Jambi – Provinsi Jambi kembali menjadi sorotan investor asing. Investor asal China, bekerja sama dengan PT Sinar Gunung Moile (SGM) sebagai konsorsium operasi (KSO), melihat potensi besar di provinsi ini dan berencana untuk melakukan investasi besar-besaran dalam sektor hilirisasi batubara dan kelapa sawit.
Potensi sumber daya alam Jambi memang menggiurkan. Dengan cadangan batubara mencapai 1,4 miliar ton dan lahan sawit sekitar 1,3 juta hektare, Jambi menawarkan peluang investasi yang sangat menarik. Jika rencana ini terealisasi, hilirisasi batubara dan sawit akan menghasilkan produk-produk bernilai tinggi seperti gas LPG, biosolar, avtur, naphta, dan pembangkit listrik.
Investasi yang ditawarkan mencapai ratusan triliun rupiah. Namun, untuk tahap awal, konsorsium ini berencana menginvestasikan sekitar 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 16 triliun. Mr. Lie, salah satu pemilik perusahaan asal China, melalui perwakilan PT SGM, Joko, menyampaikan bahwa Jambi dipilih karena potensi sumber daya alamnya yang melimpah dan posisinya yang strategis untuk investasi.
"Pemerintah Provinsi Jambi dan masyarakat membuka keran untuk perusahaan lokal maupun asing untuk berinvestasi," kata Joko saat memaparkan rencana investasi di hadapan pemerintah Provinsi Jambi.
Menurut Joko, sumber daya alam Jambi sangat melimpah dan jika dikelola dengan baik, akan memberikan manfaat besar. "Jambi punya sumber daya alam maupun sumber daya manusia, sementara kami punya teknologi," ujarnya optimis.
Gubernur Jambi, melalui Asisten II Pemerintah Provinsi Jambi, Johansyah, menyambut positif rencana investasi ini. Menurutnya, Jambi memiliki potensi besar, terutama dalam sektor sawit dan batubara. Selama ini, hasil alam Jambi seperti batubara dan sawit belum diolah di dalam provinsi dan lebih banyak diekspor.
"Kita buka keran bagi perusahaan untuk melakukan investasi di Provinsi Jambi," ujar Johansyah. Ia menambahkan bahwa teknologi yang akan digunakan oleh perusahaan China ini memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, termasuk kemungkinan penurunan harga gas LPG hingga 50 persen jika diolah dengan teknologi yang tepat.
Rencana besar ini diharapkan tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi investor, tetapi juga manfaat nyata bagi masyarakat Jambi. Produk-produk seperti gas LPG, biosolar, dan avtur yang dihasilkan dari hilirisasi batubara dan sawit akan membantu memenuhi kebutuhan energi lokal dengan harga yang lebih terjangkau.
"Ini tentunya sangat menarik sekali. Kita tunggu realisasinya," pungkas Johansyah.
Dengan adanya investasi ini, diharapkan Jambi tidak hanya menjadi daerah penghasil bahan mentah, tetapi juga pusat industri pengolahan yang memberikan nilai tambah tinggi bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat.(*)
Add new comment