Jejak Kuat CV Gunung Sago Perkasa, Sikat Proyek Miliaran di Berbagai Daerah

WIB
IST

Nama CV Gunung Sago Perkasa mendadak membetot perhatian publik. Perusahaan yang mencatumkan alamatnya di JL. Emprit 1 No. 122, Handil Jaya, Jelutung, Kota Jambi ini tak hanya menang tender di Bungo, tapi juga terlacak merambah proyek-proyek konstruksi bernilai miliaran rupiah di berbagai daerah. Pertanyaannya, seberapa kuat sumber daya mereka? Atau... seberapa longgar sistem pengawasan kita?

Sorotan paling tajam datang dari proyek Pembangunan Baru SPAM Jaringan Perpipaan Desa Sungai Puri, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo. Tender senilai Rp 1,26 miliar ini dimenangkan CV Gunung Sago Perkasa dengan harga negosiasi akhir Rp 1.153.015.234,91.

Namun proses tender ini tak berjalan mulus. Sejumlah peserta menyampaikan protes karena Pokja mengubah jadwal penetapan pemenang secara mendadak, tepat sehari sebelum pengumuman resmi. Alasan Pokja: "evaluasi belum selesai." Tender ini pun masuk masa sanggah.

Di balik alasan administratif itu, timbul gelombang kecurigaan, apakah perubahan ini bagian dari skenario?

“Jadwal sudah ditentukan. Mengapa harus berubah satu hari sebelum pengumuman? Ini menimbulkan kecurigaan di antara peserta,” ujar salah satu peserta yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Menariknya, CV Gunung Sago juga ikut dalam tender proyek SPAM Jaringan Perpipaan Desa Empelu, senilai Rp 2,1 miliar. Pada paket ini, CV Gunung Sago dinyatakan gugur oleh Pokja. Alasan yang dicantumkan, personil dan peralatan yang ditawarkan juga digunakan pada paket tender lain.

Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar, jika di Empelu dinilai bermasalah, mengapa di Sungai Puri justru dianggap sah? Ataukah ada inkonsistensi evaluasi? Bukankah jadwal tendernya beriringan, tidak ada perbedaan waktu?

"Kalau alat dan tenaga yang sama digunakan di dua paket, berarti ada ketidaksesuaian. Tapi mengapa di salah satu proyek dianggap wajar? Apakah evaluasinya dilakukan silang antar proyek?" tanya sumber internal yang mengikuti kedua tender tersebut.

Penelusuran Jambi Link menunjukkan CV Gunung Sago Perkasa juga tercatat sebagai pemenang proyek lain di Kota Jambi. Perusahaan ini memenangkan tender Pembangunan Gedung UKPBJ Kota Jambi tahun anggaran 2025, dengan nilai Rp 2,6 miliar. Ini mengukuhkan posisi Gunung Sago sebagai pemain yang cukup aktif di belantara proyek konstruksi daerah.

Tak hanya itu, dalam dokumen LPSE BWSS VI, CV Gunung Sago juga terlihat sebagai peserta tender proyek irigasi senilai Rp 13 miliar di Kabupaten Kerinci. Mereka menawar Rp 11,95 miliar, namun proyek ini akhirnya dibatalkan.

Catatan ini menunjukkan pola yang berulang, satu perusahaan bisa muncul di banyak proyek dalam waktu berdekatan, dengan personil dan alat yang patut dipertanyakan. Namun sayangnya, tak ada mekanisme lintas proyek yang mengecek konsistensi personil dan alat secara real time.

“Jika satu pelaksana lapangan digunakan di tiga proyek sekaligus, bagaimana mungkin dia hadir bersamaan? Ini bukan semata soal administrasi, ini menyangkut validitas dan integritas sistem pengadaan kita,” ujar narasumber dari asosiasi jasa konstruksi.

Kontraktor Perkasa, Jejak Digitalnya Membingungkan

Tim Jambi Link menelusuri jejak digital CV Gunung Sago Perkasa melalui situs publik indokontraktor.com. Di sana, kami banyak menemukan hal janggal yang patut dipertanyakan.

Kami mengecek identitas badan usaha. Di satu bagian halaman website resmi, tertulis bahwa perusahaan ini telah “berdiri lebih dari 10 tahun” dan didukung oleh tim 50+ personel. Namun, hanya berselang beberapa scroll, muncul narasi berbeda “berdiri sejak 15 tahun lalu” dengan “20+ karyawan tetap”.

Dua angka yang jelas tak konsisten. Apakah ini hanya typo saja. Atau ada kekeliruan penulisan?

Apakah perusahaan ini memang punya tim 50-an orang profesional atau hanya 20? Dan lebih penting lagi kapan tepatnya mereka berdiri? Tahun 2009? 2010? Atau bahkan lebih muda dari itu? Tidak ada kejelasan. Tidak ada dasar data yang diverifikasi.

Dari sumber lain kami menemukan informasi bahwa CV Gunung Sago Perkasa telah berdiri sejak 2010 dan telah beberapa kali mengalami perubahan akta pendirian. Setidaknya, CV Gunung Sago Perkasa telah mengalami lima kali perubahan akta pendirian, hanya dalam kurun waktu sekitar 10 tahun terakhir. Menariknya, dua perubahan terjadi dalam bulan yang sama, di tahun 2022. Hal ini menandakan dinamika internal yang tidak biasa.

Berikut daftar lengkap perubahan akta tersebut:

NoNomor AktaTanggal
1AHU-0003896-AH.01.15.TAHUN 20192010-01-06
2-2012-06-22
3AHU-0023466-AH.01.16.Tahun 20222022-02-26
4AHU-001.1169-AH.01.16.Tahun 20222022-02-26
5AHU-0002049-AH.01.16.TAHUN 20242024-01-16

Jika kita amati lebih dekat, perubahan akta ini tidak hanya berulang. Tapi juga berpusat pada notaris yang sama dalam beberapa periode terakhir.

Apakah ini bagian dari konsolidasi perusahaan? Bisa jadi. Apakah karena perubahan struktur kepemilikan?

CV Gunung Sago Perkasa mengklaim telah mengantongi ISO 9001 (Manajemen Mutu), 14001 (Lingkungan), 45001 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), serta 37001 (Antisuap). Ini empat jenis sertifikasi berat yang umumnya hanya dikantongi oleh perusahaan dengan sistem manajemen berstandar tinggi dan audit berkala yang ketat.

Namun, situs lain, yang juga memuat profil perusahaan ini menambahkan dua lagi ISO 22000 (Keamanan Pangan) dan ISO 27001 (Keamanan Informasi).

Seketika muncul pertanyaan, untuk apa perusahaan konstruksi mengklaim punya ISO bidang pangan dan keamanan informasi? Apakah ini perusahaan jasa konstruksi atau penyedia logistik pangan digital?

Di dunia nyata, mendapatkan satu ISO resmi saja butuh proses panjang, audit eksternal, dan pembuktian sistemik. Maka jika benar perusahaan ini mengantongi 6 ISO sekaligus, ini prestasi luar biasa. Tapi jika tidak—maka ini adalah bentuk penyesatan publik yang terang-terangan.

Masalahnya, dalam proses tender, banyak Pokja yang hanya melihat klaim tanpa melakukan klarifikasi atau meminta bukti legal yang terdaftar di lembaga akreditasi nasional. Maka klaim semacam ini bisa sangat membahayakan keadilan dalam tender, karena membuka celah manipulasi citra.

Klaim terakhir dalam profil daring CV Gunung Sago Perkasa menyebut bahwa mereka telah menyelesaikan lebih dari 100 proyek. Klaim ini dipajang dalam dua lokasi berbeda di situs yang sama.

Namun, lagi-lagi tak ada satupun rincian konkret yang ditampilkan. Tak ada daftar proyek. Tak ada nama instansi pemberi kerja. Tak ada tahun pelaksanaan. Tak ada lokasi. Tak ada dokumen pendukung, tautan berita, atau bahkan testimoni klien.

Seolah-olah 100 proyek itu hanya angka di layar. Kosong. Tanpa tulang. Tanpa sejarah. Hingga berita ini diturunkan, CV Gunung Sago Perkasa belum memberikan tanggapan resmi.

Tunggu laporan lanjutan kami, siapa saja aktor di balik proyek-proyek Gunung Sago dan seperti apakah tenaga kerja serta personilnya? (*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.