Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jambi menyatakan dukungan penuh terhadap pembangunan Pelabuhan Terminal Peti Kemas di Muaro Jambi. Proyek vital ini resmi ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Gubernur Jambi, Al Haris, menegaskan bahwa Pemprov siap mengawal proyek ini agar berjalan sesuai rencana. Ia meyakini pelabuhan ini akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan.
"Tugas kami daerah yang mengawal. Kalau sudah kebijakan pusat ya kami mengawal, mendorong, menolong," ujar Al Haris.
"Apa yang bisa kami buat ya kami buat," tambahnya.
Gubernur menyebut rencana ini sebenarnya telah ada sejak 2024. Meski begitu, pihak Pemprov masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai siapa pengembang atau pengelola yang akan ditunjuk pusat.
Di lain kesempatan, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi, Sudirman, menambahkan bahwa masuknya proyek ini sebagai PSN akan memberikan dampak berganda bagi Jambi.
"Kita cukup berbangga hati karena dari adanya PSN ini dampak ikutannya luar biasa," kata Sudirman.
Ia merinci, dampak positif tersebut antara lain peningkatan arus barang dan jasa, terbukanya lapangan kerja baru, serta peningkatan pendapatan bagi masyarakat dan daerah. Pemprov berharap pelabuhan ini dapat segera direalisasikan untuk menjadi penunjang utama pergerakan ekonomi di Provinsi Jambi .(*)
Comments
Pembangunan Pelabuhan Peti Kemas-Muaro Jambi.
Komondity Unggulan al :1.CPO-Product Utama Export. 2.Karet dan Kayu Olahan, Industri Manufaktur.3.Kopi berkwalitas Export- Product Pertanian.4.Batubara dan Minyak Bumi serta Gas Lpg. Dgn Perencanaan yg tdk matang tsb. Apakah brg-brg Export kita bisa bersaing di harga Internasional, salah satu data menunjukkan bhw : Biaya Logistik Jambi, merupakan biaya Tertinggi di Sumatera, sampai : 28 % Jika di bandingkan : Rata-rata Nasional hanya : 23 %.dari laopran Pemda bhw : Export melalui Pelabuhan Talang Duku, hanya mampu menampung : 42 %, Seluruh Comondity Export dari Daerah Jambi, yg lainnya : 58 % lg Export, lari melalui Pelabuhan Export di Tanjjng Api-Api ( Sumsel ) Sumatera Barat dan Bengkulu, kenapa ini terjadi karena : Pelabuhan Talang Duku hanya bisa dirapati oleh : Ukuran Tongkang yg kapasitasnya tdk melebihi dari : 2.000. Ton, salah satu Contoh : sepert CPO, Export melslui Pelabuhan Dumai, Peti Kemas juga harus melalui Pelabuhan di Singapura, hanya batu bara ada sebagian melalui : Pelabuhan Muara Sabak yg bisa dirapati oleh : Ponton Antar Benua yg berkapasitas isi : 8.000. Ton. Sehingga perjuangan Pemerintah Daerah Jambi-adalah pekerjaan tanggung yg tidak memaparkan data-data Riel kondisi Pelabuhan Talang Duku yg tidak dapat dirapati oleh : Alat Angkut yg ber ukuran minimal : 8.000. Ton. utk Antar Benua,sebenarnya jika Pemda bijak, bisa diusulkan kpd Pemerintah Pusat-melalui Bappenas utk memberikan data2 ttg Kondisi alur Sungai Batang Hari yg hanya bisa dirapati oleh : Ponton yg tdk melebihi kapasitas : 2.000. Ton, dan kpd Bappenas bisa diusulkan Pembangunan nya di Dermaga yg sudah ada di Teluk Majelis Muara Sabak yg ber ukuran : 40 X 60. Meter, sehingga di Muara Sabak tsb, dpt dirapati oleh : Ponton Antar Benua maupun utk Export CPO yg tidak hrs dibawa dari Talang Duku ke-Pelabuhan Dumai utk di Export.Sembari sambil menghayal dan menunggu hujan turun dari langit, utk Pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung - Sedangkan Rakyat Jambi mengharap Pemerintahnya mampu utk men sejahterakannya dgn APBD yg setiap Tahunnya terus menurun, sejak Thn.2024 sebesar Rp.5.5. Trilliun dan Thn.2025 sebesar Rp.4.5. Trilliun dan Tahun 2026 hanya tinggal seputar Rp.3 Trilliun an ?
Add new comment