Alih fungsi lahan menjadi tantangan serius bagi Kabupaten Tanjabbar, Jambi, menyebabkan kekurangan produksi beras hingga 7.000 ton per tahun. Bupati Anwar Sadat menyerukan tindakan tegas untuk mempertahankan lahan pertanian dan mengatasi isu harga pinang yang anjlok. Pelajari lebih lanjut tentang upaya pemerintah dan dampak sosial-ekonomi dari perubahan ini.
***
Kuala Tungkal - Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi, menghadapi tantangan serius terkait penurunan produksi beras. Bupati Tanjabbar Anwar Sadat mengungkapkan bahwa alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan diduga menjadi faktor utama yang menyebabkan kekurangan produksi beras di wilayah tersebut. Setiap tahun, Tanjabbar kekurangan sekitar 7.000 ton beras, dan hal ini mengancam status daerah sebagai lumbung padi.
Bupati Anwar Sadat menyoroti isu alih fungsi lahan pertanian yang terus berlangsung dan meminta dinas terkait untuk membina para petani agar tidak mengubah lahan pertanian menjadi perkebunan atau lahan non-pertanian lainnya. "Pertahankan lahan pertanian yang sudah ada dan jaga agar tidak terjadi alih fungsi lahan, karena kebutuhan beras makin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk," tegas Anwar.
Alih fungsi lahan tidak hanya mempengaruhi produksi beras tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Jika terus dibiarkan, Tanjabbar dapat kehilangan identitasnya sebagai lumbung padi, dan petani lokal mungkin akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan daerah.
Untuk mengatasi kekurangan produksi beras, Bupati Anwar Sadat mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang ada untuk pertanian padi. "Jangan sampai lahan kita diisi oleh petani dari luar yang memasok beras. Saya ingin petani lokal sejahtera. Saat ini, menanam padi adalah primadona dunia," jelasnya.
Pemerintah daerah telah menyiapkan alat berat seperti excavator amfibi untuk mendukung para petani. Alat ini diharapkan dapat membantu dalam proses penanggulan dan juga bermanfaat bagi perkebunan, seperti membuat tanggul untuk tanaman pinang, sawit, dan kelapa.
Selain masalah produksi beras, Bupati Anwar Sadat juga menyoroti harga pinang yang anjlok, yang sangat bergantung pada pasar internasional. Ia telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Gubernur Jambi untuk mencari solusi dan mendorong diadakannya negosiasi perdagangan internasional.
"Saya sudah beberapa kali bertemu dengan Gubernur Jambi bahkan langsung menemui Menteri Perdagangan RI untuk mendorong diadakannya negosiasi perdagangan internasional yang saat ini sedang diusahakan pemerintah pusat," ujar Anwar.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Bupati Anwar Sadat berharap dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh petani lokal dan memastikan bahwa Kabupaten Tanjung Jabung Barat tetap menjadi salah satu penghasil beras utama di Jambi.(*)
Add new comment