KOTA JAMBI – Ruang interogasi di Mapolsek Jambi Selatan siang itu terasa lebih panas dari biasanya. Seorang pria berkaus lusuh duduk terpaku. Di hadapannya, petugas mencatat setiap pengakuan yang keluar dari mulutnya. Pria itu adalah RP, warga Pall Merah, Jambi. Ia baru saja digelandang karena ulahnya membawa kabur sepeda motor temannya sendiri — demi memuaskan candu judi slot online.
Kisah bermula pada Februari 2025. RP meminjam motor Yamaha Mio milik Monica Tri Agusti. Hubungan keduanya cukup dekat, saling kenal. Tak ada kecurigaan saat kunci motor diserahkan. Tapi hari berganti minggu, minggu menjelma bulan — motor itu tak pernah kembali. Monica pun mulai gelisah. Hingga akhirnya, ia melangkah ke kantor polisi.
Kapolsek Jambi Selatan, AKP Herlawati, menceritakan kepada wartawan bahwa RP diamankan setelah tim opsnal melakukan penelusuran berdasarkan laporan Monica. "Tersangka ini awalnya hanya meminjam. Tapi karena terlilit judi online, motor itu malah digadaikan," kata Herlawati, menggeleng pelan.
RP sendiri tak banyak membantah. Kepada penyidik, ia mengakui semua. Motor dipinjam untuk dijadikan modal bermain slot online, permainan judi digital yang menjanjikan 'cuan cepat' namun menyimpan kehancuran dalam diam. "Saya cuma butuh modal awal, yakin bisa menang," kata RP lirih, sebagaimana ditirukan penyidik.
Tapi nasib tak berpihak padanya. Bukan untung yang datang, melainkan buntung. Motor yang sudah digadaikan tak bisa ditebus. Uang habis di layar gawai. RP pun memilih kabur, hingga akhirnya diciduk aparat.
Kini, ia mendekam di sel tahanan dan dijerat Pasal 372 KUHP tentang penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Di tengah maraknya judi online, kasus seperti RP bukan satu-dua. Ia hanyalah potret kecil dari gelombang besar yang diam-diam menggerus masyarakat, terutama kalangan muda. Terjebak dalam euforia instan, mereka rela melepas logika demi peluang fatamorgana.
“Ini peringatan. Jangan main-main dengan judi, apalagi judi online. Banyak yang tumbang bukan karena tak punya apa-apa, tapi karena kehilangan kendali,” kata Herlawati.
Monica sendiri, meski kecewa, mengaku ikhlas. Tapi pelajaran dari kejadian ini membekas dalam. "Bahkan orang yang kita kenal bisa berubah karena judi," ujarnya singkat.
Dan RP, mungkin di balik jeruji kini, sedang menghitung ulang bukan hanya tahun yang hilang, tapi juga harga sebuah kepercayaan yang telah ia gadaikan.(*)
Add new comment