Mampukah Maulana-Diza Hidupkan Legenda Rawasari yang kini Mati?
Oleh:
Muawwin MM**
Saya dan anda semua tentu masih ingat, bagaimana di tahun 90-an, Terminal Rawasari berdetak seperti jantung kota yang tak pernah tidur. Di sana, ekonomi rakyat berdenyut kencang, dari pagi buta hingga larut malam. Pedagang menggelar dagangan. Sopir angkot bersaing mengangkut penumpang. Dan warga kota menenun harinya dari percakapan-percakapan kecil di bangku terminal.
Kini, Rawasari lebih mirip fosil. Sebuah monumen urban yang membisu.