“Wajah Baru Pembangunan Kesehatan Jambi : Kolaboratif, Berbasis Data, Dan Berpihak Kepada Rakyat. Dengan Sinergi Yang Terus Dijaga, Jambi Bukan Hanya Akan Membangun Fasilitas, Tetapi Juga Membangun Harapan” Ungkap Ketua TAG Tahun 2025. Ir. H. Syahrasddin,.M.Si
Oleh : Ir. H. Syahrasaddin,.M.Si
PEMBANGUNAN KESEHATAN TIDAK PERNAH BERDIRI SENDIRI. Ia adalah rangkaian panjang dari kerja kolaboratif, komitmen moral, keberanian mengambil keputusan, serta kemampuan menyelaraskan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat. Di Provinsi Jambi, langkah menuju pembangunan kesehatan yang lebih maju kini memasuki fase penting, terutama menjelang perencanaan tahun 2026–2027. Pada fase inilah kolaborasi antara Tenaga Ahli Gubernur Jambi dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menjadi semakin krusial dan strategis.
Dalam beberapa tahun terakhir, dinamika sektor kesehatan bergerak sangat cepat. Tantangan yang dihadapi semakin kompleks : mulai dari kebutuhan penguatan layanan primer, penyebaran tenaga kesehatan yang belum merata, persoalan stunting, tuntutan digitalisasi kesehatan, hingga isu sarana dan prasarana yang memerlukan revitalisasi. Di sisi lain, masyarakat menuntut pelayanan yang lebih cepat, lebih mudah diakses, dan lebih berkualitas.
Di tengah berbagai tuntutan dan perubahan tersebut, kolaborasi yang baik antara unsur teknokrasi dalam hal ini Tenaga Ahli Gubernur, dengan perangkat daerah seperti Dinas Kesehatan menjadi semakin penting. Keduanya harus berjalan seiring, saling menguatkan, bukan berjalan sendiri-sendiri. Di sinilah letak nilai penting audiensi resmi yang digelar pada 19 Mei 2025 di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
Membangun Sinergi untuk Masa Depan Kesehatan Jambi
Audiensi tersebut bukan sekadar pertemuan formal. Ia merupakan simbol kuat bahwa pembangunan kesehatan harus disusun dengan kesepahaman bersama, bahwa tidak ada pembangunan kesehatan yang berhasil tanpa penyelarasan visi, strategi, dan tata kelola yang matang.
Tenaga Ahli Gubernur memiliki peran strategis dalam memastikan seluruh perangkat daerah tetap konsisten dengan visi-misi Gubernur dan RPJMD. Sementara Dinas Kesehatan adalah ujung tombak yang menjalankan seluruh kebijakan kesehatan sampai ke tingkat teknis, hingga ke Puskesmas dan RSUD. Dengan demikian, kolaborasi keduanya bukan hanya penting; namun sebuah keharusan.
Fokus audiensi kali ini berangkat dari kebutuhan mendesak untuk menajamkan arah pembangunan kesehatan tahun 2026–2027. Ada empat isu strategis yang menjadi fokus:
- Penguatan layanan primer, agar Puskesmas benar-benar menjadi benteng kesehatan masyarakat.
- Transformasi digital kesehatan, terutama integrasi data dan digitalisasi layanan.
- Peningkatan kualitas SDM kesehatan, baik dokter, perawat, bidan, maupun tenaga pendukung lainnya.
- Pemenuhan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, yang menjadi dasar mutu layanan.
Keempat fokus tersebut bukan sesuatu yang berdiri sendiri. Mereka saling bertautan. Mutu layanan tidak akan meningkat jika SDM tidak kompeten. Digitalisasi tidak akan berjalan tanpa dukungan perangkat dan jaringan yang memadai. Begitu pula layanan primer tidak akan kuat tanpa sarana yang layak dan tenaga kesehatan yang mencukupi.
Transformasi Kesehatan Harus Terintegrasi, Bukan Sporadis
Salah satu pesan penting dari audiensi tersebut adalah perlunya transformasi yang terencana, terukur, dan tidak parsial. Transformasi digital kesehatan misalnya, tidak cukup hanya dalam bentuk aplikasi atau dashboard. Yang diperlukan adalah integrasi data berbasis NIK, interoperabilitas dengan sistem nasional seperti Satu-Sehat, serta peningkatan kapasitas SDM agar mampu mengoperasikan teknologi dengan benar.
Begitu pula dalam hal layanan primer. Penguatan Puskesmas tidak bisa dilakukan hanya dengan menambah bangunan atau memberikan alat kesehatan. Yang lebih penting adalah bagaimana layanan promotif dan preventif benar-benar berjalan, bagaimana masyarakat mendapatkan edukasi yang tepat, dan bagaimana distribusi tenaga kesehatan dibuat lebih merata.
Kolaborasi Tenaga Ahli Gubernur dan Dinas Kesehatan dalam konteks ini tidak hanya soal menyusun program kerja. Lebih dari itu, kolaborasi ini adalah tentang membangun arah masa depan. Tentang memastikan bahwa pembangunan kesehatan tidak hanya memecahkan persoalan hari ini, tetapi menyiapkan fondasi untuk generasi yang akan datang.
Sinergi sebagai Kunci Tata Kelola Kesehatan Berkelanjutan
Kolaborasi ini juga menunjukkan betapa pentingnya tata kelola yang baik dalam sektor kesehatan. Dengan hadirnya Tenaga Ahli Gubernur, Dinas Kesehatan mendapatkan ruang untuk bertukar pandangan, menyamakan persepsi, dan menyusun strategi yang lebih matang. Begitu pula sebaliknya, Tenaga Ahli mendapatkan data, masukan teknis, dan gambaran utuh mengenai kondisi lapangan yang harus menjadi dasar penyusunan kebijakan.
Inilah bentuk pelayanan publik yang modern: kebijakan disusun berbasis data, dilaksanakan oleh perangkat teknis yang kompeten, dan diawasi dengan tata kelola yang transparan serta akuntabel. Dengan kata lain, kolaborasi ini merupakan bentuk keberpihakan pemerintah kepada masyarakat.
Pada akhirnya, kolaborasi ini bukan hanya tentang administrasi pemerintahan. Ini adalah bentuk tanggung jawab moral. Karena kesehatan bukan hanya urusan fasilitas, melainkan urusan kemanusiaan. Karena keberhasilan sektor kesehatan diukur dari seberapa besar masyarakat merasakan manfaat, bukan dari seberapa banyak program yang dibuat.
Komitmen Bersama untuk Jambi yang Lebih Sehat
Dunia berubah, tantangan kesehatan berubah, dan pola kerja pemerintahan pun harus ikut berubah. Namun satu hal yang tetap: komitmen untuk melayani masyarakat. Audiensi antara Tenaga Ahli Gubernur Jambi dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi menjadi bukti bahwa pemerintah daerah terus memperkuat koordinasi demi memberikan pelayanan yang maksimal, terukur, dan sesuai regulasi.
Langkah-langkah yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah langkah menuju masa depan. Masa depan di mana Puskesmas lebih kuat, layanan lebih cepat, data lebih akurat, tenaga kesehatan lebih kompeten, dan masyarakat lebih sehat. Inilah wajah baru pembangunan kesehatan Jambi: kolaboratif, berbasis data, dan berpihak kepada rakyat. Dengan sinergi yang terus dijaga, Jambi bukan hanya akan membangun fasilitas, tetapi juga membangun harapan. Dan harapan itu adalah Jambi yang lebih sehat, lebih manusiawi, dan lebih siap menghadapi masa depan.(*)
Add new comment