadi penonton. Melainkan berperan aktif sebagai pelaku perubahan yang melestarikan warisan budaya.
"Setiap tarian, nyanyian, dan tradisi yang diangkat dalam kegiatan ini adalah cerminan kekayaan warisan negeri kita, sekaligus potensi luar biasa yang harus kita optimalkan untuk kemakmuran bersama,” tambahnya.
Merawat Budaya Melayu dan Tradisi Sungai
Puluhan perahu berhias warna-warni berpawai di Sungai Batanghari, menghadirkan kemeriahan sekaligus nostalgia akan tradisi transportasi sungai nenek moyang orang Jambi.
Sebagai wujud pelestarian budaya, Parade Perahu Hias di Sungai Batanghari menjadi salah satu atraksi utama Festival Batanghari 2025. Puluhan kapal berhias dekorasi tradisional berlayar perlahan di sepanjang sungai, seolah menyulap Batanghari menjadi panggung seni terapung yang spektakuler.
Masyarakat tumpah ruah di tepian Tanggo Rajo dan Jembatan Gentala Arasy untuk menyaksikan kapal-kapal berhias aneka rupa wara-wiri menghibur wisatawan. Parade ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga sarat makna historis. Perahu dan sungai merupakan bagian tak terpisahkan dari kebudayaan Jambi.
Melalui festival ini, tradisi maritim leluhur tersebut dikemas ulang dalam nuansa baru agar dikenal luas secara nasional.
Beragam kesenian daerah turut menyemarakkan festival. Pengunjung disuguhi penampilan seni tradisional Melayu Jambi, termasuk tari-tarian khas dan musik tradisi, yang membangkitkan kebanggaan akan warisan budaya.
Uniknya, tak hanya kebudayaan Jambi yang ditampilkan. Festival ini juga menghadirkan pertunjukan budaya dari berbagai penjuru Nusantara. Tari Saman dari Aceh yang energetik hingga tarian Yospan ceria dari Papua dibawakan di panggung terbuka, melambangkan semangat persatuan dalam kebhinekaan.
Selain itu, komunitas Suku Anak Dalam, salah satu suku asli pedalaman Jambi, turut diberi ruang tampil, mempersembahkan tarian dan nyanyian tradisional mereka yang langka dan memukau.
Tak ketinggalan unsur kreatif kekinian ikut dihadirkan untuk menarik minat generasi muda. Setiap malam, panggung festival menampilkan sajian budaya yang dikombinasikan dengan penampilan modern dari generasi Z dan Alfa, seperti tarian kontemporer dan musik digital, menciptakan harmoni antara tradisi dan tren masa kini.
Di area festival, digelar pula peragaan busana karya desainer lokal yang menonjolkan motif batik dan songket Jambi, serta bazar kuliner khas Jambi yang memikat selera pengunjung dengan aneka masakan tempoyak, gulai ikan patin, hingga kopi liberika.
Pemerintah Provinsi Jambi sengaja memfasilitasi stan-stan bagi kabupaten/kota untuk memamerkan produk ekonomi kreatif mereka – mulai dari kerajinan tangan, kain tradisional, hingga kopi dan camilan khas daerah – semuanya ada di satu tempat.
Harapannya, festival ini bukan hanya melestarikan seni budaya, tetapi juga mendongkrak pendapatan para pengrajin dan pelaku UMKM lokal. Tema “makin dilestarikan makin mensejahterakan” pun tercermin di sini, kian lestari budayanya, kian sejahtera pula masyarakatnya melalui peluang ekonomi kreatif.
Sunset Fun Run Promosikan Wisata Kota Tua
Sisi olahraga menjadi daya tarik tersendiri di Festival Batanghari 2025. Tahun ini, Dinas Pariwisata Provinsi Jambi mengemas promosi heritage Kota Jambi Seberang melalui gelaran lari maraton santai di sore hari. Acara bertajuk “Sunset Fun Run” ini mengambil rute sepanjang tepian Sungai Batanghari yang membelah kawasan Kota Tua Jambi Seberang.
Para pelari berkesempatan menikmati panorama deretan rumah panggung kuno dan masjid-masjid bersejarah di Seberang Kota Jambi, sembari berolahraga menanti matahari terbenam.
"Salah satu bagian terpenting dalam festival ini adalah promosi destinasi wisata kota tua Jambi Seberang yang dibalut dalam kegiatan maraton sore, mengambil rute sepanjang aliran sungai Batanghari melintasi bangunan rumah panggung di Kota Jambi Seberang,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jambi, Imron Rosyadi.
Antusiasme warga mengikuti lari senja ini cukup tinggi. Ratusan peserta lokal ikut ambil bagian, mulai dari komunitas lari Jambi hingga pelajar dan keluarga. Menariknya, sekitar 20 pelari mancanegara perwakilan negara-negara ASEAN juga turut meramaikan ajang sport tourism ini.
Kehadiran peserta asing tersebut menambah semarak sekaligus membuktikan daya tarik Festival Batanghari di kancah internasional.
“Lari sore ini diikuti masyarakat lokal dan menghadirkan sekitar 20 wisatawan mancanegara perwakilan dari negara ASEAN untuk memeriahkan event nasional ini,” kata Imron Rosyadi.
Para pelari melintasi Jembatan Pedestrian Gentala Arasy yang ikonik, lalu menyusuri jalan-jalan sempit bersejarah di Jambi Seberang, disambut senyum ramah warga setempat yang berjajar di depan rumah tradisional mereka. Semburat jingga matahari senja di ufuk barat menambah eksotis suasana, memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para peserta.
Di garis finis, para pelari disambut dengan medali partisipasi bergambar ikon Gentala Arasy serta suguhan minuman air tebu segar, menyatu dengan tema lokal. Kegiatan olahraga ini tidak hanya menyehatkan, tapi juga efektif memperkenalkan wisata sejarah Jambi.
Selain itu, terselip misi lingkungan di balik semangat olahraga. Sepanjang pagi sebelum lomba, digelar aksi Gerakan Batanghari Bersih, di mana komunitas pemuda dan pegiat lingkungan membersihkan sampah di bantaran sungai.
Edukasi Sosialisasi Wisata Bersih juga diberikan, mengajak masyarakat dan wisatawan menjaga kebersihan objek wisata sungai agar ekosistem terjaga. Kombinasi olahraga, wisata, dan aksi lingkungan ini menjadikan Festival Batanghari terasa lengkap dan bermakna. Pemerintah daerah menargetkan efek ganda dari event ini, termasuk perputaran ekonomi wisata yang diproyeksi menembus di atas Rp 2 miliar selama sepekan festival, berkat kedatangan wisatawan dan bergeliatnya sektor perhotelan serta kuliner lokal.
Panggung Musik Cadas: Rock Rise Vol.5
Gemuruh musik rock turut menghentak panggung Festival Batanghari 2025. Bagi pencinta musik “cadas” (musik rock/metal), panitia telah menyiapkan sajian spesial bertajuk Rock Rise Vol.5. Konser komunitas rock Jambi ini dijadwalkan berlangsung pada Selasa malam, 5 Agustus 2025, di panggung utama Festival Batanghari kawasan RTH Kota Jambi.
Mengusung tema “Bersatu Lewat Nada, Bangkit Lewat Panggung”, Rock Rise Vol.5 menampilkan enam band lokal pilihan yang siap menggebrak panggung dengan aksi terbaik mereka. Band-band independen asli Jambi tersebut dipercaya mampu merepresentasikan semangat komunitas musik rock di kota ini yang terus bergelora dan berkembang.
Kehadiran Rock Rise dalam rangkaian festival juga menjadi bukti bahwa potensi kreatif lokal, termasuk di kalangan musisi indie, mendapat panggung terhormat di event sebesar ini. Hal ini sejalan dengan fokus festival tahun ini yang mengangkat potensi kreatif lokal lintas bidang, dari seni tradisi hingga musik modern.
Eko Sinyo, pendiri komunitas Rock Rise, menyampaikan bahwa gelaran musik ini bukan semata hiburan tapi juga wadah mempererat solidaritas antarmusisi.
“Event ini bukan sekadar pertunjukan musik, tapi menjadi ajang silaturahmi untuk meningkatkan semangat persaudaraan bagi musisi rock Jambi,” ungkap Eko Sinyo.
Ia menambahkan, Rock Rise Vol.5 diharapkan menjadi ruang ekspresi bagi band-band lokal serta hiburan alternatif bagi masyarakat umum, terutama kaum muda penikmat rock. Eko turut mengajak segenap penikmat musik keras di Jambi untuk datang meramaikan.
“Acara ini terbuka untuk umum dan diharapkan bisa jadi alternatif hiburan bagi masyarakat Jambi dan sekitarnya. Ayo datang dan ramaikan, siap-siap headbang sampai puas!” serunya bersemanga.
Seruan tersebut disambut antusias oleh komunitas rock setempat. Menjelang konser, para penggemar sudah mulai memadati area sekitar panggung dengan atribut band kesayangan, membuktikan geliat skena musik rock daerah tak kalah dengan kota besar. Rock Rise Vol.5 menjadi bukti eksistensi musisi Jambi di genre cadas, sekaligus menutup stigma bahwa festival budaya hanya berisi hal tradisional. Di Jambi, musik modern pun diberi tempat terhormat.
Malam konser Rock Rise diperkirakan akan menjadi salah satu puncak keramaian festival. Dentuman drum dan distorsi gitar dari enam band lokal tersebut diyakini mampu mengajak pengunjung larut dalam euforia. Kolaborasi antar komunitas musik pun terjadi; beberapa musisi tradisional Jambi dikabarkan akan tampil membuka konser dengan sentuhan etnik, menciptakan kolaborasi unik antara alat musik tradisi dan band rock modern. Inisiatif kolaboratif ini sejalan dengan semangat festival yang menjembatani warisan leluhur dengan kreativitas generasi muda.
Pemerintah Provinsi Jambi mengapresiasi tingginya animo masyarakat. Gubernur Al Haris menyebut festival ini sebagai ruang selebrasi identitas dan kekayaan budaya Jambi yang tumbuh di sepanjang Sungai Batanghari.
“Festival Batanghari menjadi panggilan bagi kita untuk merayakan warisan sungai terpanjang di Sumatera ini dengan penuh kebanggaan,” ujarnya.
Bahkan, di ajang ini pemerintah turut memberikan Penghargaan Pariwisata Jambi 2025 sebagai bentuk apresiasi kepada para pegiat dan destinasi wisata terbaik di daerah. Malam penutupan nanti akan dimeriahkan dengan Grand Final Talenta Jambi 2025, semacam kompetisi unjuk bakat seni bagi putra-putri daerah, yang pemenangnya akan diumumkan bersamaan dengan pemberian penghargaan tersebut.
Acara puncak ini menjadi klimaks dari rangkaian festival, sekaligus momentum refleksi atas capaian di sektor pariwisata dan budaya Jambi. Anda belum nonton? Ayo ajak keluarganya ramai-ramai.(*)
Add new comment