Dulu, kapal itu menjadi sorotan publik sebagai kapal wisata megah. Ia sempat dijuluki netizen sebagai “kapal pesiar” mewah. Tapi, kapal berwarna biru itu kini tampak memprihatinkan. Berdiri lesu di sekitar Pantai Pasir Panjang Tanjung Tanah, kapal dengan struktur dua lantai itu tak lagi mencerminkan gemerlap ambisi awalnya.
Dibangun dengan anggaran fantastis senilai Rp1,5 miliar dari APBD Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, kapal itu semula dirancang untuk mengangkat potensi pariwisata Danau Kerinci. Dengan kursi-kursi yang tersusun rapi dan pelampung di setiap sisinya, kapal ini sempat berlayar dalam uji coba yang dihadiri para pejabat, termasuk Bupati dan Gubernur.
Namun, harapan itu kini terkubur bersama realitas yang, naudzubillah...sungguh menyakitkan. Kapal pesiar kebanggaan Kerinci itu kini justru terbengkalai. Kondisinya rusak parah. Beberapa tiang kapal tampak tak lagi kokoh. Dindingnya banyak mengelupas. Kondisi kapal itu mencerminkan proyek besar yang gagal memenuhi tujuan mulianya.
Ketika meresmikan kapal pada HUT Kabupaten Kerinci ke-64 tahun lalu, Gubernur Jambi Al Haris optimistis bahwa keberadaan kapal wisata ini akan meningkatkan jumlah kunjungan ke Danau Kerinci.
“Dengan perahu pesiar ini, kami harap jumlah wisatawan ke Danau Kerinci akan meningkat,” ujar Al Haris saat itu.
Ia juga menjelaskan bahwa awalnya dana yang dianggarkan untuk kapal ini hanya Rp1 miliar. Namun, setelah memeriksa harga di pusat, anggaran ditambahkan menjadi Rp1,5 miliar demi mewujudkan kapal yang dianggap memenuhi standar.(*)
Add new comment