Jambi - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terus menjadi ancaman tahunan di Indonesia, khususnya di Provinsi Jambi. Agar tragedi Karhutla tahun 2015 tidak terulang, Danrem 042 Garuda Putih Brigjen Rachmad telah menyiapkan langkah-langkah preventif dengan mendirikan 59 pos pengamanan Karhutla.
"Kita sudah siapkan 59 titik pos yang akan diisi tim gabungan dari TNI, Polri, Manggala Agni, dan masyarakat peduli api," kata Brigjen Rachmad pada Rabu (24/7/24).
Menurutnya, dari 59 titik tersebut, beberapa titik dianggap sangat krusial dan akan mendapatkan pengamanan ekstra.
"Titik rawan itu ada di Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) dengan 17 pos, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar) ada 14 pos, Batanghari 3 pos, Muaro Jambi 10 pos, Sarolangun 7 pos, dan Tebo 7 pos karhutla," tambahnya.
Untuk mengantisipasi kebakaran, Brigjen Rachmad menyatakan bahwa sebanyak 668 personel akan dikerahkan. Personel tersebut diinstruksikan untuk selalu waspada, melakukan patroli, dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan Karhutla.
"Diharapkan semua personel harus patroli dan mengedukasi masyarakat. Yang paling penting adalah bagaimana kita mencegah agar Karhutla tidak terjadi," ujarnya.
Dalam hal penanganan titik panas, selama periode Januari hingga Juli 2024, tercatat ada 542 titik panas yang berhasil diatasi.
"Dari Januari hingga Juli ini ada 542 hotspot dan itu sudah diselesaikan oleh rekan-rekan TNI Polri," tegas Brigjen Rachmad.
Dengan upaya yang telah dilakukan, Brigjen Rachmad berharap masyarakat Jambi dapat lebih waspada dan bekerja sama dalam mencegah terjadinya Karhutla. Keberhasilan penanganan Karhutla tidak hanya bergantung pada aparat keamanan, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan
Selain mendirikan pos pengamanan, Danrem 042 Garuda Putih juga menekankan pentingnya kerjasama antar lembaga dan masyarakat dalam mencegah Karhutla. Edukasi kepada masyarakat menjadi kunci utama agar mereka mengerti dan sadar akan bahaya serta dampak buruk dari Karhutla.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Edukasi dan kesadaran masyarakat sangat penting dalam mencegah kebakaran hutan dan lahan," kata Brigjen Rachmad.
Langkah-langkah preventif seperti patroli rutin dan sosialisasi kepada masyarakat diharapkan dapat menekan jumlah kejadian Karhutla di Jambi. Dengan demikian, bencana ini dapat diminimalisir dan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat bisa diminimalkan.
Dengan segala persiapan yang telah dilakukan, Brigjen Rachmad berharap Provinsi Jambi dapat terbebas dari bencana Karhutla yang parah. Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
"Semoga upaya kita semua dapat membuahkan hasil dan Provinsi Jambi bisa bebas dari bencana Karhutla," tutup Brigjen Rachmad.
Add new comment