Bentrok SAD dan Perusahaan Sawit PT PHK (Makin Grup) di Tebo, 1 Warga Suku Anak Dalam Tewas, 2 Polisi Luka-luka

WIB
IST

Tebo – Konflik agraria berdarah kembali pecah di Jambi. Dua warga Suku Anak Dalam (SAD) menjadi korban kekerasan dalam insiden mencekam yang terjadi di area perkebunan kelapa sawit milik PT PHK, grup perusahaan raksasa Makin Grup, di Kabupaten Tebo, Selasa (29/4/2025) siang.

Satu korban, berinisial PL (27), tewas usai mendapat perawatan medis. Sementara rekannya, B (25), masih terbaring lemah di RSUD Tebo akibat luka serius.

Kejadian tragis ini bermula dari patroli besar-besaran yang dilakukan sekitar 200 orang—gabungan dari petugas keamanan perusahaan dan warga Desa Betung Bedaro Timur. Tujuannya: menindak dugaan pencurian berondol sawit yang semakin marak di kawasan konsesi perusahaan.

Namun, patroli yang semula diklaim sebagai langkah pengamanan, berubah menjadi insiden berdarah. Sekelompok warga SAD yang tengah memungut brondolan sawit didapati di lokasi. Mereka langsung diamankan. Namun menurut keterangan Polda Jambi, terjadi perlawanan saat upaya penangkapan berlangsung—dan di sanalah insiden kekerasan diduga terjadi.

"Kedua warga SAD mengalami luka-luka. Satu di antaranya, PL, meninggal dunia setelah dirawat di RSUD Tebo. Korban lainnya, B, masih dalam perawatan,” ungkap IPDA Maulana, Paur Penum Humas Polda Jambi dalam keterangannya.

Keduanya tercatat sebagai warga SAD yang tinggal di wilayah Kabupaten Merangin, yang diketahui sejak lama beraktivitas nomaden di kawasan perbatasan hutan dan perkebunan di Tebo.

Tak hanya berhenti sampai di situ. Ketegangan justru meningkat. Pada sore harinya, sekitar 25 orang dari kelompok SAD dilaporkan kembali ke lokasi kejadian. Kali ini mereka datang dengan kemarahan. Aksi balasan pun terjadi. Bentrok pecah. Suasana mencekam.

Aparat gabungan dari kepolisian dan TNI yang telah berjaga di lokasi sempat menjadi sasaran amuk. Dua anggota Polsek Tebo Ilir dilaporkan mengalami luka-luka akibat dipukul dalam insiden itu.

"Situasi saat ini sudah terkendali. Tapi kami terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penganiayaan. Kami imbau semua pihak menahan diri agar konflik tidak meluas,” tegas IPDA Maulana.

Hingga kini, pihak kepolisian belum menetapkan tersangka dalam kasus yang telah menelan korban jiwa ini. Investigasi menyeluruh tengah dilakukan oleh Satreskrim Polres Tebo. Di sisi lain, konflik antara masyarakat adat dan korporasi kembali membuka luka lama soal tumpang tindih lahan dan hak hidup komunitas lokal yang kerap terpinggirkan.

Apakah ini hanya soal pencurian sawit? Atau gejala laten dari konflik agraria yang belum terselesaikan?

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.
CAPTCHA
1 + 1 =
Solve this simple math problem and enter the result. E.g. for 1+3, enter 4.
This question is for testing whether or not you are a human visitor and to prevent automated spam submissions.

BeritaSatu Network