Kerinci - Proyek pembangunan jalan akses menuju Bandara Depati Parbo, Kabupaten Kerinci, menuai protes keras. Pembangunan infrastruktur ini dituding menjadi biang kerok rusaknya sistem irigasi di Kecamatan Tanah Cogok (Tanco).
Akibatnya, pasokan air terganggu dan mengancam sekitar 230 hektare sawah warga mengalami gagal panen (puso). Dampak ini dirasakan langsung oleh petani di empat desa, yakni Desa Koto Iman, Desa Agung, Koto Salak, dan Koto Petai.
Perwakilan petani Koto Iman, Arzal, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyebut material proyek jalan masuk ke saluran irigasi dan mengeras, sehingga menyumbat aliran air. Masalah diperparah dengan aktivitas alat berat yang mengubah kemiringan tanah rawa di area tersebut.
"Kami sudah mengikuti semua prosedur, beberapa kali menyurati Bupati dan instansi terkait, tetapi tidak ada tanggapan. Air mengalir lambat, saat musim panas warga tak bisa menggarap sawah," keluh Arzal.
Warga mendesak solusi permanen berupa pembangunan Box Culvert agar aliran air kembali lancar. Upaya mengadu ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS) VI Jambi pun buntu karena warga justru diarahkan kembali ke pihak bandara.
Sorotan juga tertuju pada Bupati Kerinci, Monadi. Meski sempat meninjau lokasi beberapa waktu lalu, warga menilai kunjungan tersebut belum membuahkan tindak lanjut nyata.
"Masyarakat empat desa masih menunggu realisasi janji Bupati Monadi. Kami hanya ingin irigasi diperbaiki agar sawah bisa kembali digarap seperti biasa," tegas Arzal.
Kini, ratusan petani hanya bisa berharap pemerintah daerah dan otoritas bandara segera mengambil langkah konkret sebelum lahan pertanian mereka benar-benar mati total.(*)
Sumber : https://imcnews.id/read/2025/12/08/26067/proyek-jalan-bandara-depati-parbo-disoal-ratusan-hektar-sawah-di-tanco-terancam-fuso
Add new comment