Panggung proyek tahun anggaran 2025 resmi dibuka di Kabupaten Merangin. Dan yang menjadi pembuka babak baru ini bukan proyek kecil, melainkan proyek pembangunan Gedung UPTD Instalasi Farmasi dengan nilai jumbo Rp 7,5 miliar.
Yang menarik, ini proyek besar pertama yang diluncurkan setelah M. Syukur resmi dilantik sebagai Bupati Merangin. Dan publik, seperti biasa, tak hanya ingin melihat kontrak ditandatangani. Tapi, juga ingin tahu
apakah tender akan berlangsung jujur? Atau hanya pergantian nama dari wajah lama?
M. Syukur baru beberapa pekan menduduki kursi bupati. Tapi ekspektasi publik sudah begitu tinggi.
“Kami ingin Pak Syukur membawa semangat bersih. Jangan ada lagi tender yang sudah ‘disiapkan’ sebelumnya,” kata Nurdin, warga Bangko.
Pembangunan Gedung UPTD Instalasi Farmasi (DAK) – Dinas Kesehatan Merangin
Elemen | Keterangan |
---|---|
Pagu | Rp 7.500.000.000 |
HPS | Rp 7.265.612.700 |
Lokasi | Kecamatan Bangko, Merangin |
Masa Kerja | 180 hari kalender |
Jenis Kontrak | Harga Satuan |
Metode Pengadaan | Tender – Pascakualifikasi Satu File – Harga Terendah Sistem Gugur |
Sumber Dana | DAK (Dana Alokasi Khusus) |
Dari dokumen resmi yang ditandatangani Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek ini, Dede Sulaiman, tertera rincian pekerjaan yang jauh melampaui sekadar membangun satu unit gedung farmasi. Proyek ini bukan cuma satu bangunan. Tapi sebuah kompleks kecil, yang jika ditilik seksama, mencerminkan ambisi membentuk sistem pelayanan farmasi yang lebih terintegrasi dan otonom.
Ruang lingkupnya meliputi pembangunan gedung Instalasi Farmasi. Ini adalah jantung proyek. Ruang steril, distribusi, dan penyimpanan akan dirancang untuk memenuhi standar pelayanan obat di tingkat kabupaten. Inilah “lumbung kesehatan” Kabupaten Merangin yang akan menopang puluhan puskesmas dan faskes lain di wilayah itu.
Kemudian bangunan Rumah Dinas. Sebuah struktur pendamping, yang memungkinkan petugas farmasi atau pengelola tinggal di sekitar fasilitas utama. Tujuannya? Agar distribusi obat dan pengawasan bisa dilakukan tanpa jeda waktu, bahkan di luar jam kerja formal.
Lalu Pos Jaga. Menandakan bahwa proyek ini bukan hanya tempat kerja biasa. Tapi area dengan akses terbatas dan pengawasan ketat. Keamanan menjadi perhatian utama. Rumah Genset, untuk mendukung sistem kelistrikan mandiri. Karena farmasi tak boleh gelap, apalagi ketika listrik padam dan obat harus tetap disimpan dalam suhu stabil.
SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Menegaskan bahwa proyek ini tak boleh asal bangun. Ada standar keselamatan kerja yang harus ditaati, baik saat konstruksi maupun dalam operasional jangka panjang. Lalu, persiapan lapangan, mulai dari pembersihan lahan, pematangan tanah, pemagaran sementara, hingga titik-titik fondasi utama—semua ditata agar proyek berjalan runtut dan disiplin, bukan proyek tambal-sulam.
Tender proyek Pembangunan Gedung UPTD Instalasi Farmasi di Kabupaten Merangin resmi dibuka pada hari ini, 23 Juni 2025. Sejak hari ini, jam berdetak cepat. Dalam tempo tiga minggu, proses senilai Rp 7,2 miliar ini ditargetkan sudah melahirkan pemenang.
Berikut fase-fase krusial yang layak dicermati publik.
🔹 23 – 30 Juni 2025: Pengumuman Pascakualifikasi
Inilah gerbang awal. Peserta disaring, siapa yang berhak ikut kompetisi, siapa yang gugur di pagar administrasi. Di tahap ini, dokumen menjadi tiket utama.
🔹 25 – 30 Juni 2025: Upload Dokumen Penawaran
Waktu bagi peserta untuk bertaruh. Mereka harus mengunggah proposal, harga, dan dokumen teknis. Semua ditimbang dengan sistem gugur. Sedikit saja cacat, bisa langsung tersingkir.
🔹 30 Juni – 3 Juli 2025: Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi
Tiga hari paling menentukan. Di sinilah biasanya kontroversi muncul. Penilaian dilakukan, dari angka, tenaga ahli, hingga kebenaran data. Jika ada cawe-cawe, biasanya tercium pada tahap ini.
🔹 3 Juli 2025: Penetapan dan Pengumuman Pemenang
Nama akan keluar. Satu perusahaan akan dinyatakan unggul. Tapi ini bukan akhir, karena…
🔹 4 – 9 Juli 2025: Masa Sanggah
Celah bagi publik dan peserta lain untuk protes. Masa ini penting, karena sanggahan bisa membuka borok. Jika ada dokumen palsu, pengondisian, atau intervensi.
🔹 10 – 18 Juli 2025: Penandatanganan Kontrak
Jika semua berjalan mulus, maka kontrak diteken. Proyek dimulai. Uang rakyat resmi digelontorkan.
Ritme tender ini cepat. Tapi, dalam kecepatan, kerap muncul kealpaan. Maka publik harus ikut mengawasi. Sebab dari tahapan-tahapan inilah, integritas anggaran diuji. Apakah proyek ini milik rakyat atau cuma proyek milik segelintir?
Peluncuran proyek ini menjadi simbol awal arah kebijakan Bupati M. Syukur. Maka, publik mendorong proyek ini dipantau ketat secara transparan dan partisipatif. Seluruh proses LPSE dapat diakses tanpa hambatan teknis. Kontraktor yang menang benar-benar berkapasitas, bukan sekadar yang “dikenal”.
Karena dalam politik anggaran, proyek pertama bukan hanya soal bangunan. Tapi soal sinyal moralitas. Ini ujian perdana anda pak Syukur!(*)
Add new comment