Warga Bingung Papan Proyek Tak Ada, Proyek Sungai Batang Merao Didesak Audit Volume

WIB
IST

Kerinci - Proyek normalisasi Sungai Batang Merao yang melintasi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh kembali menuai sorotan tajam.

Pekerjaan yang menelan anggaran negara ini dinilai berjalan tidak maksimal dengan progres fisik yang tak merata di lapangan.

Hasil penelusuran di sejumlah titik menunjukkan adanya ketidakkonsistenan hasil pengerjaan. Pengerukan dan pelebaran alur sungai tampak "belang-bentong". Di beberapa segmen, sungai masih terlihat dangkal dengan lebar alur yang tidak seragam.

Parahnya lagi, endapan lumpur dan material sedimen sisa galian masih menumpuk di bantaran sungai, terutama di area tikungan dan kawasan padat penduduk.

Tumpukan material yang sebagian sudah diratakan dan sebagian hilang ini menyulitkan verifikasi visual terhadap volume pekerjaan yang sebenarnya.

Selain masalah teknis, aspek transparansi proyek juga dipertanyakan. Di beberapa lokasi pekerjaan, papan informasi proyek tidak ditemukan.

Publik dibuat buta mengenai nilai kontrak, volume target, sumber anggaran, hingga masa pelaksanaan. Ketiadaan informasi ini menutup akses masyarakat untuk ikut mengawasi jalannya proyek pemerintah tersebut.

Carut-marutnya pengerjaan normalisasi ini memantik reaksi keras dari Pengamat Kebijakan Publik Jambi, Dr. Dedek Kusnadi. Ia mewanti-wanti pihak rekanan maupun pengawas (PPK/PPTK) untuk bekerja sesuai rel aturan.

Dedek menegaskan, pekerjaan fisik infrastruktur pengendali banjir harus taat pada spesifikasi teknis (spek) yang telah ditentukan dalam kontrak.

"Pekerjaan jangan sampai melenceng dari spek. Normalisasi ini tujuannya vital untuk mencegah banjir. Kalau dikerjakan asal-asalan, dampaknya tidak akan terasa bagi masyarakat," tegas Dedek, Minggu (28/12/2025).

Akademisi ini juga mengingatkan potensi konsekuensi hukum jika ditemukan adanya manipulasi volume pekerjaan yang merugikan keuangan negara.

"Hasilnya harus benar-benar bermanfaat. Jangan sampai ada kerugian negara hanya karena pengurangan volume atau kualitas kerja yang tidak sesuai standar. Aparat penegak hukum pasti memantau ini," tambahnya.

Kekhawatiran Dedek beralasan. Di tengah klaim manfaat normalisasi, fakta di lapangan menunjukkan potensi luapan air masih terlihat di beberapa titik saat debit air meningkat. Sedimentasi yang tersisa dinilai menghambat efektivitas aliran sungai.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari dinas terkait yang menyatakan proyek ini telah rampung 100 persen dan sesuai dengan dokumen perencanaan. Publik kini menanti transparansi data opname pekerjaan untuk memastikan anggaran negara tidak hanyut sia-sia di Batang Merao.(*)

Moynafi

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network