Selat Hormuz yang semula tenang kini ikut berderak. Iran—negara yang tengah berkabung pasca serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklirnya—mengambil langkah balasan dengan menutup Selat Hormuz, jalur ekspor minyak terpenting dunia.
Kebijakan ini diumumkan resmi Majelis Syura Iran, dan sedang difinalisasi Dewan Keamanan Nasional Iran. Jika permanen, maka dunia tak hanya bersiap menghadapi rudal—tapi juga gelombang krisis ekonomi global.
Selat Hormuz adalah penghubung Teluk Persia dan Laut Arab. Lebih dari 20% pasokan minyak mentah dunia melewati jalur sempit ini. Iran, Arab Saudi, Irak, hingga UEA menggantungkan napas ekonomi mereka di sana.
“Ini bukan hanya keputusan militer. Ini strategi ekonomi Iran paling radikal dalam 20 tahun terakhir,” tulis Reuters (23/6/2025).
Dampaknya langsung terasa. Harga minyak Brent melonjak ke USD 78,9 per barel, dan WTI menyentuh USD 75,7—level tertinggi dalam lima bulan. Beberapa analis memperkirakan harga bisa tembus USD 110–130 jika blokade bertahan lebih dari seminggu.
Bagi Indonesia, negara non-konflik, dampaknya justru sangat nyata.
Indonesia mengimpor lebih dari 700.000 barel per hari untuk kebutuhan BBM dan LPG. Blokade Hormuz = harga minyak naik tajam = subsidi energi membengkak.
Asumsi harga minyak dalam APBN 2025 (USD 82/barel) akan jebol jika harga tembus USD 100++. Pemerintah harus memilih, tambah subsidi atau naikkan harga BBM.
Dampak lainnya adalah pelemahan rupiah. Nilai tukar mulai menurun ke Rp 16.300/USD. BI siap intervensi, tapi pasar belum tenang.
Harga transportasi, pangan, dan logistik akan ikut naik. Rakyat berpenghasilan rendah paling terdampak. Tutupnya Hormuz itu artinya bensin bisa naik, listrik bisa mahal, dan beras ikut melambung.
Pemerintah melalui Kemenkeu dan ESDM sudah menyiapkan skema antisipatif. Tapi ekonom memperingatkan Indonesia butuh strategi lebih dari sekadar hitungan subsidi.
“Ini bukan lagi soal BBM. Ini soal daya tahan ekonomi rakyat,” kata Bhima Yudhistira, Direktur CELIOS. Tampaknya, perang dunia III sudah dimulai.(*)
Add new comment