Di tengah percepatan transformasi digital nasional, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar OJK Digital Financial Innovation Day (OJK Digination Day) 2025 di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2025). Forum strategis tahunan ini bukan sekadar pertemuan seremonial, melainkan wadah evaluasi perkembangan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), serta arena kolaborasi konkret antara regulator, pelaku industri, dan pemangku kepentingan untuk membangun ekosistem keuangan digital yang tangguh, aman, dan inklusif.
Acara ini juga menandai dua tahun berdirinya Bidang Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD), sebuah unit baru yang dibentuk pasca disahkannya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).
Kepala Eksekutif Pengawas IAKD OJK, Hasan Fawzi, menegaskan bahwa transformasi digital sektor jasa keuangan harus menjadi kekuatan ekonomi baru yang berkelanjutan.
“Industri ini harus memperluas basis investor, memperkaya pilihan instrumen keuangan, dan meningkatkan likuiditas pasar melalui inovasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, konsumen, dan pelaku usaha. Kuncinya ada di kolaborasi dan keberanian berinovasi,” ujar Hasan di hadapan ratusan peserta dari berbagai sektor.
Hasan menekankan, OJK Digination Day 2025 adalah momentum membangun ruang kolaborasi konkret antara regulator, pelaku industri, dan masyarakat digital. “Ekosistem inovasi keuangan digital yang tangguh, aman, dan inklusif tidak bisa dibangun sendiri-sendiri. Semua pemangku kepentingan harus terlibat aktif,” tambahnya.
Berdasarkan data per Juli 2025, OJK mencatat:
- 30 penyelenggara ITSK telah memiliki izin resmi,
- 23 ekosistem perdagangan aset keuangan digital beroperasi dengan pengawasan penuh,
- Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA) mencatat 27,57 juta hit konsumen kumulatif (ytd Juni 2025),
- Penyelenggara Agregasi Jasa Keuangan (PAJK) melayani 6,9 juta pengguna dengan nilai transaksi disetujui Rp12,61 triliun.
Angka ini menunjukkan tren peningkatan signifikan sekaligus kepercayaan publik terhadap layanan berbasis teknologi di sektor keuangan.
Salah satu agenda penting tahun ini adalah peluncuran “Pedoman Keamanan Siber Penyelenggara Perdagangan Aset Keuangan Digital di Indonesia”. Pedoman ini dirancang untuk memperkuat ketahanan platform terhadap ancaman siber, melindungi aset dan data konsumen, serta memastikan kepatuhan pada regulasi.
“Kepercayaan publik adalah modal terbesar industri ini. Pedoman keamanan siber menjadi komitmen kami agar setiap platform mampu memberikan perlindungan maksimal,” tegas Hasan.
Di sela kegiatan, OJK bersama International Labour Organization (ILO) mempresentasikan proyek Digitalisasi Ekosistem Industri Sapi Perah. Proyek ini mengintegrasikan teknologi digital dari hulu ke hilir – mulai dari peternak, lembaga pembiayaan, hingga pasar – untuk meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan akses pembiayaan formal.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, menyambut baik inisiatif ini.
“Digitalisasi keuangan akan membuat proses lebih efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Saya harap ini menjadi model yang bisa direplikasi di sektor lain,” ujarnya.
Pasca talkshow strategis bertema “Peran dan Fungsi PKA & PAJK dalam Pendalaman Pasar Keuangan”, panitia menggelar sesi business matching. Kegiatan ini mempertemukan penyelenggara PKA dan PAJK dengan pelaku usaha jasa keuangan di Jawa Tengah, seperti BPR/S, LKM/S, dan BPD.
Tujuannya jelas: membuka peluang kemitraan riil, memperluas adopsi teknologi, dan menjangkau segmen pasar yang sebelumnya sulit terlayani.
OJK Digination Day 2025 ditutup dengan penayangan kaleidoskop capaian IAKD selama setahun terakhir. Mulai dari inisiatif baru, kolaborasi strategis, hingga penguatan regulasi, semua diarahkan untuk menjadikan sektor keuangan digital sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Hasan menutup sambutannya dengan optimisme:
“Dengan inovasi, kolaborasi, dan perlindungan konsumen yang kuat, kita tidak hanya membangun industri keuangan digital, tetapi juga masa depan ekonomi Indonesia yang lebih tangguh dan inklusif.(*)
Add new comment