BWSS VI Gencarkan Proyek Strategis di Jambi, Rehabilitasi Rawa Parit Pudin Digelontor Rp 20 Miliar

Selain menggarap proyek jumbo senilai Rp 57 miliar untuk pembangunan tanggul penutup dan jaringan irigasi Batang Asai di Kabupaten Sarolangun, Balai Wilayah Sungai Sumatera VI (BWSS VI) juga akan mengeksekusi satu lagi proyek strategis di pantai timur Jambi di tahun 2025 ini.

Proyek itu adalah rehabilitasi jaringan rawa D.I.R Parit Pudin di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Nilai proyek yang dikucurkan sebesar Rp 20 miliar dari APBN Tahun Anggaran 2025. Saat ini, kedua proyek jumbo ini tengah proses tender.

Proyek ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga dan memperkuat ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya air di Provinsi Jambi, khususnya di wilayah pesisir yang rentan terhadap abrasi, intrusi air laut, dan kerusakan saluran irigasi akibat pasang surut.

Kegiatan ini berlokasi di D.I.R Parit Pudin, dengan luas baku mencapai 5.927 hektar. Akses menuju lokasi terbilang cukup mudah, bisa ditempuh melalui jalur darat dari Kota Jambi sejauh 125 km dalam waktu 3–4 jam.

Pantai timur Jambi memang dikenal sebagai kawasan rawa produktif. Berdasarkan data, total pengembangan lahan rawa di wilayah ini telah mencapai 211.962 hektar, digunakan untuk pertanian pangan, perkebunan, serta sebagian kecil tambak rakyat.

Namun, seiring waktu, banyak jaringan irigasi rawa mengalami kerusakan atau tidak lagi optimal. Karena itu, proyek rehabilitasi ini menjadi sangat penting.

Dengan tambahan proyek di Tanjab Barat ini, BWSS VI tercatat mengelola sedikitnya dua proyek besar di Provinsi Jambi pada tahun anggaran 2025, yakni:

1. Pembangunan Tanggul dan Jaringan Irigasi Batang Asai, Sarolangun – Senilai Rp 57 miliar, dengan fokus pada pengendalian banjir dan optimalisasi jaringan irigasi untuk mendukung lahan pertanian di wilayah hulu.
2. Rehabilitasi Jaringan Rawa D.I.R Parit Pudin, Tanjung Jabung Barat – Senilai Rp 20 miliar, dengan fokus perbaikan saluran irigasi rawa untuk mendukung pertanian di wilayah pesisir dan mengantisipasi gangguan akibat pasang surut.

Kedua proyek ini dikelola langsung oleh SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Sumatera VI, di bawah kendali BWSS VI Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR.

Berikut adalah visualisasi perbandingan anggaran dua proyek besar BWSS VI di Provinsi Jambi tahun anggaran 2025:

• Proyek Batang Asai (Sarolangun) dialokasikan anggaran sebesar Rp 57 miliar, meskipun hanya mencakup 1 hektar output.
• Proyek Rehabilitasi Jaringan Rawa D.I.R Parit Pudin (Tanjung Jabung Barat) menerima alokasi anggaran Rp 20 miliar, untuk cakupan luas baku sebesar 5.927 hektar.

Masyarakat Minta Diawasi, Jangan Asal Jadi

Masyarakat di Tanjab Barat menyambut baik proyek rehabilitasi itu. Namun juga menaruh harapan agar proyek ini diawasi secara ketat dan benar-benar membawa manfaat bagi petani setempat.

“Kami minta jangan asal-asalan. Saluran irigasi di sini memang banyak rusak. Kami sangat butuh perbaikan agar air bisa lancar ke sawah. Tapi mohon diawasi agar proyek ini tidak jadi ajang korupsi,” ujar Roni, petani di Parit Pudin.

Pernyataan senada juga muncul saat proyek Rp 57 miliar di Batang Asai diumumkan. Warga dan tokoh lokal meminta agar proyek berskala besar itu dikawal agar tidak mangkrak atau dikerjakan asal jadi.

Dengan nilai total lebih dari Rp 77 miliar, dua proyek BWSS VI ini menjadi ujian nyata bagi Kementerian PUPR dan mitra pelaksananya. Proyek yang menyasar ketahanan pangan dan pengendalian banjir harus direalisasikan secara maksimal agar tidak menjadi sekadar angka dalam laporan.

Publik kini berharap agar proyek-proyek infrastruktur air ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat, bukan menjadi "proyek musiman" tanpa dampak jangka panjang. Bagaimana perkembangan dua proyek jumbo ini? Nantikan terus updatenya di Jambi Link.(*)