JAMBI – Sampah sering dianggap persoalan yang menimbulkan beban lingkungan, namun di tangan yang tepat ia bisa berubah menjadi peluang ekonomi. Hal inilah yang coba ditanamkan tim dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jambi melalui program pengabdian kepada masyarakat di Kelurahan Olak Kemang, Kota Jambi, Kamis (7/8/2025).
Kegiatan ini mengangkat tema “Ekonomi Kreatif Berbasis Sampah untuk Pemberdayaan Keluarga”, dengan tujuan meningkatkan kesadaran, keterampilan, dan partisipasi warga, khususnya perempuan dan ibu rumah tangga, dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Wiwik Tiswiyanti, S.E., M.M., Ak., menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam pengelolaan sampah rumah tangga.
“Ibu rumah tangga dan perempuan adalah aktor penting. Mereka berhadapan langsung dengan sampah setiap hari. Jika mereka sadar dan terampil mengelola sampah, bukan hanya lingkungan yang lebih sehat, tetapi juga dapat membuka peluang tambahan penghasilan,” ujar Wiwik.
Tim yang terdiri dari Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.SA., Ak., Dr. Netty Herawaty, S.E., M.Si., Ak., Rahayu, S.E., M.SA., Ak., dan Heryani, S.E., M.Ak., serta dibantu dua mahasiswa FEB UNJA ini memberikan pemahaman melalui sosialisasi interaktif, diskusi ringan, hingga praktik sederhana memilah dan mengolah sampah.
Dalam sesi diskusi, Wiwik mencontohkan bahwa sampah plastik, kertas, hingga organik bisa diolah menjadi produk bernilai ekonomi. Misalnya, plastik menjadi kerajinan tangan, kertas daur ulang menjadi bahan kreatif, sementara sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos.
“Langkah sederhana seperti memilah sampah ternyata punya dampak luar biasa. Lingkungan menjadi bersih, kesehatan keluarga terjaga, dan ibu-ibu bisa memperoleh tambahan penghasilan dari hasil daur ulang,” jelasnya.
Kegiatan ini dihadiri Lurah Olak Kemang Hendri, S.E., beserta puluhan ibu rumah tangga dan anggota PKK. Suasana sosialisasi berlangsung hangat. Para peserta tampak antusias bertanya dan berbagi pengalaman tentang kebiasaan sehari-hari mereka dalam mengelola sampah.
Menurut Hendri, kehadiran tim FEB UNJA menjadi motivasi baru bagi warganya.
“Selama ini warga sudah berusaha menjaga kebersihan, tapi belum banyak yang tahu bahwa sampah bisa jadi peluang ekonomi. Sosialisasi ini sangat bermanfaat,” katanya.
Program ini merupakan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat, yang dilakukan secara rutin oleh dosen-dosen Universitas Jambi. Selain transfer ilmu, kegiatan semacam ini menjadi sarana nyata kampus hadir di tengah masyarakat dengan solusi aplikatif atas persoalan sehari-hari.
Tim dosen berharap pelatihan ini tidak berhenti pada pemahaman semata, melainkan dilanjutkan dengan praktik berkelanjutan. “Kalau ibu-ibu konsisten, kita yakin Olak Kemang bisa jadi contoh kelurahan ramah lingkungan berbasis ekonomi kreatif,” ujar Prof. Sri Rahayu.
Sebagai tindak lanjut, tim FEB UNJA membuka kemungkinan melakukan pelatihan lanjutan seperti pembuatan kompos, kerajinan dari plastik daur ulang, hingga manajemen usaha mikro. Targetnya, warga tidak hanya sadar lingkungan, tapi juga mampu membentuk kelompok usaha berbasis sampah.
Dengan cara ini, masalah sampah yang kerap jadi beban bisa disulap menjadi sumber ekonomi keluarga sekaligus penguatan kesadaran lingkungan masyarakat.(*)
Add new comment