Jambi - Polemik dugaan "mahar" atau pungutan liar dalam proses seleksi Kepala Sekolah (Kepsek) di Kota Jambi terus menggelinding bak bola salju. Setelah Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan, Jaelani, memilih "lempar bola" mengenai teknis seleksi kepada bawahannya. Kini giliran Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK), Mardiansyah, yang angkat bicara.
Mardiansyah, yang disebut-sebut sebagai penanggung jawab teknis penyelenggaraan seleksi calon kepala sekolah (Cakepsek), mengaku terkejut dengan isu jual beli jabatan yang santer beredar.
Ia mengklaim baru mengetahui adanya desas-desus "Genk" yang meminta setoran tersebut dari keramaian di media sosial.
"Dalam hal kasus ini... kami mengetahuinya dari pemberitaan media sosial," ujar Mardiansyah, Jumat (5/12/2025).
Menjawab keraguan publik mengenai potensi permainan "bawah meja", Mardiansyah menegaskan bahwa proses seleksi saat ini tidak lagi manual. Mekanisme seleksi diikat ketat oleh regulasi pusat, yakni Permendikdasmen No 7 Tahun 2025.
Menurutnya, seluruh proses pengangkatan terintegrasi melalui sistem KSPS (Kepala Sekolah Penggerak Sekolah) yang dikelola langsung oleh Direktorat KSPS Kemendikdasmen.
"Intinya dalam hal seleksi Kepsek ini, kita mengacu kepada Permendikdasmen No 7 tahun 2025. Di mana dalam hal pengangkatan Kepsek harus melalui sistem KSPS yang ada di direktorat KSPS Kemendikdasmen," jelasnya.
Baca soal genk di sini :
Mardiansyah juga memberikan peringatan keras terkait isu mahar yang disebut-sebut mencapai Rp 100 juta. Ia menegaskan sikap pemerintah daerah yang sejak awal menyatakan proses ini gratis.
Oleh karena itu, jika ada oknum—baik dari internal maupun eksternal—yang menjanjikan jabatan dengan meminta imbalan uang, ia memastikan hal tersebut adalah tindak pidana penipuan. Ia pun mendorong agar hal tersebut dilaporkan ke pihak berwenang.
"Dalam hal ini juga Pimpinan daerah kita telah menyampaikan bahwa dalam seleksi Kepsek itu GRATIS tidak dipungut biaya," tegasnya.
"Jadi jika ada seseorang mengiming-imingi atau menjamin bahkan dengan biaya yang dikeluarkan, itu bisa dibilang penipuan," pungkas Mardiansyah.(*)
Comments
Seleksi gratis, tapi yg…
Seleksi gratis, tapi yg tidak mau bayar tidak akan diangkat jadi kepala sekolah
Seleksi calon kepsek
Kalo ditanya dan mengakui penjara kosong
Add new comment