KOTA JAMBI – Tiga bangunan megah yang dibangun dengan anggaran besar di Kota Jambi kini hanya menyisakan ironi. Tak hanya terbengkalai dan tak difungsikan, salah satu dari bangunan itu bahkan telah dijarah. Tragedi ini telah menimbulkan kerugian negara lebih besar lagi, hingga miliaran rupiah.
Ketiga bangunan itu adalah:
- Gedung untuk Penyertaan Modal Bank Jambi – dibangun oleh Dinas PUPR Kota Jambi di sebelah Gedung Putra Retno.
- Jambi City Center (JCC) – bangunan multipurpose yang hingga kini tak berfungsi.
- Gedung Terminal Rawasari – bangunan terminal yang tidak digunakan tanpa kejelasan operasional.
Kondisi paling memprihatinkan ditemukan di gedung yang awalnya diperuntukkan sebagai fasilitas penyertaan modal untuk Bank Jambi, yang berada persis di sebelah Gedung Putra Retno. Gedung ini tak hanya dibiarkan kosong, tapi juga menjadi korban penjarahan masif.
Temuan Jambi Link di lapangan, seluruh jaringan kabel listrik di dalam tembok gedung telah dicongkel dan dicuri. Pendingin ruangan (AC) yang terpasang juga raib, bahkan peti besi (brankas) tempat penyimpanan uang turut digondol maling.
"Gedung itu sudah dijarah habis-habisan. Tidak ada lagi isinya. Kabel, AC, sampai brankas hilang. Kerugian ditaksir mencapai Rp 3 miliar," ungkap seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi ini makin memperkuat desakan publik agar Pemkot Jambi segera mengambil tindakan tegas.
Jefri Bentara Pardede, Ketua Perkumpulan Sahabat Alam Jambi dan mantan anggota DPRD Kota Jambi, menyampaikan keprihatinannya terhadap bangunan-bangunan yang justru jadi beban keuangan dan keamanan masyarakat.

Sahabat Alam Jambi mendesak Wali Kota Jambi Dr. Maulana untuk segera bertindak. Sahabat Alam menilai, jika memang tak sanggup memfungsikan bangunan-bangunan itu, maka Pemkot wajib membawa persoalan ini ke jalur hukum agar terang benderang siapa yang harus bertanggung jawab.
"Gedung dibangun pakai duit rakyat. Tapi malah jadi sarang maling. Ini pemborosan dan kelalaian yang tidak bisa dibiarkan. Wali Kota harus tegas. Kalau tidak bisa dimanfaatkan, serahkan saja ke APH untuk diselidiki," tegas Jefri.
Menurut Jefri, Sahabat Alam Jambi meminta agar seluruh proyek besar yang mangkrak di Kota Jambi diaudit secara menyeluruh.
"Jangan hanya duduk diam di kantor. Audit semua dari perencanaan, pelaksanaan, hingga kenapa bangunan-bangunan ini dibiarkan kosong. Apakah ada kesalahan desain, mark-up, atau memang sejak awal proyek ini tidak matang?" ujarnya.
Selain pemborosan, bangunan-bangunan kosong seperti ini berpotensi menjadi sarang aktivitas ilegal.
“Kalau sudah dicuri bagian dalamnya, siapa yang bertanggung jawab? Jangan sampai nanti malah warga yang jadi korban karena kelalaian ini,” kata salah satu warga sekitar lokasi gedung.
Bangunan terbengkalai di sebelah gedung putra retno itu dibangun dengan APBD Kota Jambi senilai Rp 10 miliar. Proyek ini dikerjakan PT Andina Teknik Konstruksi pada tahun 2024. Namun, sejak selesai dibangun, bangunan ini sama sekali tidak digunakan dan kini telah mengalami kerusakan di berbagai bagian.
Dinding mulai berjamur. Kaca pecah. Cat mengelupas, lantai retak, dan kaca buram tertutup debu. Halaman gedungnya ditumbuhi rerumputan setinggi dua meter. Tidak ada aliran listrik, sehingga pada malam hari bangunan ini gelap total.
Awalnya, bangunan ini direncanakan akan diserahkan kepada Bank Jambi dengan penyertaan modal sebesar Rp 13 miliar.
Namun, hingga kini, rencana ini masih terbengkalai tanpa kejelasan. Bank Jambi sudah menegaskan bahwa bangunan ini bukan aset mereka. Pemkot Jambi tidak bisa menyerahkan aset karena status tanah masih dalam sengketa. Akibatnya, gedung ini tetap kosong dan tidak bisa difungsikan.
Berdasarkan audit BPK RI tahun 2024, proyek yang didesain untuk penyertaan modal pembangunan Gedung Bank 9 Jambi ini dilakukan PT Andina Teknik Konstruksi melalui kontrak senilai Rp 9,9 miliar. Kontrak pekerjaan ditandatangani pada 26 Juni 2023 dengan jangka waktu pengerjaan 180 hari, hingga 22 Desember 2023.
Audit BPK RI menemukan pekerjaan mengalami keterlambatan. Kontraktor pelaksana sempat dikenakan denda.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan BPK RI bersama Inspektorat, PPTK, dan konsultan pengawas. Dalam pemeriksaan pada 12 dan 16 Februari 2024 ditemukan banyak item pekerjaan yang tak dikerjakan sesuai kontrak.
Kemudian berikutnya, gedung terminal Rawasari di Pasar Kota Jambi. Gedung ini telah menghabiskan Dana Rp 15 Miliar. Pembangunan terminal megah itu menggunakan dana pinjaman PT SMI. Namun sejak dibangun hingga saat ini terminal tersebut belum difungsikan secara optimal.
Berikutnya adalah bangunan megah Jambi City Center (JCC) di kawasan Simpang Kawat, Jalan Hos Cokroaminoto, Jelutung. Gedung megah ini awalnya didesain sebagai pusat perbelanjaan modern. Namun kenyataan di lapangan jauh dari ekspektasi: gerbang tertutup rapat, aktivitas nihil, dan janji kontribusi ratusan miliar ke kas daerah nyaris jadi utopia.
Dibangun sejak 2016 oleh PT Bliss Properti Indonesia dalam skema Build Operate Transfer (BOT), proyek ini rampung secara fisik pada 2018. Tapi hingga memasuki 2025, JCC tak kunjung dioperasikan.
Padahal, dari kerja sama BOT ini, Pemkot Jambi dijanjikan kontribusi total sebesar Rp 85 miliar.
Yang lebih ironis, JCC berdiri di atas bekas Terminal Simpang Kawat, salah satu aset vital Pemkot. Rencana semula: menyulap kawasan itu menjadi pusat ekonomi baru. Realitanya: proyek mangkrak, dan kawasan sekitar ikut mati suri.
Wali Kota Jambi, Dr. Maulana, mengaku sudah memanggil pihak pengembang JCC untuk klarifikasi. Namun, alih-alih menjelaskan rencana operasional, pihak pengembang malah meminta adendum atau perubahan perjanjian BOT. Ini langsung ditolak tegas oleh Pemkot.
“Mereka sudah paparkan rencana, tapi minta adendum. Kami tolak. Kewajiban tahap sebelumnya belum dipenuhi, bagaimana bisa bicara perubahan perjanjian?” tegas Maulana.
Ia menyebut, tim hukum Pemkot kini tengah mengkaji kemungkinan gugatan perdata kepada PT Bliss jika ditemukan unsur wanprestasi.(*)
Comments
Jambilink
Gedung Asrama Haji 5 lantai juga mubazir
RTH ANGSO DUO, STADION PIJOAN
RTH ANGSO DUO, STADION PIJOAN
Laki
Jgn dikupas buang energi, orang awam.paham kenapa dan kenapa mangkrak itu bangunan..hihihii.....kato Kanti tu Sayo bangun buat keindahan dan semarak.kota Mun kosong Sayo dak disitu.lagi..😄😄😄...klu total sen yg keluar 100 milyar..uhuiiii wuluh sen be jadilah u pindah rumah 😄😄😄😄 paham la kan..jgn. Salahkan Kanti..yg punya haklih yg bengak.mau di angin2n ke budak numpang hidup hihihiii
Add new comment