Empat Koperasi Unit Desa (KUD) binaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV PalmCo berhasil mengantongi sertifikasi internasional Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Capaian ini menjadi tonggak penting dalam penguatan praktik sawit berkelanjutan Indonesia di tingkat petani dan memperluas akses pasar global.
Sertifikasi RSPO tersebut diumumkan pada Sabtu (13/12/2025), setelah keempat KUD dinyatakan lolos audit ketat yang mencakup aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola kebun sesuai standar internasional.
Direktur Utama PTPN IV PalmCo, Jatmiko Santosa, menjelaskan bahwa empat KUD yang berhasil memperoleh sertifikasi RSPO adalah KUD Makarti Jaya, KUD Dayo Mukti, dan KUD Kusuma Bakti Mandiri di Provinsi Riau, serta FPS Merlung Renah Mendaluh di Provinsi Jambi.
“Total luas kebun yang telah tersertifikasi mencapai 2.595,36 hektare dengan melibatkan sekitar 1.222 kepala keluarga petani,” ujar Jatmiko dalam keterangan resminya.
Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari proses pendampingan jangka panjang yang dilakukan PalmCo secara konsisten, mulai dari tata kelola kebun, praktik budidaya berkelanjutan, hingga aspek keselamatan dan kesejahteraan petani.
Jatmiko menegaskan bahwa sertifikasi RSPO bukan sekadar pengakuan administratif, tetapi menjadi pintu masuk bagi petani untuk memperoleh nilai tambah secara ekonomi.
“Sertifikasi ini meningkatkan daya saing produk sawit petani, membuka akses ke pasar premium, sekaligus memperbaiki tata kelola kebun agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial,” jelasnya.
Dengan status tersertifikasi RSPO, produk sawit yang dihasilkan petani memiliki peluang lebih besar untuk diterima di pasar internasional yang semakin ketat terhadap isu keberlanjutan.
Ketua KUD Makarti Jaya, Hadi Yanto, mengungkapkan bahwa sertifikasi RSPO membawa perubahan nyata di tingkat petani. Pendampingan yang dilakukan PalmCo membuat petani lebih memahami standar budidaya berkelanjutan, keselamatan kerja, hingga efisiensi pemeliharaan kebun.
“Petani sekarang lebih tertib dalam pengelolaan kebun. Pengetahuan tentang agronomi dan K3 juga meningkat,” kata Hadi.
Ia menilai sertifikasi RSPO menjadi pengakuan penting sekaligus membuka ruang peningkatan daya tawar petani dalam rantai pasok sawit nasional maupun global.
Selain empat KUD yang telah tersertifikasi, PTPN IV PalmCo saat ini tengah mempercepat proses sertifikasi untuk 18 KUD lainnya. Satu KUD sedang menjalani audit internal, empat KUD dalam tahap pemenuhan dokumen, sementara 13 KUD masih berada pada tahap sosialisasi penerapan standar RSPO.
“Tujuan utama kami bukan sekadar mengejar sertifikat, tetapi membangun budaya keberlanjutan di tingkat tapak,” tegas Jatmiko.
Menurutnya, rantai pasok sawit yang tersertifikasi RSPO akan memperkuat ketelusuran, menjaga kualitas produk, serta menjadi fondasi penting bagi daya saing sawit Indonesia di pasar global.
“Rantai pasok yang tersertifikasi menjamin produk yang berkualitas, terukur, dan dapat ditelusuri. Ini adalah kunci masa depan industri sawit nasional,” pungkasnya. (*)
Add new comment