Polda Jambi kini mengarahkan penyelidikan pada tiga tersangka baru dalam kasus pengrusakan lima Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Sungai Penuh. Ketiga tersangka, berinisial HG, AT, dan W, diduga memiliki peran penting dalam insiden yang mencoreng proses demokrasi tersebut.
Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira, Direktur Reskrimum Polda Jambi, menyampaikan bahwa HG memiliki latar belakang sebagai Ketua PPK di Koto Baru pada tahun 2020. Status ini membuka dugaan bahwa ia memahami seluk-beluk teknis pemilu. “Surat perintah penangkapan telah kami keluarkan untuk HG dan AT, sementara W dipanggil untuk hadir ke Polda Jambi pada Jumat (6/12),” kata Andri, Rabu (4/12).
Siapa HG, AT, dan W?
Peran HG dalam struktur penyelenggara pemilu membuat keterlibatannya menarik perhatian. Sebagai mantan Ketua PPK, HG diduga memiliki akses strategis yang memungkinkan koordinasi aksi ini. Sementara itu, keterlibatan AT dan W masih menjadi fokus pemeriksaan lebih lanjut.
Selain itu, penyidik terus menggali potensi keterkaitan mereka dengan sembilan tersangka lainnya yang telah diamankan lebih dulu. Sebelumnya, tiga dari sembilan tersangka tersebut ditangkap di Bukittinggi, Sumatera Barat, setelah kabur menggunakan mobil dinas milik Pemerintah Kota Sungai Penuh.
Penyidik Ditreskrimum terus memeriksa intensif untuk mengungkap otak pelaku di balik perusakan TPS. Dugaan peran HG sebagai mantan Ketua PPK menjadi salah satu titik terang baru dalam mengurai motif aksi ini.
“Pemeriksaan terhadap HG, AT, dan W menjadi prioritas kami untuk mendapatkan gambaran lebih jelas terkait dalang dari insiden ini,” tegas Andri.
Warga Kota Sungai Penuh pun menanti hasil penyelidikan, mengharapkan keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu. Pemeriksaan terhadap ketiga tersangka baru diharapkan mampu membuka tabir yang selama ini menyelimuti kasus ini.(*)
Add new comment