Komisi XII DPR RI menggelar rapat kerja (Raker) dengan Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, Selasa 3 Desember 2024, kemarin. Dalam kesempatan itu, Cek Endra, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) Jambi, mengemukakan pandangan dan gagasan terkait pentingnya pemerataan investasi di seluruh Indonesia, wabil khusus di Provinsi Jambi.
Cek Endra menyoroti fakta bahwa selama ini investasi di Indonesia terpusat di pulau Jawa. Cek Endra mengkritik investasi selama ini berfokus pada lima wilayah utama, yakni Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.
Mantan Bupati Sarolangun dua periode itu menegaskan bahwa Indonesia memiliki banyak sumber daya alam, termasuk di luar Pulau Jawa, yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam menarik investasi.
"Seperti yang bapak Menteri jelaskan tadi, terlihat bahwa hanya lima wilayah yang jadi pusat investasi. Sedangkan, bahan baku nomor satu di dunia banyak tersebar di luar Pulau Jawa, dan ini menjadi perhatian kami di daerah," ujar Cek Endra, yang juga dikenal sebagai politisi yang aktif memperjuangkan potensi Jambi.
Cek Endra kemudian menyentuh sektor kelapa yang menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Timur, Provinsi Jambi. Meski wilayah ini kaya akan tanaman kelapa, petani kelapa di Jambi hanya menerima harga yang sangat rendah, sekitar 1.000 rupiah per butir. Padahal, potensi kelapa di pasar internasional sangat besar, terutama untuk produk air kelapa yang dihargai tinggi di luar negeri.
"Di Jambi, khususnya di Tanjab Barat dan Timur, petani hanya mendapatkan harga rendah untuk kelapa. Kami tahu air kelapa bisa dijual dengan harga yang sangat tinggi di luar negeri, tapi di sana belum ada industri pengolahan kelapa yang memadai. Ini adalah peluang yang harus dimanfaatkan untuk menarik investasi ke daerah penghasil," jelasnya.
Cek Endra menekankan bahwa hilirisasi kelapa di Jambi dapat memberikan banyak keuntungan. Dengan adanya industri pengolahan kelapa, baik untuk produk air kelapa, minyak kelapa, maupun produk turunannya seperti santan kelapa dan serat kelapa, nilai jual kelapa dapat meningkat drastis. Selain itu, hal ini juga akan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
"Kami tidak ingin lagi masyarakat Jambi hanya menjadi penonton dari hasil alam yang melimpah. Kami berharap industri hilirisasi kelapa ini bisa dibangun dengan dukungan pemerintah pusat, baik dalam hal pembiayaan, perizinan, maupun promosi investasi. Ini akan mengubah wajah ekonomi Jambi dan memberikan manfaat langsung bagi petani kelapa," tegasnya.
Untuk lebih lengkapnya, tonton videonya di link YouTube berikut ini:
https://www.youtube.com/live/gMNphV9HSnI?si=wrOJMYAPTQpUsBu_
Cek Endra juga berharap agar Menteri Investasi dapat memanfaatkan jangkauan internasional yang dimiliki Kementerian Investasi untuk mempromosikan potensi kelapa Jambi di luar negeri. Dengan pasar global yang terus berkembang, produk kelapa dari Jambi berpotensi untuk mendominasi pasar ekspor, khususnya air kelapa yang sangat diminati di berbagai negara.
Melalui langkah hilirisasi kelapa, Cek Endra berharap tidak hanya meningkatkan pendapatan petani kelapa, tetapi juga menciptakan ekosistem industri yang berkelanjutan. Industri hilirisasi ini, kata Cek Endra, juga dapat mendukung keberlanjutan lingkungan dengan memanfaatkan setiap bagian dari kelapa, dari air hingga seratnya, untuk produk-produk ramah lingkungan.
"Kami ingin menciptakan industri yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan. Dengan hilirisasi kelapa, kita bisa memanfaatkan potensi alam secara maksimal, memberikan nilai tambah bagi daerah, dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat," tambah Cek Endra.
Selain sektor kelapa, Cek Endra juga menyinggung rendahnya aliran investasi di sektor pertambangan, khususnya batubara, yang banyak dihasilkan di daerah Jambi. Ia menekankan pentingnya investasi yang merata di daerah penghasil batubara, mengingat banyak pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia yang bergantung pada pasokan batubara dari daerah tersebut. Ia menilai perlunya PLTU dibuat di daerah penghasil batubara, bukan hanya di pulau Jawa.
Sehingga, nilai investasinya bisa lebih efesien.
"Kami berharap ada kebijakan yang dapat mendorong pemerataan investasi, terutama di daerah penghasil batubara, agar potensi sumber daya alam ini bisa lebih bernilai dan bermanfaat bagi masyarakat," tegas Cek Endra.
Menanggapi masukan Cek Endra, Menteri Investasi menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerataan investasi ke daerah-daerah yang memiliki potensi besar namun belum maksimal dalam menyerap investasi. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berupaya meningkatkan promosi investasi dan menciptakan peluang bagi daerah-daerah penghasil bahan baku.
"Kami menyadari betul bahwa pemerataan investasi adalah kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menarik lebih banyak investasi ke luar Pulau Jawa," katanya.
Dengan masukan Cek Endra yang sangat bernas, rapat tersebut diakhiri dengan komitmen untuk memperbaiki sistem distribusi investasi, dengan fokus pada daerah-daerah penghasil bahan baku utama. Harapannya, kebijakan ini akan membawa dampak positif pada perekonomian Jambi dan daerah lainnya, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(*)
Add new comment