Di tengah pesona alam Kabupaten Kerinci yang memukau, terdapat kenyataan pahit yang dirasakan warga Dusun Sako, Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin. Jalanan rusak parah, penuh batu tajam dan kerikil, menjadi rintangan sehari-hari bagi masyarakat yang menggantungkan hidup pada infrastruktur ini.
Kondisi memprihatinkan terlihat di sepanjang tiga kilometer, jalan rusak menghubungkan Desa Tamiai ke Tiga Dusun Sako. Ruas jalan ini tidak hanya berlubang dan berbatu, tetapi juga sempit, hanya cukup untuk satu mobil melintas. Warga mengeluhkan kondisi ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa ada perbaikan dari Pemerintah Daerah.
"Jalan yang rusak sepanjang sekitar 2 – 3 KM, hanya berlandaskan tanah dan batu – batu tajam. Anak – anak sekolah yang membawa motor sering terpeleset pada musim hujan dan jatuh saat melintasi jalan rusak dan licin tersebut," kata seorang warga.
Kerusakan jalan tidak hanya berdampak pada keamanan pengguna jalan, tetapi juga menghambat perekonomian warga. Hasil pertanian yang menjadi sumber mata pencaharian utama sulit diangkut keluar dusun. Warga berharap anggota DPRD, khususnya Panca, dan Pemerintah Daerah segera turun tangan memperbaiki jalan mereka.
"Jalan ini juga akses perekonomian warga, karena warga Tamia dan sekitarnya mengangkut hasil pertanian mereka dari dalam ke luar. Anggota DPRD jangan membuka jalan baru menuju kebun mereka saja, perhatikan keluhan masyarakat, jangan cuma pas mau maju sebagai calon legislatif saja menemui masyarakat," tegas seorang warga lainnya.
Tidak hanya jalan, jembatan di tiga Dusun Sako juga mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir bandang beberapa waktu lalu. Jembatan yang rusak hanya diperbaiki secara swadaya oleh warga menggunakan kayu, sehingga truk pengangkut hasil kebun tidak bisa melintas.
"Jembatan yang rusak hanya diperbaiki oleh warga dengan swadaya menggunakan kayu," ungkap warga dengan nada kecewa.
Reki, salah satu warga Dusun Sako, mendesak Pemerintah Kabupaten Kerinci untuk turun langsung melihat kondisi jalan di daerahnya. "Tidak perlu memperbaiki dengan aspal yang mulus, aspal goreng saja masyarakat sudah bersyukur dan berterima kasih kepada Pemerintah Daerah," ujarnya singkat.
Sako, salah satu dusun di Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, dihuni oleh ratusan Kepala Keluarga (KK). Terdiri dari Sako Mudik, Tengah, dan Hilir, dusun ini tampaknya terisolasi dari pembangunan infrastruktur, baik dari pemerintah desa maupun daerah. Warga merasa ditinggalkan dan diabaikan.
Realitas ini menggambarkan betapa mendesaknya perhatian pemerintah terhadap kebutuhan infrastruktur dasar di wilayah pedesaan. Jalan dan jembatan yang layak adalah hak dasar warga negara untuk menunjang aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Kisah Dusun Sako seharusnya menjadi panggilan bagi para pemimpin daerah untuk tidak menutup mata terhadap penderitaan warganya.
Masyarakat Dusun Sako menanti tindakan nyata dari Pemerintah Kabupaten Kerinci dan DPRD setempat. Mereka berharap, jalan dan jembatan yang layak segera terwujud agar anak-anak dapat pergi ke sekolah dengan aman dan hasil pertanian bisa diangkut tanpa hambatan. Di tengah keluhan dan keputusasaan, harapan tetap ada. Pemerintah diharapkan segera menjawab panggilan ini dengan langkah konkret.
Dusun Sako, dengan segala tantangannya, adalah bagian tak terpisahkan dari Kabupaten Kerinci yang lebih luas. Pembangunan yang merata adalah kunci untuk memastikan semua warga merasakan manfaat dari kemajuan yang dicapai. Semoga suara rakyat Dusun Sako didengar dan perubahan segera datang, menghapus derita jalan rusak yang telah terlalu lama menghantui kehidupan mereka.(*)
Signal Berita
Add new comment