“Program Jargas ini bukan sekadar membangun jaringan pipa, tetapi membangun kenyamanan hidup masyarakat. Kita ingin setiap rumah tangga di Kota Jambi mendapatkan energi yang aman, stabil, dan terjangkau.”
— Wali Kota Jambi Dr. dr. MAULANA
Oleh : Dr. FAHMI RASID
Ketua LPM KEL. RAWASARI
ALAM BARAJO
KOTA JAMBI
Di tengah denyut nadi Kota Jambi yang terus tumbuh sebagai salah satu pusat peradaban di Sumatra, sebuah langkah strategis kembali diambil oleh Pemerintah Kota Jambi untuk menghadirkan kenyamanan hidup bagi setiap warganya. Program Jaringan Gas Bumi (Jargas) Rumah Tangga bukan sekadar proyek pembangunan infrastruktur, tetapi merupakan simbol komitmen baru: bahwa kota ini ingin maju tanpa meninggalkan warganya; modern tanpa menghilangkan nilai keberpihakan; dan berkembang tanpa mengorbankan ketenangan hidup keluarga-keluarga di dalamnya.
Kota Jambi : Rumah Besar dengan Dinamika Sosial yang Menguatkan
Menurut data BPS Kota Jambi tahun 2024, jumlah penduduk Kota Jambi mencapai 641.020 jiwa. Dari angka tersebut, lebih dari 66% adalah penduduk usia produktif, sebuah kekuatan demografis yang menggambarkan betapa besar potensi kota ini untuk melompat ke masa depan yang lebih cerah.
Kondisi ini sekaligus menunjukkan bahwa Jambi bukan hanya sekumpulan permukiman, tetapi kota dengan denyut kehidupan yang padat: pelajar, pedagang, tenaga medis, pekerja kantoran, buruh, ibu rumah tangga, hingga para pelaku UMKM. Semua bergerak dalam satu arus besar aktivitas yang membutuhkan fondasi penting: kenyamanan, stabilitas, dan layanan dasar yang mumpuni.
Di titik inilah, akses terhadap energi yang aman dan terjangkau bukan lagi sekadar pelengkap — melainkan kebutuhan dasar yang menentukan kualitas hidup masyarakat.
Jargas: Energi untuk Warga, Ketenangan untuk Keluarga
Selama bertahun-tahun, banyak keluarga di Kota Jambi masih bergantung pada tabung gas Elpiji 3 kg yang sering kali menimbulkan dilema: ketersediaannya tidak selalu stabil, distribusi tidak merata, harga dapat berfluktuasi, sementara masyarakat berpenghasilan rendah paling terdampak oleh ketidakpastian tersebut.
Hadirnya Jargas, yang tahun ini direalisasikan di Kecamatan Alam Barajo dan Kotabaru dengan alokasi 13.290 Sambungan Rumah (SR) dari Pemerintah Pusat, adalah jawaban elegan terhadap persoalan itu.
Jargas memberikan beberapa manfaat strategis:
- Energi lebih stabil dan terjamin.
Tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan gas saat memasak atau mencari tabung gas di tengah hari. - Lebih hemat untuk jangka panjang.
Pemakaian gas jaringan cenderung lebih ekonomis, memberi ruang bagi keluarga untuk mengelola anggaran rumah tangga lebih baik. - Praktis dan aman.
Tidak ada lagi repot mengangkat, menyimpan, atau mencari tabung. Semua mengalir langsung ke rumah. - Memberi ketenangan psikologis.
Terutama bagi ibu rumah tangga, keluarga dengan anak kecil, dan pelaku usaha kecil berbasis kuliner.
Di titik ini kita dapat melihat bahwa Jargas bukan hanya fasilitas, tetapi bagian dari wajah baru Kota Jambi, kota yang ingin makin modern namun tetap humanis.
Jargas & Peradaban Perkotaan: Langkah Menuju Kota Berdaya
Dalam visi pembangunan Kota Jambi, Jargas bukan hanya soal energi; ia adalah simbol hadirnya negara ke rumah-rumah rakyat. Ia bagian dari pembentukan kota layak huni (livable city) yang terus diupayakan melalui berbagai aspek seperti ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, pengendalian banjir, dan pemenuhan fasilitas umum.
Program ini sejalan dengan arah pembangunan jangka menengah pemerintah yang tertuang dalam RPJMD Kota Jambi dan juga mendukung visi besar pembangunan daerah dalam RPJMD Provinsi Jambi.
Sebagai Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, saya menyaksikan sendiri bagaimana kabar ini memberi harapan baru bagi warga. Ada kebahagiaan tersendiri ketika warga mendengar bahwa rumah mereka akan tersambung ke jaringan gas bumi. Itu bukan sekadar kabar teknis , tetapi kabar tentang kualitas hidup baru, tentang masa depan anak-anak mereka, tentang ketenangan di dalam rumah yang sederhana.
Peran Kolektif: Pemerintah Tidak Bisa Sendiri
Kita tidak dapat menutup mata bahwa berhasilnya Jargas bukan hanya terletak pada pembangunan jaringan, tetapi juga terletak pada kesadaran masyarakat. Karena itu, kolaborasi semua pihak sangat dibutuhkan:
Pemerintah Kota: memastikan layanan berjalan baik, cepat tanggap, dan transparan.
RT/RW dan Lurah: menjadi garda depan edukasi publik.
LPM dan tokoh masyarakat: menjadi jembatan komunikasi dan pengawasan sosial.
Warga: menggunakan dengan bijak, menjaga keamanan, dan menjaga kebersihan lingkungan.
Karena kenyamanan sebuah kota bukan hanya dibangun dari beton dan kabel, tetapi dari budaya warganya: budaya tertib, budaya bersih, budaya gotong royong.
Dampak Ekonomi: Dari Dapur Rumah ke Pertumbuhan Kota
Dengan pengeluaran energi yang lebih stabil, keluarga bisa mengalokasikan pendapatan untuk kebutuhan lain: pendidikan, tabungan, kesehatan, bahkan pengembangan usaha. Di banyak kota, kehadiran Jargas tercatat mampu meningkatkan daya saing UMKM kuliner — sektor yang cukup kuat di Kota Jambi.
Efek domino ini pada akhirnya memperkuat struktur ekonomi kota secara keseluruhan.
Menatap Masa Depan: Jambi Maju dengan Energi Bersih dan Rakyat Bahagia
Kota Jambi sedang bergerak menuju peradaban baru: peradaban yang menempatkan warganya sebagai pusat pembangunan. Hadirnya Jargas hari ini adalah bukti komitmen Pemerintah Kota Jambi, terutama Wali Kota Dr. dr. H. Maulana, M.K.M, yang terus mendorong program-program yang langsung menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.
Sebagai warga dan sekaligus Ketua LPM Rawasari, saya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada beliau dan seluruh pejabat yang terlibat. Semoga program ini menjadi cahaya bagi banyak keluarga dan memberikan energi baru bagi kemajuan kota.
Kita semua memiliki peran.
Kita semua memiliki tanggung jawab.
Dan kita semua memiliki harapan.
Semoga Jargas menjadi langkah awal lahirnya Kota Jambi yang semakin nyaman, semakin tertata, semakin modern, dan semakin membahagiakan warganya, dari rumah ke rumah, dari hati ke hati..(*)
Add new comment