Kebutuhan energi tak mengenal kompromi. Gas bumi, sebagai tulang punggung transisi energi nasional, kini memasuki babak yang lebih menantang, tapi juga penuh harapan. Hal itu tergambar jelas dalam forum kerja Komisi XII DPR RI bersama mitra strategis sektor migas, Kamis (17/7/2025), di Hotel Westin, Surabaya.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah pernyataan Drs. H. Cek Endra, anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar. Ia tak sekadar hadir sebagai wakil rakyat, tetapi juga sebagai penyambung rasa optimisme atas potensi besar gas bumi Indonesia yang belum tergali secara maksimal.
“Trennya positif. Dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, cadangan gas kita masih sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujarnya.
Cek Endra tak menutup mata. Di balik angka lifting nasional dan rencana hilirisasi, masih ada masalah klasik: keterbatasan anggaran.
"Tadi disampaikan, memang ada juga kendalanya di soal anggaran, bahwa sangat terbatas,” ungkapnya.
Namun, mantan Bupati Sarolangun dua periode itu langsung menautkan harapan di balik kekurangan itu. Bahwa pendanaan tidak melulu harus dari APBN. Pendanaan alternatif, baik dalam negeri maupun luar negeri, bisa menjadi solusi untuk mendukung eksplorasi dan proyek hilirisasi gas bumi yang saat ini digencarkan.
Bahkan, di tengah dominasi BUMN, Cek Endra menyoroti peran aktif swasta yang mulai membuka jalan eksplorasi baru. Di Jambi misalnya, ditemukan cadangan gas dalam jumlah besar, bukan oleh Pertamina, melainkan oleh pihak swasta.
“Ini menandakan semangat gotong royong energi mulai nyata. Dan itu baik,” tegasnya.
Diskusi strategis di Surabaya kali ini tak hanya melibatkan legislator. Hadir pula para pemain kunci, antaralain Kementerian ESDM, SKK Migas, Pertamina Hulu Energi, dan PT PGN Tbk. Semuanya duduk satu meja, membahas tiga hal penting, yakni hilirisasi gas, potensi lifting nasional, dan tantangan eksplorasi ke depan.
Di balik teknis itu semua, ada satu benang merah yang ditarik Cek Endra, keberanian mengambil keputusan. Keberanian mendorong investasi. Keberanian mengubah ketergantungan jadi kemandirian.
Swasembada energi bukan soal slogan. Ia adalah jalan panjang yang dimulai dari satu titik kecil: niat untuk menggali apa yang selama ini tertimbun.
“Kalau dikelola dengan benar, kita bisa mandiri. Gas bukan barang asing. Ia ada di tanah kita. Tinggal berani atau tidak kita jadikan modal masa depan,” pungkasnya.(*)
Add new comment