Pj Bupati Sarolangun, Bachril Bakri, memperingatkan masyarakat agar tidak membakar lahan di tengah ancaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang masih tinggi. Langkah pencegahan dan deteksi dini menjadi prioritas pemerintah daerah.
*****
Musim kemarau yang panjang terus mencengkeram Kabupaten Sarolangun, memicu kekhawatiran akan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang lebih luas. Di tengah ancaman yang belum mereda, Penjabat Bupati Sarolangun, Bachril Bakri, mengeluarkan peringatan tegas kepada masyarakat, khususnya para petani dan pemilik lahan, untuk tidak menggunakan metode pembakaran dalam membuka lahan.
Bachril Bakri menegaskan bahwa tindakan pembakaran lahan tidak hanya ilegal, tetapi juga berisiko memicu bencana lingkungan yang menghancurkan ekosistem dan merugikan masyarakat.
"Saya tidak akan mentolerir siapa pun yang mencoba membuka lahan dengan cara membakar. Ini tindakan berbahaya yang bisa menghancurkan lingkungan kita dan mengancam nyawa," tegas Bachril dengan nada serius.
Meski pemerintah telah berhasil menangani insiden Karhutla sebelumnya, ancaman kebakaran masih sangat nyata. "Kita telah melalui kejadian Karhutla yang cukup parah, tetapi itu belum berakhir. Karhutla adalah siklus tahunan di Sarolangun, dan tahun ini, dengan kemarau panjang, kita menghadapi tantangan yang lebih besar," jelas Bachril.
Ia menegaskan bahwa saat ini Kabupaten Sarolangun masih berada dalam status siaga darurat bencana terkait Karhutla, meskipun belum mencapai tingkat darurat penuh.
"Kita berada dalam kondisi siaga, belum darurat penuh, namun ini bukan alasan untuk lengah. Kita harus tetap waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan," ujar Bachril.
Sebagai langkah pencegahan, Bachril menekankan pentingnya deteksi dini dan pemantauan hotspot yang terus dilakukan oleh tim gabungan di lapangan.
"Deteksi dini dan pemantauan wilayah rawan adalah prioritas kita. Dengan langkah ini, kita bisa mencegah kebakaran sebelum meluas dan menyebabkan kerugian besar," jelasnya.
Bachril juga mengingatkan bahwa status siaga darurat bencana Karhutla di Sarolangun akan dievaluasi hingga 18 November 2024. Ia meminta seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam menjaga lingkungan dan menghindari tindakan yang bisa memicu kebakaran.
"Tidak ada alasan bagi siapa pun untuk abai terhadap ancaman ini. Semua harus terlibat dalam menjaga lingkungan kita. Ini adalah tanggung jawab bersama," tambah Bachril dengan tegas.
Dengan ancaman Karhutla yang terus membayangi, Bachril Bakri menggarisbawahi pentingnya tindakan preventif dan kesadaran masyarakat untuk mencegah bencana yang lebih besar. "Jangan biarkan api kecil menjadi kebakaran besar yang menghancurkan segalanya. Kita harus bertindak sekarang, sebelum terlambat," pungkasnya.(*)
Comments
Dear jambilink.id webmaster,…
Dear jambilink.id webmaster, Great post!
Add new comment