Oleh: Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd.
(Guru Besar UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi)
Temu 100 Profesor:
Ketua Senat PTKIN
Pada tanggal 17–19 November 2025, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menjadi tuan rumah pertemuan akbar 100 Profesor PTKIN se-Indonesia, yang tergabung sebagai Ketua Senat, juga mengikut aertakan Ketua Senat dan pimpinan PTKIS Kopertais Wilayah 13, se provinsi Jambi.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Jambi, Dr. H. Al Haris, dan dihadiri pejabat Eselon I Kementerian Agama RI.
Forum ini mengusung tema besar: “Roadmap PTKIN Menuju World Class University (WCU)”, dengan format Forum Group Discussion (FGD) dalam beberapa panel ilmiah dan Komisi-komisi akademis strategis. Kehadiran para profesor dari berbagai disiplin ilmu ini memperkuat posisi PTKIN sebagai pusat konsolidasi akademik tingkat nasional, sekaligus tempat menggagas arah strategis PTKIN untuk memasuki ekosistem pendidikan tinggi di era global dan digital.
Sebagai lembaga legislatif normatif tertinggi dalam penyelenggaraan akademik, Senat PTKIN memegang peran signifikan dalam menetapkan standar mutu, etika keilmuan, arah kurikulum, tata kelola akademik, hingga penguatan tradisi riset. Karena itu, FGD ini mencerminkan momentum besar untuk menyamakan visi dan merumuskan langkah strategis menuju WCU.
Kilas Sejarah Senat Perguruan Tinggi Islam
Senat Perguruan Tinggi dalam dunia modern berawal dari tradisi universitas abad pertengahan di Eropa. Di Indonesia, bentuk dan fungsi senat diperkuat setelah regulasi pendidikan tinggi berkembang pada dekade 1960–1980-an. Di lingkungan PTKIN, penguatan senat mulai signifikan sejak transformasi STAIN dan IAIN menjadi UIN pada awal 2000-an, ketika PTKIN harus mengadopsi tata kelola akademik baru, standar internasional, serta tuntutan integrasi keilmuan.
Secara historis, senat PTKIN menjalankan beberapa fungsi pokok:
- Penjaga mutu akademik, termasuk kelayakan kurikulum, standar kelulusan, dan norma ilmiah.
- Pemberi pertimbangan strategis kepada rektor dalam kebijakan akademik dan kemitraan nasional maupun internasional.
- Representasi para ilmuwan, terutama profesor sebagai epistemic community universitas.
- Penjaga tradisi keilmuan Islam, melalui integrasi keilmuan, etika riset, dan validasi akademik sesuai landasan keislaman.
Sebagai pilar akademis, senat sebagai governance legislatif penyangga akademik yang wajib bekerja lebih profesional, akuntabel, transparan, dan berorientasi mutu global.
World Class University: Agenda Utama FGD Senat PTKIN
- Standar dan Indikator WCU
Agenda FGD menegaskan WCU bukan sekadar mengejar ranking, tetapi menjadi universitas yang diakui dunia karena mutu riset, reputasi akademik, dampak sosial, dan kontribusi ilmiahnya. Indikator yang dipetakan para profesor mencakup:
a. Reputasi akademik internasional
b. Daya saing riset global dan publikasi bereputasi (Q1–Q2)
c. Kolaborasi riset internasional
d. Kurikulum berstandar global (OBA, OBE, dan integrasi digital)
e. International mobility: staff, dosen, mahasiswa
f. Transformasi digital dan tata kelola modern
g. Keunikan PTKIN: Islam sebagai kompetensi dasar sekaligus branding global
- Peran Strategis Senat PTKIN dalam Roadmap WCU
a. Para Ketua Senat PTKIN dan Ketua Senat Wilayah Kopertais merumuskan rekomendasi strategis:
b. Menyusun regulasi internal yang mendukung internasionalisasi akademik.
c. Mendorong percepatan guru besar dengan standar publikasi global.
d. Menetapkan standar kurikulum berbasis Outcomes-Based Education (OBE).
e. Menguatkan meritokrasi akademik serta budaya riset kolaboratif.
f. Membentuk Konsorsium Riset Profesor PTKIN guna memperkuat daya saing global.
g. Mengoptimalkan integrasi keilmuan (Islamic studies & modern sciences).
h. Menumbuhkan etika akademik dan integritas publikasi.
- Positioning PTKIN dalam Peta Pendidikan Tinggi Global
Diskusi profesor menempatkan PTKIN dalam posisi unik: bukan sekadar meniru model WCU Barat, tetapi menawarkan kontribusi khas dunia Islam Nusantara—moderasi, keberagaman, harmoni, dan integrasi tradisi ilmiah klasik dengan sains modern.
PTKIN diharapkan menjadi pusat rujukan global Islamic Higher Education, sejajar dengan universitas besar di Timur Tengah dan Asia, sekaligus sebagai kiblat kebangkitan peradaban dunia, dengan fokus pada:
a. International benchmarking
b. Jaringan riset global
c. Pendidikan Islam berbasis evidence & digital scholarship
d. Pengembangan pusat unggulan (Center of Excellence) bertaraf internasional
Penutup
Pertemuan besar 100 Profesor PTKIN, para Ketua Senat PTKIN, Ketua Senat dan pimpinan PTKIS Kopertais Wilayah 13 provinsi Jambi, selain pejabat pusat Kementerian Agama, serta Gubernur Jambi pada 17–19 November 2025.
FGD ini merupakan momen penting dan strategis bagi PTKIN untuk memperkuat roadmap menuju World Class University.
Hadirnya para pemikir dan akademisi tinggi negara ini menunjukkan bahwa PTKIN memiliki masa depan yang kuat untuk tampil sebagai aktor penting dalam peta pendidikan global.
UIN STS Jambi sebagai tuan rumah telah memperkuat posisinya sebagai pusat kolaborasi ilmiah nasional, sekaligus lokomotif perubahan menuju WCU yang berbasis integritas akademik, mutu riset, dan kekhasan keilmuan Islam Nusantara.
Referensi:
- Altbach, P. G., & Salmi, J. (2011). The Road to Academic Excellence: The Making of World-Class Research Universities. Washington DC: World Bank.
- Altbach, P. G. (2016). Global Perspectives on Higher Education. Baltimore: Johns Hopkins University Press.
- Barnett, R. (2011). Being a University. London: Routledge.
- Marginson, S. (2018). The Dream of a Global University. Oxford: Oxford University Press.
- Salmi, J. (2009). The Challenge of Establishing World-Class Universities. Washington DC: World Bank.
- Scott, P. (2014). The Meaning of Mass Higher Education. London: Routledge.
- Vukasovic, M. (2014). Higher Education Governance and Policy. London: Palgrave.
- Wissema, J. G. (2009). Towards the Third Generation University. Cheltenham: Edward Elgar.
Add new comment