Debat pertama Pilkada Kota Jambi menjadi panggung penting bagi calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Dr. Maulana dan Diza Hazra Aljosha, dalam memaparkan program unggulan mereka, yaitu “Kampung Bahagia.” Program yang mengalokasikan dana Rp100 juta per RT ini kerap dibandingkan dengan program “Kampung Bantar” yang telah diluncurkan oleh pemimpin sebelumnya, namun terdapat perbedaan fundamental dalam tujuan, struktur, dan dampak yang diharapkan dari masing-masing program.
Dalam klarifikasinya, Ketua Relawan Abadi Maulana (RAM), Robert Samosir, menegaskan bahwa Kampung Bahagia merupakan program terencana dengan anggaran khusus yang disiapkan pemerintah, sedangkan Kampung Bantar, yang diluncurkan pada era sebelumnya, lebih berbasis pada swadaya dan partisipasi warga.
"Kampung Bahagia adalah program terstruktur dan komprehensif dengan empat aspek utama yang menjadikan tiap RT lebih sejahtera dan mandiri secara menyeluruh," ujar Robert. “Ini bukan sekadar menambah estetika, tetapi menawarkan manfaat nyata bagi masyarakat dalam jangka panjang,” tambahnya.
Empat Pilar Program Kampung Bahagia: Lebih dari Sekadar Infrastruktur
Berbeda dengan Kampung Bantar, Kampung Bahagia mengalokasikan Rp100 juta per RT untuk pembangunan dan pemberdayaan yang dikelola dengan perencanaan matang dan fokus pada empat aspek:
- Infrastruktur Lingkungan yang Berkesinambungan
Dana ini memungkinkan pembangunan dan perbaikan fasilitas umum seperti jalan, drainase, dan penerangan di lingkungan RT. Berbeda dengan Kampung Bantar yang mengandalkan swadaya, di Kampung Bahagia pemerintah menyediakan anggaran langsung untuk kebutuhan infrastruktur lingkungan, sehingga masyarakat tidak terbebani dengan urunan biaya. - Pengelolaan Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
Kampung Bahagia juga mencakup program kebersihan dan kesehatan lingkungan yang dikelola secara profesional. Program ini menyediakan fasilitas kebersihan seperti tempat sampah serta penyuluhan kesehatan untuk mengedukasi warga tentang sanitasi. Dengan begitu, aspek kesehatan lingkungan lebih terjaga, dan masyarakat tidak hanya dibekali fasilitas tetapi juga edukasi yang mendukung. - Pengembangan Ekonomi dan Sosial
Salah satu fokus penting Kampung Bahagia adalah pemberdayaan ekonomi warga di tingkat RT. Dana ini digunakan untuk mendukung usaha kecil, pelatihan kerja, dan koperasi warga. Dengan konsep ini, Maulana-Diza ingin menciptakan RT yang mandiri secara ekonomi, memberikan kesempatan bagi warga untuk tumbuh dan berkembang tanpa bergantung pada bantuan luar. - Pendidikan dan Pemberdayaan Komunitas
Kampung Bahagia mendukung berbagai program pendidikan non-formal dan pemberdayaan bagi warga RT, khususnya bagi anak-anak dan ibu-ibu. Dari pelatihan keterampilan hingga kelas literasi dan bimbingan belajar, warga mendapatkan fasilitas yang mendorong mereka untuk berkembang.
Program Terstruktur dengan Mekanisme Pengelolaan yang Transparan
Salah satu perbedaan utama Kampung Bahagia dengan Kampung Bantar adalah dalam hal pengelolaan dan pertanggungjawaban. Maulana menegaskan bahwa dana Rp100 juta per RT ini bukanlah dana tunai yang langsung diberikan kepada Ketua RT, melainkan dikelola secara terpusat dengan sistem pertanggungjawaban yang ketat.
"Dana ini dikelola untuk kepentingan bersama dengan prosedur yang jelas, bukan diberikan tunai untuk digunakan sesuka hati," jelas Maulana dalam sesi debat.
Program ini juga melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dalam pengelolaan dana, sehingga kebutuhan tiap RT dapat diakomodasi sesuai perencanaan yang tepat sasaran dan efektif. Berbeda dengan Kampung Bantar yang lebih mengandalkan inisiatif swadaya, Kampung Bahagia menawarkan anggaran terukur yang memastikan setiap aspek pembangunan dilaksanakan dengan standar yang baik.
Respon Terhadap Program Saingan yang Berbasis Tunjangan
Beberapa pihak yang mengkritik Kampung Bahagia menyebut program kompetitor seperti kenaikan gaji RT atau pemberian tunjangan lainnya sebagai solusi yang lebih konkret. Namun, menurut Robert Samosir, Kampung Bahagia adalah solusi jangka panjang yang fokus pada pembangunan menyeluruh, bukan hanya bantuan finansial sementara. “Kami tidak hanya menawarkan tunjangan, tetapi juga program yang akan bertahan lama dan bisa dinikmati seluruh masyarakat, bukan hanya ketua RT,” jelasnya.
Robert menambahkan bahwa masyarakat seharusnya memahami perbedaan signifikan antara bantuan langsung dan program pemberdayaan yang berkelanjutan.
“Program yang kami tawarkan mencakup lebih banyak aspek kehidupan masyarakat, dari lingkungan hingga ekonomi. Ini bukan sekadar meningkatkan gaji, tetapi meningkatkan kualitas hidup warga,” tegasnya.
Kampung Bahagia: Sebuah Investasi untuk Masa Depan Jambi
Program Kampung Bahagia bukan sekadar duplikasi dari konsep yang sudah ada. Ini adalah inovasi yang dirancang untuk mengatasi tantangan spesifik di Kota Jambi dan melibatkan warga dalam pembangunan yang lebih besar. Dengan struktur anggaran yang transparan dan prioritas pada empat pilar utama, Maulana-Diza meyakini bahwa Kampung Bahagia akan membawa dampak nyata dan berkelanjutan.
Bagi pasangan Maulana-Diza, Kampung Bahagia bukanlah janji kosong. Mereka berharap masyarakat Jambi akan melihat manfaat jangka panjang dari program ini, bukan hanya sekadar insentif sementara. Kampung Bahagia adalah program yang bukan hanya akan menyentuh aspek fisik, tetapi juga membentuk komunitas yang lebih solid, sehat, dan sejahtera.(*)
Add new comment