Semangat Hari Pahlawan tahun ini mendapat makna baru di Desa Pasir Tuntung, Labuhanbatu Selatan, Sumatera Utara. Bagi Haposan Manurung dan ribuan petani sawit lainnya, perjuangan di masa kini bukan lagi di medan tempur, melainkan di hamparan kebun sawit muda yang baru dua tahun diremajakan.
“Dulu hasilnya makin sedikit, kami hampir putus asa,” ujar Haposan, Ketua Perkumpulan Kelompok Tani Pasir Tuntung Jaya, saat memandangi daun-daun sawit hijau segar. “Sekarang kami bisa kembali berharap. Bermitra dengan PTPN IV PalmCo membuat kami lebih optimis.”
Bagi para petani ini, PTPN IV PalmCo, Sub Holding PTPN III (Persero), hadir sebagai mitra yang menyalakan kembali harapan kemandirian ekonomi di akar rumput.
PTPN IV PalmCo menempatkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sebagai salah satu pilar utama pengembangan perusahaan hingga tahun 2029. Program ini bertujuan meningkatkan produktivitas kebun rakyat melalui penyediaan bibit unggul, teknologi budidaya modern, dan pendampingan teknis berkelanjutan.
Hingga tahun 2029, PalmCo berencana mendorong peremajaan sawit rakyat seluas 86.744 hektare. Sementara hingga kuartal ketiga tahun ini, Perusahaan telah memfasilitasi rekomendasi teknis untuk proses pencairan dana BPDPKS bagi 22.568 Hektare kebun rakyat.
Pendekatan single management atau pola pengelolaan bersama antara perusahaan dan koperasi menjadi kunci sukses kemitraan ini. Model ini menjamin efisiensi, transparansi, dan profesionalisme petani. Hasilnya terbukti fantastis:
- Produktivitas kebun mitra meningkat hingga 12,57 ton Tandan Buah Segar (TBS) per hektare untuk Tanaman Menghasilkan (TM) tahun pertama, angka yang berada di atas rata-rata nasional.
- Di kebun sawit Tani Sejahtera, produktivitas TM tahun kesembilan bahkan mencapai 27 ton per hektare per tahun, menjadikannya capaian luar biasa.
“Dulu kami sempat khawatir. Tapi PTPN berubah. Sekarang bermitra adalah solusi terbaik untuk pengelolaan sawit rakyat,” kata Setiyono, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit PIR Indonesia (Aspekpir).
Kisah sukses kemitraan ini tidak terbatas di Sumatra. M. Nur, petani sawit di Serang, Banten, mengaku pendampingan penuh dan gratis dari PalmCo membuatnya lebih percaya diri.
“Kami belajar tentang pembibitan, panen, sampai manajemen keuangan. Hasilnya langsung terasa,” tuturnya.
Di Sulawesi Selatan, Muhammad Hajar Aswad dari KUD Masamba Tani Utama menilai pembinaan dari PalmCo tidak hanya soal teknis budidaya, tetapi juga membangun kepercayaan. "Dari pelatihan yang diselenggarakan PalmCo, kami belajar bahwa keterbukaan dan kepercayaan bisa menciptakan hasil besar. Ini perjuangan zaman sekarang,” ujarnya.
Kontribusi PalmCo juga merambah ke hilir industri dengan mendampingi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjadi bagian dari rantai nilai sawit.
Syahrial, pemimpin Rumbio Jaya Steel di Riau, bercerita omzet koperasinya berkembang pesat setelah bergabung sebagai mitra binaan pada 2021.
“Sekarang omzet kami sudah miliaran rupiah per tahun, dan produk kami berstandar SNI. PalmCo membuka jalan agar kami bisa tumbuh bersama industri sawit,” ujar Syahrial.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko K. Santosa, menegaskan bahwa semangat kepahlawanan masa kini diwujudkan lewat kontribusi nyata membangun kesejahteraan rakyat.
“Menjadi pahlawan hari ini berarti berani mengambil peran untuk negeri. Hadir sebagai mitra petani dan UMKM dalam memperkuat ekonomi rakyat dan memastikan keberlanjutan industri sawit nasional, adalah cara kami berkontribusi,” tukasnya.
Di tengah tantangan global, langkah PalmCo bersama para petani ini membuktikan bahwa semangat perjuangan tidak pudar. Di ladang-ladang sawit yang dulu meranggas, kini tumbuh tunas-tunas baru yang memberi kehidupan bagi banyak keluarga.
“Kalau dulu pahlawan membawa senjata, kini perjuangan kami lewat kebun dan kemitraan,” tutup Haposan Manurung.(*)
Add new comment