“KAMPUNG BAHAGIA ”: Sinergi Gotong Royong Menuju Kota Jambi yang Lebih Sejahtera

WIB
IST

“Kota yang hebat bukan diukur dari gedungnya yang tinggi, melainkan dari warganya yang saling menguatkan dalam cinta dan kerja nyata.”

Oleh : Dr. FAHMI RASID Ketua LPM Kelurahan Rawasari Alam Barajo.

DI TENGAH HIRUK-pikuk kota yang terus tumbuh dan berubah, ada satu denyut kehidupan baru yang mulai terasa di setiap sudut lingkungan Kota Jambi denyut kebersamaan, gotong royong, dan semangat untuk hidup lebih baik. Denyut itu bernama “Kampung Bahagia”, sebuah program yang digagas oleh Wali Kota Jambi, Dr. dr. H. Maulana, M.K.M., yang kini menjelma menjadi inspirasi dan penggerak pembangunan berbasis komunitas di tingkat akar rumput.

Program yang awalnya sempat diragukan ini kini menjadi bukti nyata bahwa pembangunan yang dimulai dari masyarakat mampu menciptakan perubahan yang lebih bermakna. “Kampung Bahagia” bukan sekadar proyek fisik atau bantuan dana, tetapi gerakan sosial yang menghidupkan kembali nilai-nilai luhur gotong royong dan partisipasi warga.

Sebagai Ketua LPM Kelurahan Rawasari, saya memandang bahwa semangat “Kampung Bahagia” ini merupakan manifestasi nyata dari cita-cita besar bangsa, sebagaimana termaktub dalam Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, yakni membangun Indonesia dari komunitas terkecil dari kampung, kelurahan, dan RT, dengan mengedepankan kemandirian, pemerataan kesejahteraan, dan keadilan sosial.

Lebih jauh lagi, program ini juga berjalan seirama dengan arah kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Jambi di bawah kepemimpinan Gubernur Dr. H. Al Haris, S.Sos., M.H. Melalui RPJMD Provinsi Jambi 2025–2029, Gubernur Al Haris menegaskan pentingnya pembangunan manusia, penguatan ekonomi masyarakat, serta pengentasan ketimpangan antarwilayah.

Dalam konteks itu, “Kampung Bahagia” hadir sebagai cermin harmoni antara visi Provinsi dan langkah nyata Pemerintah Kota Jambi. Keduanya menyatu dalam satu tujuan: menghadirkan kebahagiaan yang merata bagi seluruh masyarakat, dari pinggiran hingga pusat kota.

Gotong Royong Sebagai Jiwa Pembangunan

Ada sesuatu yang istimewa dari program ini. Bukan semata karena setiap RT mendapat alokasi dana sebesar Rp100 juta, tetapi karena cara masyarakat memaknainya. Uang bukanlah inti kekuatan; gotong royong-lah yang menjadi roh sesungguhnya.

Masyarakat bahu-membahu menambah daya manfaat dari dana tersebut. Ada yang menyumbang tenaga, ada yang membantu konsumsi, ada pula yang meminjamkan alat atau waktu. Dari situ, muncul energi sosial baru: energi yang tidak bisa dibeli dengan uang, yaitu semangat saling percaya dan tanggung jawab bersama.

Ketika warga diberi kepercayaan, mereka merasa dihargai. Ketika mereka melihat hasil kerja tangan sendiri jalan diperbaiki, taman diperindah, saluran air dibersihkan, lingkungan ditata tumbuhlah rasa bangga dan bahagia yang tak ternilai.
Inilah sejatinya pembangunan yang menyentuh hati manusia.

Sinergi Pemerintah Kota dan Provinsi

Program “Kampung Bahagia” menjadi contoh indah sinergi pembangunan antara Pemerintah Kota dan Pemerintah Provinsi Jambi. Wali Kota Maulana dengan gagasan dan kepemimpinannya yang inklusif telah menerjemahkan arah kebijakan Gubernur Al Haris menjadi langkah konkret di lapangan.

Jika di tingkat provinsi, visi “Jambi Mantap” menekankan penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas hidup, dan pembangunan berkeadilan, maka “Kampung Bahagia” menjadi perwujudan mikro dari visi besar itu di tingkat kota.

Dalam setiap kegiatan, baik di RT, kelurahan, maupun kecamatan, masyarakat dapat merasakan bahwa pemerintah hadir di tengah mereka, bukan sebagai penguasa, tetapi sebagai mitra dalam pembangunan.
Gubernur Al Haris dan Wali Kota Maulana ibarat dua tangan yang bekerja serentak: satu menggenggam arah kebijakan makro, satu lagi menggerakkan tindakan nyata di lapangan. Hasilnya adalah keselarasan antara pembangunan struktural dan kultural antara kebijakan dan kebahagiaan.

Ekonomi Bergerak, Masyarakat Bangkit

Dampak ekonomi dari program ini pun mulai terasa. Setiap kegiatan pembangunan di tingkat RT menimbulkan perputaran uang lokal. Tukang, pedagang, penyedia bahan bangunan, dan pelaku UMKM ikut merasakan manfaatnya.
Uang yang beredar di lingkungan tidak lari ke luar kota, tetapi berputar di antara masyarakat sendiri. Ini adalah bentuk ekonomi gotong royong yang sesungguhnya.

Selain itu, masyarakat juga belajar banyak hal: mengelola anggaran, menentukan prioritas pembangunan, dan mempertanggungjawabkannya secara transparan. Proses ini menjadi pendidikan sosial-ekonomi yang sangat berharga.
Warga tidak lagi menunggu perubahan dari atas, tetapi mulai menciptakan perubahan dari diri sendiri.

Dengan demikian, “Kampung Bahagia” tidak hanya membangun fisik, tetapi juga menumbuhkan karakter produktif, jujur, dan mandiri di tengah masyarakat. Mereka belajar bahwa bahagia bukan soal seberapa banyak yang diberikan, tetapi seberapa besar keikhlasan dan partisipasi yang dibangun bersama.

Bahagia Adalah Tujuan Pembangunan

Kata “bahagia” dalam nama program ini mengandung makna yang mendalam. Ia bukan sekadar label, melainkan tujuan akhir pembangunan yang manusiawi.
Bahagia berarti hidup dalam lingkungan yang bersih, aman, dan harmonis. Bahagia berarti saling mengenal, saling membantu, dan saling menghargai. Bahagia berarti ada rasa memiliki terhadap tempat tinggal sendiri.

Ketika warga Kota Jambi bisa tersenyum melihat perubahan di lingkungannya taman yang rapi, jalan yang terang, drainase yang lancar, suasana RT yang hangat maka sejatinya pemerintahan telah mencapai tujuannya.
Pembangunan yang baik adalah pembangunan yang menumbuhkan rasa syukur dan kebersamaan.

Program ini juga membawa pesan moral : bahwa kebahagiaan kota tidak bisa dibeli atau dipaksakan, tetapi tumbuh dari bawah dari semangat warga yang bersatu membangun lingkungan mereka sendiri.

Bangga Menjadi Warga Kota Jambi

Sebagai warga dan Ketua LPM Kelurahan Rawasari, saya ingin mengajak seluruh masyarakat Kota Jambi untuk bangga dengan program ini.
Kita tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga pelaku perubahan. “Kampung Bahagia” adalah ruang bagi kita untuk menunjukkan bahwa masyarakat Jambi mampu bergerak, mampu bekerja, dan mampu bahagia bersama.

Mari kita dukung bersama program ini agar terus berlanjut, berkembang, dan menyentuh seluruh 1.650 RT di Kota Jambi.
Mari kita jaga hasil pembangunan dengan penuh tanggung jawab, kita rawat dengan kasih, dan kita isi dengan kegiatan yang menumbuhkan kebersamaan.
Dan, mari, kalau perlu kita kunjungi langsung RT-RT yang sudah menjadi percontohan.
Rasakan sendiri bagaimana wajah Jambi yang bahagia sedang tumbuh di tengah kita.

Harmoni Antara Pemerintah dan Rakyat

“Kampung Bahagia” adalah contoh nyata bahwa pembangunan tidak harus dimulai dari gedung tinggi atau jalan besar, tetapi dari senyum warga di depan rumahnya sendiri.
Ia adalah refleksi dari sinergi antara Pemerintah Kota, Pemerintah Provinsi, dan masyarakat.
Di dalamnya ada visi nasional dari Presiden Prabowo Subianto, arah kebijakan daerah dari Gubernur Al Haris, dan implementasi nyata dari Wali Kota Maulana. Semua menyatu dalam satu kata kunci: bahagia.

Semoga semangat ini terus berdenyut di setiap hati warga Jambi. Karena pada akhirnya, kota yang benar-benar maju bukanlah kota yang hanya megah secara fisik, melainkan kota yang warganya hidup dalam kebersamaan, keadilan, dan kebahagiaan.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network