TEBO – Proyek pengadaan dan pemasangan jaringan perpipaan PDAM Unit Perintis di Kabupaten Tebo senilai Rp 6 miliar resmi dimenangkan oleh CV Paye More Rawang, perusahaan yang beralamat di Jl. Bougenville Lestari No.03, Kota Jambi.
Menariknya, dari 21 peserta yang terdaftar dalam tender, hanya CV Paye More Rawang yang mengajukan penawaran lengkap hingga akhir proses evaluasi. Perusahaan ini dinyatakan sebagai pemenang dengan nilai penawaran sebesar Rp 6.015.663.159,22, atau hanya berbeda tipis dari nilai pagu proyek yakni Rp 6.106.100.000 dan HPS senilai Rp 6.105.499.145,05.
Perbandingan tipis antara HPS dan penawaran akhir memicu sejumlah pertanyaan dari publik. Dalam konteks transparansi anggaran, kondisi ini patut dipertanyakan. Minimnya kompetisi efektif dalam proses tender dan tipisnya margin antara penawaran dan HPS dianggap sebagai gejala umum dalam pengondisian tender.

Proyek ini mencakup tiga jenis pekerjaan besar:
- Pekerjaan Pendahuluan – Termasuk pemasangan papan informasi, pelaksanaan K3, dokumentasi, dan pelaporan.
- Pemasangan Pipa HDPE – Melibatkan pengadaan dan penanaman pipa berdiameter mulai dari 2,5” (63 mm) hingga 6” (160 mm) melalui metode penggalian tanah biasa, crossing hingga boring.
- Sambungan Rumah (SR) – Pengadaan sambungan rumah lengkap, sesuai spesifikasi teknis dan jumlah yang direncanakan.
Pekerjaan pemasangan pipa dinilai strategis karena akan memperluas cakupan distribusi air bersih bagi warga di Unit Perintis PDAM. Namun, tantangan di lapangan juga besar: penggalian dan penanaman pipa harus sesuai kedalaman teknis, dan kualitas HDPE yang digunakan mesti sesuai standar nasional.
“Jangan sampai proyek ini hanya jadi bahan laporan. Pipa dipasang, tapi air tak mengalir. Itu kerap terjadi jika pelaksanaan tidak diawasi ketat,” kata seorang warga Tebo.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, proyek ini merupakan bagian dari paket jumbo senilai Rp 12 miliar yang dikelola Dinas PUPR Tebo tahun 2025. Ada tiga paket utama:
- Muara Tebo – Rp 3 miliar
- Teluk Singkawang – Rp 3 miliar
- Unit Perintis – Rp 6 miliar (paket terbesar)
Kini, paket terbesar ini telah menetapkan pemenang tunggal. Namun masih belum ada informasi apakah dua proyek lainnya juga mengalami pola yang sama—minim kompetitor dan penawaran yang nyaris “nempel” dengan HPS.
Dengan nilai proyek yang begitu besar, publik mendesak agar Pemkab Tebo melalui Dinas PUPR membuka data pelaksanaan secara berkala, termasuk:
- Nama dan kapasitas alat berat yang digunakan
- Jadwal pemasangan dan target sambungan rumah
- Jenis dan sertifikasi pipa HDPE yang digunakan
- Pelibatan pengawas independen atau tim teknis dari BPKP/Inspektorat
Proyek jaringan PDAM Unit Perintis senilai Rp 6 miliar memang tampak menjanjikan di atas kertas. Namun dengan satu pemenang tunggal dari 21 peserta, margin tipis dari HPS, serta minimnya kompetisi riil, publik layak waspada.
Jika proyek air bersih ini gagal mengalir, maka uang rakyat senilai miliaran hanya akan menguap bersama uap panas di bawah tanah galian. Dan seperti sejarah proyek perpipaan lainnya, yang tersisa hanya sambungan tanpa air.(*)
Add new comment