Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIB Muara Sabak berhasil melakukan panen perdana ikan lele sebanyak kurang lebih 500 kg. Panen ini merupakan hasil dari program pembinaan kepada warga binaan dengan menggunakan sistem bioflok.
Panen ikan lele ini disaksikan langsung oleh Kepala Lapas Narkotika Muara Sabak, Dwi Hartono, didampingi oleh pejabat struktural Lapas. Kegiatan ini menandai panen pertama yang dilakukan oleh pihak Lapas Sabak sejak program ini dimulai.
Dwi Hartono menjelaskan bahwa budidaya ikan lele dengan sistem bioflok adalah salah satu program pembinaan di Lapas Sabak yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pengalaman bagi warga binaan.
"Kolam budidaya ikan lele ini dibuat dengan memanfaatkan lahan yang berada di sebelah bengkel kerja. Ada sekitar empat kolam ikan yang digunakan dalam budidaya ini," kata Dwi Hartono.
Menurut Dwi, hasil dari panen ikan lele tersebut akan dijual ke pengepul ikan dan sebagian akan diolah untuk konsumsi warga binaan. Pemilihan ikan lele sebagai komoditas budidaya didasarkan pada nilai jual yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.
"Dipilihnya ikan lele untuk dibudidayakan karena memiliki nilai jual yang baik dan tergolong cepat dalam pembesarannya. Selain itu, pemeliharaannya juga tidak terlalu rumit. Ke depannya, dengan keberhasilan ini, budidaya ikan lele akan kami tingkatkan lagi," pungkasnya.
Program budidaya ikan lele di Lapas Narkotika Muara Sabak merupakan bagian dari upaya untuk memberikan keterampilan yang bermanfaat bagi warga binaan, sehingga mereka memiliki bekal yang bisa digunakan setelah menyelesaikan masa hukuman. Selain itu, program ini juga membantu meningkatkan ketahanan pangan di Lapas dan memberikan sumber pendapatan tambahan bagi lembaga pemasyarakatan.(*)
Add new comment