Dini hari yang lengang di Jalan Yos Sudarso, Jambi Timur, mendadak berubah menjadi mimpi buruk bagi Sutini. Pemilik Toko Tunas Jaya itu pulang dan mendapati rolling door tokonya dalam kondisi rusak dan sedikit terbuka. Hati kecilnya sudah menduga sesuatu yang buruk telah terjadi. Kecurigaannya benar. Uang tunai dalam berbagai mata uang asing, barang berharga, hingga dua paspor raib.
Kerugian tak main-main—Rp 300 juta melayang dalam sekejap.
Tak butuh waktu lama bagi Unit Jatanras Satreskrim Polresta Jambi untuk bergerak. Begitu laporan diterima, tim segera melakukan penyelidikan. Dari rekaman CCTV hingga analisis jejak pelaku, satu persatu petunjuk mulai mengarah ke lokasi persembunyian mereka.
Sore itu, sekitar pukul 17.00 WIB, polisi menggerebek sebuah kontrakan di Kecamatan Pasar, Kota Jambi. Dari penggerebekan itu, satu pelaku berhasil dicokok: Hermansyah, 28 tahun. Namun, dua rekannya, AR dan AS, lebih licin. Mereka keburu kabur sebelum polisi datang.
Dalam penggerebekan tersebut, polisi mengamankan barang bukti yang cukup mencengangkan: 31 lembar pecahan Dollar Singapura, 19 lembar Ringgit Malaysia, serta sejumlah uang pecahan Bath dan Rupiah yang jika ditotal mencapai Rp 1,16 juta. Tak hanya itu, satu unit Honda Vario biru gelap, dua linggis, serta peralatan lain yang digunakan dalam aksi kejahatan juga ditemukan.
“Dua pelaku lainnya masih dalam pengejaran. Kami terus melakukan upaya untuk menangkap seluruh pelaku yang terlibat,” kata Kasi Humas Polresta Jambi, IPDA Deddy, Jumat (7/2/2025).
Kasus ini memunculkan pertanyaan: Apakah ini aksi pencurian biasa atau ada jaringan lebih besar di baliknya?
Modus operandi para pelaku cukup terorganisir. Dengan alat-alat khusus, mereka mampu membobol rolling door dalam waktu singkat, mengambil barang berharga, dan meninggalkan lokasi tanpa jejak berarti. Apalagi, barang curian mereka tidak hanya dalam bentuk uang rupiah, tetapi juga mata uang asing dan dokumen penting.
Jika hanya sekadar pencurian biasa, mengapa dua paspor turut dicuri? Apakah ada rencana untuk menjualnya atau digunakan dalam tindak kejahatan lain?
Polisi masih mendalami kemungkinan ini. Yang jelas, pengejaran terhadap AR dan AS masih berlangsung. Jika tertangkap, bukan tak mungkin skenario yang lebih besar akan terungkap.
Sementara itu, bagi para pemilik toko di Kota Jambi, kejadian ini menjadi alarm. Rolling door mungkin cukup untuk mengamankan toko di malam hari, tapi apakah cukup menghadang pencuri yang semakin canggih?
Waktu akan menjawab.(*)
Add new comment