Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Kumpe Ilir, Kabupaten Muaro Jambi, bukan sekadar bencana alam yang datang dan pergi dengan sendirinya. Di tengah musim kemarau yang panjang dan panas ekstrem, ancaman ini semakin nyata dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak—bukan hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat yang berada di garis depan.
Pada Sabtu (31/8/2024), situasi di Rantau Panjang mencapai titik kritis, memaksa Dandim 0415/Jambi Letkol Inf Yoga Cahya Prasetya dan Danrem 042/Gapu turun langsung ke lapangan. Langkah ini bukan sekadar simbolis; ini adalah panggilan untuk tindakan nyata dalam menghadapi ancaman yang berpotensi menghancurkan ekosistem dan mengancam kesehatan ribuan warga.
“Kita tidak bisa lagi menganggap enteng situasi ini. Dengan kondisi cuaca yang ekstrem, setiap menit yang berlalu tanpa tindakan efektif bisa memperburuk situasi,” tegas Letkol Yoga, menggarisbawahi bahwa sinergi antara semua pihak adalah kunci untuk menanggulangi karhutla ini.
Apa yang terlihat di lapangan bukanlah sekadar upaya pemadaman biasa. Tim gabungan TNI, BPBD, dan masyarakat bekerja keras di bawah kondisi yang sangat sulit, mencoba mengendalikan api yang terus menyebar. Helikopter dikerahkan untuk menjatuhkan air dari udara, sementara dari darat, setiap anggota tim berjibaku dengan api yang kian mendekati permukiman.
Namun, tantangan terbesar mungkin bukan sekadar api yang berkobar, tetapi ketidakseriusan dalam pencegahan yang selama ini menjadi akar masalah. "Jika kita hanya fokus pada pemadaman tanpa memikirkan langkah preventif, kita hanya akan terus berlari di tempat," kata Letkol Yoga dengan nada tegas. Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat harus lebih peduli dan proaktif dalam menjaga lingkungan, menghindari aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran.
“Kejadian ini harus menjadi pelajaran keras bagi kita semua,” tambahnya. “Karhutla bukan sekadar masalah alam, ini adalah masalah sosial yang memerlukan komitmen penuh dari semua lapisan masyarakat.”
Letkol Yoga juga tidak segan-segan menyinggung perlunya pendekatan yang lebih agresif dalam penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran hutan. "Hukuman harus ditegakkan. Jika tidak, kita akan terus terjebak dalam siklus bencana yang sama setiap tahun," ujarnya.
Dengan semua upaya yang tengah dilakukan, Dandim 0415/Jambi ini berharap agar penanganan karhutla di Rantau Panjang bisa segera membuahkan hasil. Namun, ia menekankan bahwa kemenangan melawan karhutla ini hanya mungkin jika ada perubahan sikap dan tindakan dari semua pihak, terutama dalam pencegahan dan penegakan hukum yang lebih tegas.
Krisis ini bukan hanya ujian bagi tim di lapangan, tetapi juga bagi semua pihak yang terlibat—seberapa jauh mereka siap untuk bertindak, seberapa besar mereka benar-benar peduli. Karena pada akhirnya, lingkungan yang rusak tidak hanya akan menghukum mereka yang lalai, tetapi juga generasi yang akan datang.(*)
Add new comment