Pertamina hadir sebagai pahlawan yang berada di garis depan perubahan sosial. Berperan penting dalam memberikan kesempatan kedua kepada masyarakat yang sering kali terlupakan. Pertamina tampil sebagai motor penggerak yang tak hanya fokus pada energi, tetapi juga pada penciptaan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.
***
Tangan Pertamina, Menjahit Kembali Harapan
Dari balik gedung tinggi dan dinding kokoh, Pertamina memandang jauh ke depan, melihat lebih dari sekadar angka produksi atau target pencapaian. Bagi perusahaan energi raksasa ini, tanggung jawabnya tidak berhenti pada distribusi bahan bakar yang menyokong pergerakan negara. Ada sesuatu yang lebih besar yang kini mereka rajut di Jambi—sebuah proyek yang tak hanya mengalirkan energi, tetapi juga memberikan kehidupan baru.
Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Thaha menjadi titik awal bagi program yang berbeda dari biasanya. Kali ini, bukan soal minyak, gas, atau infrastruktur, melainkan soal keterampilan. Di bawah naungan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Pertamina meluncurkan inisiatif pelatihan menjahit bagi klien Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Jambi. Sebuah langkah yang berani, penuh visi, dan—yang terpenting—dilandasi oleh keinginan untuk memberi kesempatan kedua bagi mereka yang sempat tersisih oleh kerasnya dunia.
Bagi Pertamina, ini bukan hanya proyek sosial. Ini adalah misi. Di ruangan pelatihan yang terletak di Rumah Edukasi Pertamina, tangan-tangan yang dulu penuh dosa kini mulai beralih menjadi kreatif. Mesin jahit berputar, benang dijalin, dan masa depan yang lebih cerah perlahan terajut. Dalam setiap tarikan pedal mesin, ada kisah baru yang mereka bangun, bersama Pertamina sebagai penopang utama harapan.
Jahitan Pertamina, Kehidupan yang Baru
Sejak akhir September 2024, pelatihan intensif ini telah berjalan dua kali seminggu. Pertamina menginisiasi program ini dengan visi jelas—membekali para klien Bapas dengan keterampilan yang tidak hanya bersifat praktis, tetapi juga memiliki potensi ekonomi. Di bawah bimbingan pelatih profesional, 14 klien pertama memulai perjalanan mereka di dunia jahit-menjahit, ditemani harapan baru yang perlahan mulai merasuki diri mereka.
Tjahyo Nikho Indrawan, Area Manager Communication, Relation dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, menyebut program ini sebagai bentuk nyata dari komitmen Pertamina untuk memberikan perubahan.
"Kami tidak hanya ingin menghasilkan energi, tetapi juga ingin mengubah kehidupan," katanya dengan mata yang penuh semangat.
Setiap helai kain yang dijahit, setiap pola yang terbentuk, merupakan simbol dari sesuatu yang lebih besar. Pertamina tak hanya mengajarkan keterampilan, mereka membekali para klien ini dengan modal yang tak ternilai untuk hidup mereka setelah keluar dari balik tembok Bapas.
"Keterampilan ini bisa menjadi modal untuk usaha mandiri," lanjut Tjahyo.
Di situlah letak kekuatan Pertamina—mereka memberi sesuatu yang akan terus berguna, bahkan saat program ini selesai.
Semangat Kolaborasi Pertamina
Kolaborasi adalah salah satu nilai inti Pertamina. Tidak ada yang dapat dicapai sendirian, dan Pertamina tahu betul hal itu. Melalui kerjasama dengan Balai Pemasyarakatan Kelas I Jambi, Pertamina menjalin kesepakatan formal melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU). Ini bukan sekadar formalitas, tetapi simbol dari komitmen kuat Pertamina untuk memberikan dampak positif yang nyata.
Andi Mulyadi, Kepala Bapas Kelas I Jambi, tidak bisa menutupi kebanggaannya melihat program ini berjalan.
"Kami sangat mengapresiasi kerjasama ini," ujarnya.
Pelatihan menjahit yang diberikan oleh Pertamina menjadi angin segar di lingkungan Bapas, memberikan alternatif rehabilitasi yang jauh lebih produktif.
"Kami berharap keterampilan ini bisa menjadi bekal yang bermanfaat bagi klien kami," lanjutnya. Dan memang, bagi Pertamina, program ini lebih dari sekadar pemberian. Ini adalah investasi—bukan investasi dalam bentuk materi, tetapi investasi pada masa depan manusia.
Dalam dua bulan pertama, program ini menargetkan lebih dari 1.000 klien pemasyarakatan untuk ikut serta. Angka yang tidak kecil, namun Pertamina yakin, melalui dukungan ini, mereka dapat membuka pintu baru bagi ribuan orang yang sebelumnya mungkin telah kehilangan arah. Sebagai perusahaan besar yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial, Pertamina selalu berusaha memastikan bahwa program-programnya meninggalkan jejak positif yang jauh lebih besar daripada sekadar hitungan ekonomi.
Pertamina di Garis Depan Perubahan
Hari itu, di Rumah Edukasi Pertamina, suasana hening. Bayu, salah satu peserta pelatihan, menatap mesin jahit di depannya dengan mata yang berbinar. Dalam tarikan napas yang pelan, ia menekan pedal mesin. Kain bergerak perlahan di bawah jarumnya, membentuk pola yang ia ciptakan sendiri. Setiap jahitan adalah langkah baru dalam hidupnya. Pertamina memberinya peluang yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
Tjahyo Nikho Indrawan hadir di hari itu, melihat hasil dari kerja keras Pertamina yang kini mulai menampakkan buahnya.
"Pertamina tidak hanya beroperasi untuk energi, tetapi juga untuk kehidupan," pikirnya bangga.
Ia melihat ke sekeliling ruangan, di mana 13 peserta lainnya tengah tenggelam dalam konsentrasi. Di setiap tangan mereka, ada potensi, ada kesempatan untuk mengubah hidup mereka menjadi lebih baik.
Program ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yang selalu menjadi pedoman Pertamina. Khususnya pada poin 8 tentang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, serta poin 4 tentang pendidikan berkualitas.
Pertamina, dengan menyediakan pelatihan yang inklusif, tidak hanya mendukung peningkatan kapasitas klien pemasyarakatan, tetapi juga memberikan akses ke pendidikan keterampilan yang nyata bagi kelompok masyarakat yang rentan.
Menjahit Masa Depan Bersama Pertamina
Waktu terus berlalu, dan perlahan tapi pasti, dampak dari pelatihan ini mulai terasa. Bagi mereka yang terlibat, Pertamina telah menjadi benang yang menyatukan harapan-harapan yang terserak. Di balik setiap hasil jahitan, ada kisah tentang perubahan hidup yang diciptakan oleh program ini.
Di akhir pelatihan, sebuah acara penutupan kecil diadakan. Bayu dan peserta lainnya mempersembahkan hasil karya mereka—pakaian-pakaian sederhana yang penuh makna. Tjahyo Nikho Indrawan berdiri di depan mereka, bangga melihat senyum yang menghiasi wajah para peserta. Ia tahu, Pertamina telah membuat perbedaan yang tak terhitung.
Program ini bukan hanya tentang keterampilan menjahit. Ini adalah tentang masa depan. Tentang kesempatan kedua. Tentang bagaimana Pertamina, melalui komitmen sosialnya, menjahit harapan bagi mereka yang pernah kehilangan arah. Dan di balik setiap benang yang tertarik, Pertamina menjadi saksi bagaimana kehidupan bisa berubah, satu jahitan demi jahitan.
Cahaya Baru dari Pertamina
Tahun-tahun berlalu, tetapi kenangan tentang program ini tidak pernah pudar. Di setiap klien pemasyarakatan yang berhasil memulai usaha kecilnya sendiri, di setiap keluarga yang kembali utuh karena salah satu anggotanya memiliki keterampilan baru, nama Pertamina selalu terngiang. Mereka tidak hanya menyediakan energi yang menggerakkan negeri, tetapi juga energi yang menyala di dalam hati setiap orang yang pernah tersentuh oleh program ini. Pertamina, melalui benang emasnya, telah menjahit kembali harapan yang pernah pudar.(*)
Penulis : Muawwin
Add new comment