Air Mata dan Harapan di Panggung Santunan: Kisah Bang Syukur dan Anak-Anak Yatim

WIB
IST

Dalam acara santunan anak yatim, Bang Syukur dan M. Yani menampilkan momen haru yang penuh inspirasi. Dengan kisah perjuangan dan harapan, keduanya mengingatkan akan pentingnya keteguhan hati dalam menggapai cita-cita.

***

Malam itu, di sebuah acara santunan anak yatim, suasana haru menyelimuti ruangan. M. Yani, Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Merangin, berdiri di atas panggung dengan mata berkaca-kaca. Kesedihan muncul tatkala dia memanggil lima anak yatim yang masih berusia lima tahun untuk naik ke panggung bersamanya.

Di sampingnya, Bang Syukur, bakal calon Bupati Merangin yang kini menjabat sebagai anggota DPD/MPR RI, duduk dengan wajah yang tenang. Saat Yani berbicara, tak ada yang bisa menyembunyikan rasa haru yang meliputi seluruh peserta yang hadir.

Kenangan dan Inspirasi

Yani, dengan suara yang terisak, memulai ceritanya. Dia ingin menjelaskan mengapa kelima anak yatim itu dipanggil ke atas panggung.

“Kenapa saya memanggil lima anak yatim yang berusia lima tahun?” tanyanya, sebelum menjawab sendiri dengan nada berat.

“Ini adalah gambaran perjuangan hidup Bang Syukur yang ditinggal oleh Ayahandanya di usia 5 tahun. Betapa berat perjuangan beliau hingga akhirnya bisa menjadi anggota DPD/MPR RI yang jabatannya setara dengan presiden.”

Yani menekankan kepada anak-anak yatim yang berdiri di sampingnya untuk tidak menyerah pada keadaan.

“Kepada anak-anak ku, jangan patah semangat. Lihatlah Bang Syukur, beliau mampu berjuang dalam mewujudkan cita-citanya,” ujarnya sambil menyeka mata yang mulai basah.

M Syukur dan Istri beserta Khafid Moein akrab bersama anak-anak yatim

Keharuan yang Tak Tertahankan

Di bawah panggung, Bang Syukur duduk diam. Rasa haru menyelimuti hatinya. Namun dia memilih untuk menyimpannya sendiri. Istrinya, Lavita Syukur, duduk di sampingnya. Sesekali ia memandang wajah suaminya dengan penuh kasih. Dia menggenggam tangan Bang Syukur, memberikan dukungan yang diam-diam namun dalam.

Bang Syukur akhirnya bangkit, naik ke atas panggung. Tanpa sepatah kata, dia menghampiri kelima anak yatim itu. Dengan lembut, dia mengusap dan mencium rambut mereka, memberi mereka santunan kasih sayang.

Momen itu, meski tanpa kata-kata, berbicara lebih dari apa pun. Keheningan dan tatapan penuh kasih Bang Syukur kepada anak-anak yatim itu adalah bahasa universal yang dipahami semua orang di ruangan itu.

Harapan untuk Masa Depan

Meski Bang Syukur tak mengucapkan sepatah kata pun, setiap orang yang hadir bisa merasakan emosi yang membanjiri ruangan. Rasa haru dan inspirasi yang tercipta malam itu adalah pengingat akan kekuatan keteguhan hati dan harapan.

Acara berakhir, namun pesan yang dibawa oleh Bang Syukur dan M. Yani tidak akan terlupakan. Anak-anak yatim itu, dan semua orang yang menyaksikan, membawa pulang lebih dari sekadar santunan; mereka membawa pulang harapan dan inspirasi untuk terus berjuang, seperti Bang Syukur yang telah menempuh jalan panjang dari masa kecil yang penuh tantangan hingga menjadi tokoh yang dihormati.

Malam itu bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang menerima pelajaran kehidupan yang berharga—bahwa setiap anak, bagaimanapun keadaannya, memiliki potensi untuk mencapai impian mereka. Ini adalah pesan yang tak lekang oleh waktu, sebuah pelajaran dari hati yang penuh kasih dan tangan yang terbuka untuk memberi.(*)

Add new comment

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <a href hreflang> <em> <strong> <cite> <blockquote cite> <code> <ul type> <ol start type> <li> <dl> <dt> <dd> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

BeritaSatu Network