Mimpi Indonesia untuk berlaga di Piala Dunia harus terkubur dalam-dalam usai ditaklukkan oleh Irak. Kekalahan ini memicu amarah dan kekecewaan publik, salah satunya datang dari Youtuber dan komentator Ferry Irwandi yang secara lantang menuntut pertanggungjawaban: seseorang harus mundur!
Dalam siaran langsung di kanalnya yang diunggah pada Minggu (11/10/2025), Ferry Irwandi tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Menurutnya, kegagalan ini adalah sebuah "disaster" yang tidak bisa dibiarkan lewat begitu saja tanpa ada yang bertanggung jawab.
"Sudah gagal, masa enggak ada yang bertanggung jawab? Masa setiap disaster, ya sudah, diminta kitanya aja terima gitu loh? At least ada orang yang cukup punya malu," sembur Ferry dalam siarannya.
Target utama kritik Ferry adalah pelatih Timnas saat ini, Patrick Kluivert. Ia tanpa ampun menyebut sang pelatih sebagai "pelatih medioker" dan "pelatih gurem" yang gagal total meski telah dibekali skuad mewah. Ferry menyoroti betapa kacaunya skema permainan Timnas di bawah arahan Kluivert.
"Ini apa sih mau dikurung kah? Mau ditekan kah di first phase? Enggak. 103 menit pertandingan, satu shot on goal, itu pun tidak berbahaya, bos," kritik Ferry dengan pedas.
Menurutnya, para pemain sudah berjuang mati-matian di lapangan. Ia bahkan memuji performa luar biasa dari Kevin Diks dan Jay Idzes ('Verdong').
"Pemain sudah melakukan fungsinya dengan baik, bos. Skemanya aja enggak jalan, sistemnya aja enggak jalan," tegasnya.
Selain sang pelatih, Ferry, youtuber asal Jambi itu, juga menagih pertanggungjawaban dari Ketua PSSI, Erick Thohir. Ia menyoroti kembali keputusan kontroversial memecat Shin Tae-yong (STY) di tengah-tengah kompetisi yang krusial. Menurutnya, itu adalah sebuah pertaruhan besar yang kini terbukti gagal total.
"Keputusan kontroversialnya memecat STY di tengah betapa gentingnya (kompetisi)... Pelatih yang membangun fundamental tim, pelatih yang berhasil menghidupkan cinta kepada sepak bola dari masyarakat Indonesia, dipecat di tengah kompetisi," ujar Ferry.
Ia pun mempertanyakan bentuk pertanggungjawaban Erick Thohir atas keputusan tersebut. "Pemecatan itu kalau kita nilai secara objektif, itu pemecatan yang sia-sia. Karena pada akhirnya Indonesia juga enggak lolos Piala Dunia... Sekarang tinggal kita tanya Pak ET, bentuk pertanggungjawabannya atas keputusan yang sangat berani itu apa, Pak?" tantangnya.
Ferry juga menyanggah keras narasi yang menyebut bahwa Timnas adalah "proyek ET". Ia menegaskan bahwa Timnas adalah milik seluruh masyarakat Indonesia, bukan milik perorangan atau ketua federasi.
Pada akhirnya, Ferry menyerukan satu hal yang jelas: harus ada yang mundur. Minimal, Patrick Kluivert harus tahu diri dan segera meletakkan jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban atas mimpi Piala Dunia yang kembali pupus.(*)
Add new comment