SAROLANGUN – Suara lantang menggema di halaman Kantor Bupati Sarolangun, Kamis (5/12/2024). Puluhan pemuda yang tergabung dalam Forum Aliansi Gerakan Pemuda Sarolangun berdiri tegak dengan pakaian serba hitam, simbol duka atas apa yang mereka sebut sebagai matinya nurani kepemimpinan di kabupaten mereka.
Aksi ini tidak main-main. Mereka membawa keranda mayat yang diletakkan di depan gerbang kantor bupati, dan menyuarakan tuntutan tegas agar Penjabat (PJ) Bupati dan PJ Sekda Sarolangun mundur dari jabatannya.
Dalam orasi yang penuh emosi, massa menyampaikan berbagai tudingan serius terhadap kepemimpinan PJ Bupati, termasuk dugaan intervensi dalam proses lelang jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sarolangun.
Dalam aksi tersebut, para pendemo menuding PJ Bupati Sarolangun telah melakukan intervensi terhadap panitia seleksi lelang jabatan untuk meloloskan oknum tertentu. Tak hanya berorasi, mereka juga mengklaim memiliki bukti berupa video percakapan yang menunjukkan keterlibatan PJ Bupati dalam mengarahkan hasil seleksi
"Kami memiliki bukti kuat berupa rekaman video yang menunjukkan bahwa PJ Bupati terlibat langsung mengintervensi panitia seleksi untuk meloloskan orang-orang tertentu," ujar Juanda, koordinator aksi.
Pendemo juga mempertanyakan rekam jejak sejumlah peserta lelang jabatan yang dinilai tidak layak. Mereka menyebut beberapa peserta yang berhasil lolos ternyata memiliki catatan pelanggaran etik dan disiplin kepegawaian.
"Bagaimana mungkin seseorang yang pernah melanggar etik dan disiplin kepegawaian bisa mendapatkan jabatan strategis? Ini jelas mencederai prinsip meritokrasi," tegas Amirul, orator aksi.
Tak hanya menyerukan agar PJ Bupati dan Sekda mundur, para pendemo juga mendesak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk membatalkan hasil lelang jabatan di Pemkab Sarolangun
"Kami mendesak Kemenpan-RB dan Kemendagri turun tangan. Batalkan hasil lelang jabatan yang penuh dengan kecurangan ini! Jika tidak, demokrasi dan birokrasi di Sarolangun akan terus terpuruk," seru Subra, salah satu orator.
Kekecewaan pendemo semakin dalam karena PJ Bupati dan Sekda tidak menemui mereka meski aksi telah berlangsung di depan Kantor Bupati. Hal yang sama terjadi di Kantor DPRD Sarolangun, di mana tak satu pun anggota dewan terlihat untuk menyambut aspirasi massa.
"Wakil rakyat kemana? Apakah kalian terlalu nyaman duduk di ruangan ber-AC sementara birokrasi hancur di depan mata kalian?" ujar Subra dengan nada penuh kekecewaan.
Meski tidak mendapatkan tanggapan langsung dari pihak pemerintah, para pendemo menegaskan bahwa aksi ini hanyalah awal dari perjuangan mereka. Mereka berencana kembali dengan massa yang lebih besar dan tekanan yang lebih kuat.
"PJ Bupati dan Sekda, jika tidak mampu memimpin tanpa mencederai demokrasi, mundur saja. Kami tidak akan lelah menyuarakan kebenaran!" tegas Amirul, diiringi sorakan massa.(*)
Sumber : https://benuanews.com/aliansi-gerakan-pemuda-sarolangun-geruduk-kantor-bupati-dan-dprd-sarolangunsemua-bungkam/
Add new comment