Jambi - Suasana di kawasan eks lokalisasi Payo Sigadung, tepatnya di RT 05 Kelurahan Rawasari Alam Barajo, terasa berbeda pada Sabtu (18/10/2025) malam tadi. Ratusan warga tumpah ruah dengan antusias menyaksikan pementasan teater tradisi "Abdul Muluk Reborn" yang mengangkat lakon "Legenda Sungai Kunyit".
Bukan sekadar hiburan, pementasan yang digelar di tengah pemukiman warga ini adalah sebuah gebrakan. Tujuannya menghapus stigma negatif dan mentransformasi kawasan yang dulu kelam menjadi sebuah Kampung Budaya yang berdaya.
Acara yang merupakan puncak dari Workshop Seloko, Pantun, dan Teater Tradisi ini dibuka dengan pantun khas Melayu Jambi. Dan langsung menghangatkan suasana. Tak main-main, sejumlah pejabat penting turut hadir memberikan dukungan.
Tampak di antara penonton perwakilan Wakil Wali Kota Jambi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jambi, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V, hingga Sekretaris Camat Alam Barajo. Semuanya memberi apresiasi tinggi atas semangat warga.

Dr. Fahmi Rasid, Ketua LPM Kelurahan Rawasari, menjelaskan pementasan ini adalah hasil kolaborasi banyak pihak. Naskahnya ditulis oleh Siti Maskana, disutradarai oleh Zaidan, S.E., dan didukung penuh Kemendikbudristek melalui Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V.
"Ini adalah upaya kami menjadikan seni pertunjukan bukan hanya sebagai hiburan, tetapi juga sarana edukasi sosial dan kebangkitan budaya lokal," ujar Dr Fahmi Rasid.
Semangat ini disambut baik oleh perangkat lokal seperti Ketua RT 05, Wiwin, AS, SH, dan Lurah Rawasari, Repulis, SH. Mereka berada di garda terdepan untuk mewujudkan mimpi menjadikan eks lokalisasi ini sebagai Kampung Budaya Kota Jambi.
Kelompok teater Abdul Muluk Reborn sendiri bukan pemain baru. Selama empat tahun terakhir, mereka konsisten menjadi motor penggerak seni tradisi, bahkan rutin mengisi program budaya di TVRI Jambi. Mereka membuktikan seni tradisi bisa relevan di era digital.
Malam itu, tepuk tangan meriah dari penonton menjadi penutup yang sempurna. Sebuah tanda bahwa dari panggung kecil di tengah kampung, lahir semangat besar untuk menjaga marwah kebudayaan.
"Adat dijunjung, budayo disanjung. Dari pentas kecil lahir semangat besar menjaga marwah kebudayaan Jambi."(*)
Add new comment