Sudah empat hari terakhir, warga Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh hidup dalam kegelapan total. Sejak dini hari 17 Mei 2025, aliran listrik di dua wilayah ini padam tanpa jeda. Aktivitas lumpuh. Pelayanan publik tersendat. Bahkan rumah sakit dan pusat data pemerintahan ikut terganggu.
Penyebabnya? Satu tower transmisi 150 kV PLN roboh, menghentikan seluruh aliran daya dari sistem utama.
Di tengah keluhan warga yang mengalir deras di media sosial itu, Cek Endra, anggota Komisi XII DPR RI yang membidangi energi dan kelistrikan bergerak cepat. Cek Endra—mantan Bupati Sarolangun dua periode—itu langsung menghubungi Direktur Transmisi PLN Pusat, Evi Haryadi, lewat jalur pribadi. Dalam pesan yang dikonfirmasi redaksi, ia menulis:
“Pak Dir, ini sudah hari keempat Kerinci dan Kota Sungai Penuh padam total. Tower transmisi roboh. Mohon segera dibantu, ini darurat.”
Respon cepat datang dari Evi Haryadi.
“Sebelumnya kami mohon maaf atas pemadaman yang terjadi… dikarenakan adanya tower transmisi 150 kV yang roboh. Lokasi cukup remote, medannya berat. Tim kami sedang mendirikan tower emergency, ditargetkan bisa selesai dan energize besok malam, 20 Mei. Mohon doanya.”
Tak berhenti di situ, Cek Endra juga mengontak langsung Dir Distribusi PLN, Adi Priyanto. Lewat jalur koordinasi legislatif–eksekutif, ia memastikan bahwa PLN tidak hanya membangun tower darurat, tetapi juga menurunkan genset-genset untuk lokasi vital.
“Kami mengerahkan genset emergency untuk tempat-tempat pelayanan penting. Semoga cuaca bersahabat agar pembangunan tower emergency bisa selesai tepat waktu,” kata Adi Priyanto.
Saat dihubungi Jambi Link, Cek Endra menegaskan langkah cepatnya bukan sekadar kewajiban sebagai anggota DPR. Tapi, semuanya karena tanggungjawab dan dorongan hati sebagai sesama anak Jambi. Ia mengaku tak bisa tinggal diam saat mengetahui ribuan warga Kerinci dan Sungai Penuh hidup dalam gelap selama empat hari berturut-turut.
“Saya langsung hubungi PLN pusat. Kita semua satu provinsi, dan penderitaan saudara kita di Kerinci itu tanggung jawab kita bersama,” kata Cek Endra.
Menurutnya, persoalan transmisi listrik tak bisa ditangani secara teknis belaka. Harus ada intervensi komunikasi di level tinggi agar penanganannya tak terjebak prosedur panjang. Ia mengapresiasi respon cepat PLN. Namun tetap meminta agar ada evaluasi menyeluruh atas sistem transmisi yang ada di wilayah rawan seperti Kerinci.
“PLN sudah bergerak, saya sangat apresiasi. Tapi saya minta ini jadi pembelajaran. Tower roboh ini bukan kejadian pertama. Medan seperti Kerinci harus punya sistem back-up permanen. Jangan tunggu mati listrik dulu baru semua sibuk,” ujarnya tegas.
Cek Endra juga mengingatkan hak atas energi adalah bagian dari hak dasar warga negara. Ia menilai pelayanan kelistrikan bukan sekadar urusan teknis, tapi juga menyangkut martabat dan kehidupan ekonomi warga. Karena itu, ia akan membawa persoalan ini dalam agenda resmi rapat Komisi XII DPR RI bersama PLN.(*)
Add new comment