KOLABORASI OPTIMALISASI POTENSI DANAU SIPIN KOTA JAMBI 2025–2030

WIB
IST

OLEH : FAHMI RASID*

“Sejatinya, Setiap Riak Air di Danau Sipin Adalah Pesan Untuk Generasi Kini Dan Mendatang”

Danau Sipin, sebuah permata air yang membentang indah di jantung Kota Jambi, bukan hanya sekadar warisan alam yang menenangkan mata. Ia adalah bagian dari denyut nadi masyarakat Jambi, tempat di mana anak-anak bermain riang, para nelayan lokal mencari rezeki, dan keluarga berkumpul menikmati sore yang teduh. Di balik kejernihan air dan kesejukan angin yang berhembus, tersimpan harapan besar bahwa danau ini bisa menjadi masa depan bagi kesejahteraan masyarakat, menjadi ikon baru yang membanggakan, sekaligus simbol kebangkitan ekonomi daerah.

Harapan itu semakin nyata ketika Pemerintah Kota Jambi dan Pemerintah Provinsi Jambi menyatukan langkah dalam satu visi besar. Kolaborasi ini bukan sekadar kerja sama formalitas, melainkan sebuah kesadaran bahwa Danau Sipin adalah aset bersama yang harus dijaga, dikembangkan, dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Pemerintah Kota Jambi memiliki peran langsung dalam pengelolaan kawasan, sementara Pemerintah Provinsi mendukung dengan regulasi, anggaran, serta jejaring nasional dan internasional. Jika keduanya berjalan seiring, maka potensi Danau Sipin tidak hanya menjadi kebanggaan Kota Jambi, tetapi juga menjadi wajah Provinsi Jambi di mata nusantara bahkan dunia.

Ada beberapa masalah yang ditemukan dilapangan terkait dengan Tingkat kebersihan danau tersebut adalah masalah SAMPAH, dan ini merupakan tugas kita Bersama, baik Masyarakat disekitarnya, pelaku usaha disekitarnya, pengunjung danau tersebut serta juga peran dari Pemerintah melalui dinas terkait, karena apa..? karena danau sipin ini bisa difungsikan untuk WISATA AIR yang bersih, nyaman dan indah dari Danau Sipin itu sendiri, ini sesungguhnya lebih dari sekadar hiburan. Ia adalah penghubung antara keindahan alam dan kesejahteraan masyarakat. Dengan terkelolanya wisata air, masyarakat sekitar mendapatkan peluang besar dalam mengembangkan usaha. Bayangkan tepian danau yang dipenuhi UMKM dengan sajian khas Jambi, dari tempoyak yang menggugah selera, kue tradisional yang manis dan lembut, hingga kopi harum yang diseduh hangat. Kehadiran wisatawan tentu akan memperluas pasar bagi para pedagang kecil yang sebelumnya hanya mengandalkan pembeli lokal. Perahu wisata, tur air, hingga jasa pemandu budaya akan membuka lapangan kerja baru, memberi ruang bagi generasi muda untuk berkarya sekaligus melestarikan tradisi.

Lebih jauh dari itu, Danau Sipin bisa tampil sebagai ikon baru yang menarik dan membanggakan. Kota-kota besar di Indonesia memiliki simbolnya masing-masing yang membuat mereka dikenang. Kini, Jambi memiliki kesempatan besar menjadikan Danau Sipin sebagai wajah baru daerah. Dengan penataan kawasan yang ramah keluarga, jalur pedestrian yang nyaman, wahana olahraga air modern, serta panggung budaya terapung, Danau Sipin bisa menjadi magnet bagi wisatawan. Saat malam hari, lampu-lampu hias yang berpendar di tepian danau akan menciptakan suasana romantis, menjadikannya tempat berkumpul yang penuh kehangatan. Ikon baru ini bukan hanya mempercantik kota, tetapi juga meneguhkan identitas Jambi sebagai daerah yang harmonis antara tradisi dan modernitas.

Dalam kajian pariwisata modern, keberhasilan pengembangan sebuah destinasi sangat ditentukan oleh prinsip pariwisata berkelanjutan. Menurut Swarbrooke (1999), “pariwisata berkelanjutan adalah pengelolaan destinasi yang memperhatikan tiga aspek utama: ekonomi, sosial-budaya, dan lingkungan”. Artinya, pengembangan wisata Danau Sipin tidak boleh hanya menekankan keuntungan ekonomi, tetapi juga menjaga kelestarian danau serta memastikan keterlibatan masyarakat lokal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hall (2000) yang menegaskan bahwa “pariwisata berkelanjutan harus memberi manfaat jangka panjang bagi generasi sekarang dan mendatang, bukan sekadar pencapaian sesaat”.

Karena itu, masuknya Danau Sipin ke dalam RPJMD Kota Jambi dan Provinsi Jambi merupakan langkah strategis. RPJMD berfungsi sebagai pedoman pembangunan daerah selama lima tahun, sehingga memastikan setiap program dan anggaran memiliki arah yang jelas. Dengan begitu, revitalisasi dan pengembangan wisata air di Danau Sipin tidak lagi sekadar wacana, tetapi menjadi prioritas resmi dalam pembangunan daerah. Komitmen ini menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar serius menjadikan Danau Sipin sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru, yang sesuai dengan konsep community-based tourism di mana masyarakat lokal menjadi pelaku utama sekaligus penerima manfaat (Timothy, 2002). Namun demikian, untuk menghadirkan kawasan wisata dengan standar modern dan berdaya saing internasional, dibutuhkan investasi besar. Kehadiran investor asing menjadi salah satu solusi. Investor membawa modal dan teknologi, sementara masyarakat lokal menyediakan kearifan budaya dan keramahan yang menjadi daya tarik utama. Agar kolaborasi ini adil, model kerja sama yang ideal adalah public-private partnership yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam satu ekosistem pembangunan. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh tidak hanya dinikmati oleh pemodal besar, tetapi juga mengalir ke pedagang kecil, pengrajin, dan pelaku seni di sekitar danau.

Teori stakeholder theory dari Freeman (1984) juga relevan di sini. Freeman menegaskan bahwa pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang mampu melibatkan semua pemangku kepentingan, pemerintah, swasta, masyarakat, dan bahkan akademisi. Jika semua pihak merasa dilibatkan dan mendapatkan manfaat, maka pembangunan akan berkelanjutan. Dalam konteks Danau Sipin, teori ini berarti bahwa keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh berapa banyak wisatawan yang datang, tetapi sejauh mana masyarakat Jambi merasa memiliki dan mendapatkan keuntungan dari pengembangan wisata tersebut.

Mari kita bayangkan suasana di tahun 2030. Saat Senja Tiba Di Danau Sipin, Langit Berwarna Jingga Keemasan, Air Danau Berkilau Memantulkan Cahaya Lampu Kota. Di tepian, keluarga-keluarga menikmati sore dengan tertawa riang, anak-anak bermain di jalur pedestrian, sementara para wisatawan asing naik perahu wisata sambil menikmati musik tradisional Jambi yang dimainkan di panggung terapung. Pedagang kecil tersenyum bahagia karena dagangannya laris, dan masyarakat sekitar merasakan betul bahwa danau ini bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik mereka semua. Di saat yang sama, pemerintah kota dan provinsi merasa bangga karena kolaborasi mereka berhasil menciptakan sejarah baru bagi Jambi. Semua gambaran itu bukanlah mimpi kosong. Ia bisa menjadi kenyataan jika kolaborasi tetap dijaga, jika komitmen terus dijalankan, dan jika masyarakat bersama pemerintah serta investor berjalan dalam satu langkah. Danau Sipin bukan hanya sekadar air yang tenang, melainkan cermin masa depan Jambi. Masa depan yang lebih cerah, lebih sejahtera, dan lebih membanggakan.

Optimalisasi potensi Danau Sipin adalah perjalanan membangun harapan. Ia memerlukan kesabaran, kerja sama, dan cinta pada tanah kelahiran. Pemerintah kota dan provinsi telah menunjukkan niat baiknya melalui kolaborasi yang nyata. Investor asing siap mendukung dengan modal dan teknologi. Masyarakat pun membuka tangan dengan semangat dan kehangatan. Maka, periode 2025–2030 adalah momentum emas untuk mewujudkan semuanya.

Inilah saatnya Danau Sipin bangkit menjadi wajah baru Jambi. Bukan hanya indah dipandang, tetapi juga hidup sebagai pusat ekonomi, budaya, dan kebanggaan bersama. Karena Sejatinya, Setiap Riak Air Di Danau Sipin Adalah Pesan Untuk Generasi Kini Dan Mendatang, bahwa kolaborasi, kesungguhan, dan cinta pada tanah kelahiran mampu melahirkan sejarah baru bagi Jambi yang lebih gemilang.

Referensi :

  1. ⁠Swarbrooke, J. (1999). Sustainable Tourism Management. CABI Publishing.
  2. ⁠Hall, C. M. (2000). Tourism Planning: Policies, Processes and Relationships. Prentice Hall.
  3. Timothy, D. J. (2002). Tourism and Community Development: Issues in Tourism Series. Channel View Publications.
  4. Freeman, R. E. (1984). Strategic Management: A Stakeholder Approach. Pitman Publishing.
  5. Pemerintah Kota Jambi. (2023). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Jambi 2025–2030. Jambi.
  6. Pemerintah Provinsi Jambi. (2023). RPJMD Provinsi Jambi 2025–2030. Jambi.
  7. UNWTO. (2022). Tourism for Sustainable Development Goals. Madrid: United Nations World Tourism Organization.
  • Doktor Manajemen SDM
  • Magister Administrasi Publik (M.AP)
  • Sekretaris PUSDIKLAT L.A.M Provinsi Jambi

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.