Jambi – Suasana tegang mewarnai panggung debat perdana pemilihan Wali Kota Jambi yang digelar di Ratu Convention Center. Di tengah antusiasme masyarakat yang memadati lokasi, para kandidat berupaya menampilkan visi dan misi untuk memajukan Kota Jambi. Di antara sorotan publik dan para pengamat, pasangan calon nomor urut satu, Dr. Maulana, tampil menonjol. Ia dinilai berhasil mendominasi panggung dengan penyampaian yang tegas, lugas, dan penuh penguasaan atas materi, terutama terkait visi besar yang diusungnya untuk masa depan Kota Jambi.
Dedi Saputra, pengamat komunikasi politik dari Jambi, yang turut menyaksikan jalannya debat secara langsung, menilai Dr. Maulana menunjukkan kepiawaian dan kematangan yang tinggi dalam penyampaian visi serta misi. Menurut Dedi, kepercayaan diri yang tampak pada Maulana memperlihatkan bahwa ia telah mempersiapkan diri secara matang, baik dari segi pemahaman maupun cara menyampaikan program-program yang diusung.
“Maulana terlihat sangat memahami substansi dari visi dan misinya. Setiap pertanyaan mampu dijawab dengan jelas dan mendetail, menunjukkan kesiapan untuk memimpin,” ujar Dedi, Minggu (3/11/2024).
Dedi menambahkan bahwa sosok Maulana, yang juga memiliki latar belakang sebagai dokter dan birokrat dengan pengalaman bertahun-tahun, berhasil membawanya ke level lebih tinggi dalam persaingan politik. “Penguasaan visi, misi, dan rencana strategis Maulana memberikan kesan bahwa dia tidak hanya berkompetisi di kancah lokal, tapi siap untuk bersaing dengan wali kota di level nasional,” lanjut Dedi.
Di sisi lain, H. Abdul Rahman (HAR), lawan Maulana dalam kontestasi ini, tampak menemui tantangan. HAR terlihat mengalami kesulitan untuk tampil tanpa bergantung pada teks.
Menurut Dedi, kecenderungan HAR yang terlalu banyak membaca teks saat menyampaikan visi dan misinya menimbulkan persepsi bahwa ia kurang menguasai materi yang dipaparkan.
“Kandidat seharusnya menunjukkan kemampuan memimpin secara utuh, termasuk penguasaan terhadap visi yang diusungnya. Ketergantungan HAR pada teks membuatnya seolah-olah kurang paham secara mendalam akan program yang ia tawarkan,” kata Dedi.
Penampilan HAR yang cenderung membaca teks bukan hanya soal gaya penyampaian, namun juga berdampak pada persepsi pemilih terhadap kapabilitasnya sebagai calon pemimpin.
“Ketergantungan pada teks menunjukkan keterbatasan pemahaman substansial, yang dapat menjadi sinyal kurangnya kesiapan HAR dalam menghadapi tantangan sebagai pemimpin Kota Jambi,” lanjut Dedi. Menurutnya, pemilih akan mencari figur yang tidak hanya mengandalkan materi tertulis, tetapi juga memahami secara mendalam setiap aspek dari program yang dijanjikan.
Dalam debat kali ini, tema yang diusung adalah “Perekonomian serta Hukum dan Ketertiban Umum,” yang menjadi kesempatan bagi setiap kandidat untuk menguraikan rencana mereka terkait kesejahteraan ekonomi masyarakat Jambi, serta upaya menegakkan hukum dan menjaga ketertiban umum.
Maulana dinilai berhasil membangun impresi positif dengan menjelaskan program-program konkret yang akan diterapkannya. Ia juga memaparkan visi tentang “Kota Jambi Bahagia,” yang menurutnya bukan sekadar slogan, tetapi mencakup berbagai program nyata untuk memperbaiki perekonomian warga, memajukan pelayanan publik, dan meningkatkan keamanan di wilayah kota.
Maulana pun mendapatkan respons positif dari para pendukung yang hadir di lokasi debat. Mereka dengan antusias meneriakkan dukungan saat Maulana menyampaikan visi besar Kota Jambi yang lebih sejahtera dan tertib. Dukungan penuh dari relawan dan tim sukses tampak memenuhi ruang debat, menciptakan atmosfer semangat yang tetap tenang. Sebelumnya, Maulana telah meminta para relawan agar menjaga ketertiban dan keamanan selama debat berlangsung, menunjukkan komitmennya untuk menciptakan kampanye yang damai dan kondusif.
“Kami menghargai setiap usaha pendukung yang sudah mendampingi kami sampai di sini, namun kami mohon tetap menjaga ketenangan agar debat bisa berjalan lancar,” ucap Maulana di hadapan para pendukungnya, yang langsung disambut tepuk tangan dan sorak yel-yel dukungan. “InshaAllah, kami siap untuk mewujudkan visi Jambi Bahagia ini demi kemajuan bersama.”
Debat perdana ini menjadi momen yang krusial bagi Maulana dan HAR, serta bagi masyarakat Jambi yang menantikan calon pemimpin yang mampu mengatasi berbagai tantangan di kota mereka. Namun, dalam evaluasi yang muncul dari berbagai pihak, Maulana tampaknya mendapatkan lebih banyak dukungan positif dari publik yang mengapresiasi penguasaannya dalam debat.
Dengan penampilan yang dominan, Maulana dipandang telah berhasil menguasai panggung, menjelaskan dengan jelas setiap poin program, serta meyakinkan publik akan kapasitasnya sebagai calon pemimpin yang siap membawa perubahan signifikan. HAR diharapkan dapat memperbaiki pendekatannya dalam debat-debat berikutnya, tidak hanya untuk menarik perhatian pemilih, tetapi juga untuk meyakinkan mereka akan rencana-rencana yang ditawarkan.
“Saya harap HAR mampu menunjukkan penguasaan lebih baik pada debat berikutnya. Perjalanan menuju Pilwako masih panjang, dan HAR masih memiliki peluang untuk membuktikan diri. Semoga ini menjadi pembelajaran,” pungkas Dedi, yang menyarankan agar setiap kandidat meningkatkan penguasaan substansi untuk debat-debat selanjutnya.(*)
Add new comment