BATANG HARI – Suasana haru dan khidmat menyelimuti serambi Rumah Dinas Bupati Batanghari pada Senin pagi, 26 Mei 2025. Di bawah langit yang cerah, Bupati Batang Hari, Muhammad Fadhil Arief, didampingi sang istri yang juga Ketua TP-PKK Batanghari, Zulva Fadhil, secara resmi melepas jemaah calon haji asal Kabupaten Batanghari yang akan berangkat menunaikan ibadah suci ke Tanah Haram.
Dalam sambutannya, Bupati Fadhil menyampaikan pesan penuh makna dan harapan kepada seluruh jemaah. Ia mengajak para calon tamu Allah untuk menjaga niat suci, kesehatan fisik, dan semangat kebersamaan selama menjalani rangkaian ibadah yang sarat tantangan di tanah suci.
“Selamat menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Semoga seluruh jemaah menjadi haji yang mabrur, sehat walafiat, dan kembali ke tanah air dalam keadaan utuh dan penuh berkah,” ujar Fadhil dengan suara bergetar haru.
Bukan sekadar pelepasan seremonial, Fadhil juga menitipkan pesan spiritual dan harapan moral kepada para jemaah. Ia meminta agar selama di Tanah Suci, para jemaah tak lupa mendoakan para pemimpin Batanghari agar senantiasa istiqamah dan amanah dalam mengemban tanggung jawab pemerintahan.
“Kami mohon, di antara doa-doa suci yang kalian panjatkan di hadapan Ka'bah, sisipkan pula doa bagi kami para pemimpin di Batanghari. Doakan agar kami selalu diberikan kekuatan untuk berlaku adil, jujur, dan istiqamah dalam tugas,” pintanya tulus.
Lebih lanjut, Bupati Fadhil mengingatkan bahwa ibadah haji bukan sekadar ritual rohani, tetapi juga aktivitas fisik yang sangat padat. Karena itu, menjaga stamina dan kebersamaan menjadi kunci utama agar ibadah dapat dijalankan dengan lancar.
“Jaga kesehatan, bantu sesama. Jangan ragu saling tolong-menolong. Karena di sana, semangat ukhuwah sangat dibutuhkan. Haji itu ibadah yang menguras fisik, tapi juga memperkuat spiritual,” tambahnya.
Acara pelepasan tersebut turut dihadiri oleh jajaran Forkopimda Batanghari, Ketua MUI Batanghari, para Kepala OPD terkait, para camat, tokoh masyarakat, serta keluarga dari para jemaah calon haji.
Deretan kursi penuh oleh keluarga yang mengantar dengan mata berkaca-kaca. Sebagian mencium tangan jemaah yang mereka sayangi, sebagian lagi memeluk erat, seolah enggan melepas. Tangis haru pecah ketika bus jemaah mulai bergerak meninggalkan halaman rumah dinas.(*)
Add new comment