Tebo – Sepanjang tahun 2024, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo mencatat sebanyak 14.270 kepala keluarga (KK) atau sekitar 48.268 jiwa terdampak banjir di sembilan kecamatan yang terletak di sepanjang aliran Sungai Batanghari.
Sekretaris BPBD Tebo, Ahmad Roni, mengungkapkan bahwa meski tidak ada korban jiwa, dampak banjir sangat dirasakan warga yang mayoritas terpaksa mengungsi ke dataran lebih tinggi untuk menyelamatkan diri dan harta benda mereka.
“Jumlah warga terdampak mencapai 48.268 jiwa. Sebagian besar tinggal di wilayah sepanjang aliran Sungai Batanghari yang rawan terkena luapan air,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).
BPBD Tebo bersama tim gabungan telah mengambil langkah-langkah cepat untuk membantu warga terdampak. Di antaranya mendirikan pos pengungsian, menyalurkan logistik, serta menyediakan peralatan evakuasi seperti perahu karet.
“Kami berupaya maksimal dengan menyalurkan bantuan logistik berupa makanan, air bersih, dan kebutuhan pokok lainnya kepada warga yang terdampak. Tim gabungan juga terus bersiaga membantu evakuasi,” jelas Ahmad Roni.
Selain itu, seluruh personel BPBD dikerahkan untuk memantau situasi dan memberikan bantuan darurat di lokasi-lokasi terdampak banjir.
Menghadapi potensi banjir di masa mendatang, BPBD Tebo telah mengeluarkan surat edaran kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya di wilayah rawan bencana.
“Kami berharap masyarakat tetap waspada, terutama di musim penghujan. Kesiapsiagaan ini dapat meminimalkan dampak yang mungkin timbul akibat bencana,” tambah Ahmad.
BPBD juga berencana memperkuat edukasi masyarakat mengenai mitigasi bencana melalui sosialisasi dan pelatihan tanggap darurat.
Pemerintah Kabupaten Tebo memastikan dukungan penuh terhadap penanganan bencana. Selain bantuan darurat, pemerintah juga berupaya memperkuat infrastruktur penanggulangan banjir, seperti perbaikan tanggul dan pembangunan drainase di wilayah rentan.
Langkah-langkah antisipasi ini diharapkan tidak hanya mengurangi dampak bencana tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi potensi banjir di masa depan.
“Bencana ini menjadi pelajaran berharga. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait sangat diperlukan untuk memastikan kesiapan yang lebih baik ke depan,” pungkas Ahmad.
Dengan kerja sama dan kesiapsiagaan yang terus ditingkatkan, diharapkan Kabupaten Tebo dapat menghadapi potensi bencana dengan lebih baik pada tahun-tahun mendatang. (*)
Add new comment