Merangin – Dalam persaingan ketat menuju Pilbup Merangin 2024, pasangan calon bupati-wakil bupati H. M. Syukur, SH., MH., dan Drs. H. Abdul Khafid Moein, MM., yang mengusung gagasan besar "Merangin Baru 2029," menampilkan program ambisius yang tidak hanya menyoroti pembangunan infrastruktur, ekonomi hijau, dan perbaikan layanan kesehatan, tetapi juga membingkai visi perubahan yang menyeluruh dan berkelanjutan. Rencana Aksi Merangin Baru, yang disusun dalam format Empat Aksi Besar, menjadi landasan utama pasangan Syukur-Khafid untuk mewujudkan Kabupaten Merangin yang lebih inklusif, sejahtera, dan berdaya saing tinggi dalam lima tahun ke depan.
Aksi Pertama: Pengembangan SDM yang Unggul dan Berbudaya
Menghadapi era globalisasi, pasangan Syukur-Khafid menegaskan bahwa pengembangan sumber daya manusia adalah prioritas utama yang harus ditangani dengan pendekatan holistik, mencakup kualitas pendidikan, budaya, dan kesehatan. Syukur mengungkapkan rencana pendirian program kursus bahasa asing di setiap ibu kota kecamatan, yang difokuskan untuk meningkatkan keterampilan generasi muda dan membuka peluang karier bagi mereka di tingkat nasional dan internasional. Selain itu, dukungan bagi pondok pesantren akan diperkuat guna mendorong SDM yang berkualitas, berintegritas, dan berbudaya.
“Kami tidak hanya berbicara tentang infrastruktur fisik, tetapi juga berfokus pada pembangunan kualitas generasi penerus melalui pendidikan unggul yang dapat diakses oleh semua,” tegas Syukur, yang turut menyampaikan niatnya untuk meningkatkan kualitas lulusan SD-SMP, memperbaiki mutu pelayanan rumah sakit dan Puskesmas, serta memperkuat lembaga adat sebagai penjaga nilai-nilai lokal.
Aksi Kedua: Infrastruktur Berkeadilan dan Kota Hijau Bangko
Pasangan Syukur-Khafid memahami bahwa pembangunan yang berkeadilan tidak hanya memprioritaskan akses dan kenyamanan masyarakat di wilayah perkotaan, tetapi juga mendorong pembangunan merata hingga pelosok, termasuk pengembangan infrastruktur jalan yang menjadi kebutuhan utama masyarakat. Aksi kedua ini memuat rencana memperbaiki jalan-jalan strategis yang menghubungkan desa-desa dengan pusat ekonomi, sekaligus menjadikan Kota Bangko sebagai kota hijau yang memiliki fasilitas publik dan lingkungan ramah masyarakat. “Bangko akan menjadi pusat ekonomi modern Jambi wilayah barat, dengan perhatian khusus bagi UMKM, agar mereka mendapat akses lebih luas ke pasar,” ungkap Syukur.
Lebih lanjut, Syukur menambahkan bahwa aksesibilitas dan fasilitas akan ditingkatkan di daerah wisata dan pertanian melalui penyediaan jaringan seluler, irigasi sawah berkelanjutan, serta sarana prasarana sekolah dan kesehatan.
Aksi Ketiga: Ekonomi Hijau dan Kemandirian Lokal
Dengan potensi alam yang melimpah, Syukur-Khafid menginisiasi pengembangan ekonomi hijau atau green economy berbasis pertanian, pariwisata, dan UMKM yang diyakini akan menjadi penggerak utama ekonomi Merangin di masa mendatang. Pasangan ini menjanjikan skema yang tidak hanya menargetkan pertumbuhan ekonomi secara umum tetapi juga memastikan keterlibatan langsung masyarakat. Rencana pembangunan pabrik beras modern, misalnya, disiapkan untuk meningkatkan daya saing beras lokal sekaligus menstabilkan harga gabah bagi petani, sebuah langkah yang dinilai akan mendorong kesejahteraan sektor pertanian Merangin. “Kami ingin memastikan bahwa ekonomi hijau bukan sekadar wacana, tetapi akan hadir melalui program-program konkret yang mendorong investasi ramah lingkungan, mendukung milenial di sektor UMKM, dan mengembangkan Geopark Merangin sebagai destinasi wisata unggulan,” terang Syukur.
Pengembangan sektor pertanian juga akan disokong dengan subsidi bibit pertanian dan penjaminan ketersediaan pupuk, sementara sektor perikanan dan peternakan akan diprioritaskan untuk menjaga ketahanan pangan daerah.
Aksi Keempat: Pemerintahan Berbasis Teknologi dan Transparansi
Memperkenalkan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi 5.0, Syukur-Khafid menekankan pentingnya inovasi dalam pelayanan publik untuk mencapai tata kelola yang efisien, bersih, dan responsif. Sistem informasi yang mereka canangkan, yang memungkinkan bupati berkantor di kecamatan secara bergilir, bertujuan memperkuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Syukur juga memastikan, dalam aksi keempat ini, bahwa reformasi birokrasi akan berjalan di atas prinsip akuntabilitas yang transparan, termasuk perbaikan pelayanan publik melalui teknologi, reformasi sistem perizinan untuk UMKM, serta penerapan sistem merit dalam struktur birokrasi untuk memastikan SDM yang tepat di posisi yang tepat.
“Kami memahami bahwa masyarakat membutuhkan kecepatan dan transparansi dalam layanan pemerintah. Oleh karena itu, penguatan akuntabilitas birokrasi serta implementasi sistem merit dalam penataan SDM menjadi pilar utama tata kelola yang kami usung,” papar Syukur dengan optimisme.
Merangin Baru 2029: Mewujudkan Visi Pembangunan Berkelanjutan
Dengan Empat Aksi Besar sebagai landasan, pasangan Syukur-Khafid menegaskan bahwa visi “Merangin Baru 2029” tidak sekadar menjanjikan perubahan cepat, tetapi juga meletakkan fondasi yang kuat untuk masa depan Kabupaten Merangin yang maju, sejahtera, berdaya saing, dan inovatif. “Kami tidak hanya melihat pemilu ini sebagai kontestasi, tetapi sebagai kesempatan bagi kami untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Merangin. Dengan dukungan seluruh masyarakat, kami bertekad membangun Merangin yang lebih baik, inklusif, dan siap menghadapi tantangan zaman,” tutup Syukur dengan penuh harapan.
Rencana pembangunan yang dirancang dengan presisi ini, tidak hanya menyentuh isu-isu fundamental tetapi juga menyatukan visi perubahan yang progresif dan berkelanjutan. Empat aksi besar Syukur-Khafid adalah komitmen yang tidak hanya menjadi narasi politik tetapi wujud tekad bersama untuk menata ulang wajah Merangin yang berdaya saing dalam setiap sektor, menempatkan kepentingan rakyat sebagai pusat pembangunan yang sejati.(*)
Add new comment