Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.
(Guru Besar UIN STS Jambi)
A. Transformasi Pendidikan di Jambi
Transformasi pendidikan di era global menuntut sekolah tidak hanya menyiapkan peserta didik cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kompetensi abad 21 seperti kreativitas, komunikasi, kolaborasi, dan pemikiran kritis (Trilling & Fadel, 2019, hlm. 43). Di Indonesia, tantangan pemerataan mutu pendidikan masih menjadi isu krusial, termasuk di Provinsi Jambi. Rencana kehadiran Sekolah Garuda menjadi rintisan strategis untuk mendorong lahirnya SDM global yang berakar pada nilai lokal sekaligus adaptif terhadap transformasi pendidikan global. Model sekolah ini sejalan dengan konsep education for global readiness yang menekankan orientasi kompetensi multibudaya, literasi digital, dan kemampuan inovasi (Darling-Hammond, 2020, hlm. 77).
Dengan mengintegrasikan pendekatan pedagogi modern, penguatan karakter, kolaborasi internasional, serta pengembangan budaya riset di lingkungan sekolah, Sekolah Garuda muncul sebagai prototipe “global-local excellence school”. Upaya ini relevan dengan arah kebijakan nasional terkait Merdeka Belajar, transformasi pembelajaran, dan peningkatan mutu pendidikan (Kemendikbudristek, 2023, hlm. 12).
B. Paradigma Pendidikan Global dan Kebutuhan Daerah
Pendidikan global menuntut siswa memiliki global mindset, pemahaman lintas budaya, kemampuan literasi digital, serta keterampilan inovatif (Zhao, 2021, hlm. 30). Jambi sebagai wilayah dengan kekayaan sumber daya alam dan keragaman etnis memerlukan SDM yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional. Pembangunan SDM unggul menjadi agenda utama provinsi, sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045.
Paradigma global education menekankan konektivitas dan kemampuan memahami fenomena lintas batas negara (Mansilla & Jackson, 2018, hlm. 65). Sekolah Garuda mengadopsi prinsip ini dengan mempersiapkan siswa menghadapi dinamika ekonomi digital, perubahan iklim, dan mobilitas global. Dalam konteks lokal Jambi, pendekatan ini relevan untuk memacu tumbuhnya generasi problem-solver yang berdaya saing tinggi.
C. Model Pengembangan SDM di Sekolah Garuda
Pengembangan SDM global membutuhkan fondasi kurikulum yang adaptif. Sekolah Garuda menerapkan tiga pendekatan strategis:
- Kurikulum Integratif Global–Lokal (Glocal Curriculum)
Kurikulum dirancang menggabungkan standar internasional seperti Cambridge Learner Attributes dengan nilai kebudayaan lokal Jambi. Hal ini sejalan dengan konsep glocal curriculum yang menekankan jati diri lokal sebagai penguat kompetensi global (Pike, 2020, hlm. 82). Tema-tema budaya Melayu Jambi, lingkungan hidup, literasi sungai, dan kearifan lokal menjadi konteks pembelajaran autentik.
- Pembelajaran Berbasis Proyek dan STEAM
Model project-based learning dan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) terbukti meningkatkan kreativitas, kolaborasi, dan pemecahan masalah (Holm, 2019, hlm. 110). Sekolah Garuda memadukan pendekatan ini dengan aktivitas riset mikro, praktik kewirausahaan, dan inovasi digital. - Penguatan Kompetensi Guru
Kualitas guru menjadi penentu utama keberhasilan sekolah (Sahlberg, 2020, hlm. 54). Guru diberi pelatihan berkelanjutan, coaching, dan supervisi akademik berbasis data. Kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi di Jambi turut memperkuat kapasitas pedagogik dan riset tenaga pendidik.
D. Kolaborasi Internasional dan Kemitraan Sekolah
Sekolah Garuda membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan internasional dalam bentuk exchange program, virtual learning, joint project, dan peningkatan kapasitas guru dan peserta didik. Kolaborasi ini sesuai dengan konsep transnational partnership in education yang memperkuat kompetensi global siswa (Spring, 2020, hlm. 102).
Selain itu, sekolah menjalin kerja sama dengan industri lokal dan nasional guna meningkatkan career readiness peserta didik. Pola ini sejalan dengan kebijakan MBKM yang memperluas kemitraan berbasis ekosistem (Direktorat SDM, 2023, hlm. 14).
E. Sekolah Garuda sebagai Research School
Penelitian pendidikan mutakhir menekankan bahwa sekolah perlu menjadi pusat inovasi dan produksi pengetahuan, bukan hanya tempat transfer pengetahuan (Hattie, 2018, hlm. 21). Sekolah Garuda mengembangkan diri sebagai research school dengan karakteristik berikut:
- Budaya Riset pada Guru dan Siswa
Guru terbiasa menyusun PTK (Penelitian Tindakan Kelas), riset mikro, dan publikasi sederhana. Siswa dilatih melakukan observasi, eksperimen, dan proyek ilmiah, sejalan dengan model pembelajaran berbasis inquiry (Kuhlthau, 2021, hlm. 56).
- Laboratorium Pembelajaran dan Inovasi
Sekolah memiliki learning lab tempat guru menguji model pembelajaran baru, teknologi digital, dan metode asesmen formatif. Pendekatan design-based research digunakan untuk menyempurnakan praktik pembelajaran (McKenney & Reeves, 2019, hlm. 79).
- Kemitraan Riset dengan Perguruan Tinggi
Sekolah Garuda bekerja sama dengan UIN STS Jambi, UNJA, dan universitas lain untuk kolaborasi penelitian, supervisi magang, serta pengembangan kurikulum. Model ini selaras dengan prinsip school–university partnership (Burns & Schrum, 2020, hlm. 98).
Keberadaan research school menjadikan Sekolah Garuda bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi juga pusat pengembangan inovasi lokal.
F. Penutup
Sekolah Garuda hadir sebagai rintisan kuat dalam membangun SDM global dari Provinsi Jambi. Dengan kurikulum glocal, pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi internasional, serta transformasi menjadi research school, model ini dapat menjadi prototipe sekolah unggul di Indonesia. Penguatan kapasitas guru, dukungan pemerintah daerah, dan kerja sama multipihak akan mempercepat terwujudnya generasi Jambi yang berdaya saing dunia.
Referensi:
- Burns, M., & Schrum, L. (2020). Leading the Learning: School–University Partnerships. Routledge.
- Darling-Hammond, L. (2020). Learning for a Changing World. Teachers College Press.
- Direktorat SDM. (2023). Transformasi Pembelajaran Berbasis Ekosistem. Kemendikbudristek.
- Hattie, J. (2018). Visible Learning: A Synthesis of Over 800 Meta-Analyses. Routledge.
- Holm, M. (2019). “Project-Based Learning and Student Creativity.” Journal of Learning Design, 12(3), 100–117.
- Kemendikbudristek. (2023). Kebijakan Merdeka Belajar.
- Kuhlthau, C. (2021). Inquiry-Based Learning in Schools. MIT Press.
- Mansilla, V. B., & Jackson, A. (2018). Educating for Global Competence. OECD Publishing.
- McKenney, S., & Reeves, T. (2019). Conducting Educational Design Research. Routledge.
- Pike, G. (2020). Global Education and Local Identity. Bloomsbury.
- Sahlberg, P. (2020). Finnish Lessons 3.0. Teachers College Press.
- Spring, J. (2020). Globalization of Education. Routledge.
- Trilling, B., & Fadel, C. (2019). 21st Century Skills. Jossey-Bass.
- Zhao, Y. (2021). Learners Without Borders. Corwin.
- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
- Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan.
- Peraturan Mendikbud Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Pendidikan.
Add new comment