Musisi sekaligus intelektual, Sabrang Mowo Damar Panuluh, yang akrab disapa Sabrang atau Noe Letto, kembali menggegerkan publik dengan pandangan tajamnya. Dalam sebuah sesi ceramah Ma'iyah yang diunggah di kanal CakNun.com pada 10 Oktober 2025, Sabrang memberikan peringatan keras bahwa "dunia sedang tidak baik-baik saja" dan menyerukan kesiapan menghadapi gejolak besar dalam 2-3 tahun ke depan.
"Siap-siap aja, 2 tahun, 3 tahun ke depan. Very, very aware terhadap apa yang terjadi," tegas Sabrang, menyiratkan adanya ketidakstabilan global yang patut diwaspadai.
Sabrang, putra budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), tidak hanya memberikan analisis makro, tetapi juga kritik pedas terhadap dinamika politik dan partisipasi anak muda. Ia menyindir fenomena 'teriakan' perjuangan yang bisa jadi hanya berujung pada kepentingan pribadi, mengutip peribahasa 'squeaking wheel get the grease' (ban yang paling berisik akan mendapat oli paling banyak).
"Ada orang teriak meneriakkan kebenaran, bisa jadi dia memang memperjuangkan sesuatu, bisa jadi dia lagi berteriak minta dikasih oli," ujarnya.
Meskipun mengakui semangat luar biasa dari generasi muda, Sabrang mengingatkan bahwa energi tersebut seringkali belum diimbangi pengalaman. Ia menekankan pentingnya "istiqomah" atau konsistensi dalam memegang nilai dan tujuan, seperti yang dicontohkan oleh ayahnya, Cak Nun, yang tetap istiqomah tanpa pernah menduduki jabatan atau mengejar kekuasaan.
Dalam analisisnya, Sabrang menolak simplifikasi masalah menjadi hanya "rakyat versus pemerintah." Ia menyebut pandangan tersebut sebagai oversimplification yang berbahaya, karena tidak semua rakyat bersih dan tidak semua pemerintah buruk.
"Tidak semua rakyat bersih. Tidak semua mahasiswa murni tujuannya. Dan tidak semua pemerintah juga buruk," tegasnya.
Bahkan, Sabrang melontarkan pernyataan kontroversial: "Mayoritas yang tidak korupsi itu karena tidak punya kesempatan korupsi", sebuah sindiran tajam tentang godaan kekuasaan yang bisa menjangkiti siapa saja.
Ia juga mengungkap bagaimana rakyat bisa dengan mudah "dibeli" murah. Penguasa, yang kekuasaan utamanya adalah mengalokasikan sumber daya, dapat memberikan "mimpi", "isu", atau bahkan "bansos" (bantuan sosial) untuk membuat rakyat lupa akan masalah sebenarnya.
Salah satu contoh implementasi kebijakan yang berniat baik namun berujung buruk adalah kenaikan Upah Minimum Regional (UMR). Meskipun narasi kenaikan UMR terdengar baik sebagai bentuk pembelaan rakyat, Sabrang mengungkap efek panjang yang mengerikan.
"UMR naik, usaha-usaha jadi tidak mampu membayar... Beberapa bangkrut, beberapa keluar kota. Yang bangkrut memilih memindah dari tadinya produksi menjadi importir," jelasnya. Akibatnya, lapangan kerja berkurang dan negara semakin bergantung pada impor, menghancurkan industri lokal seperti kopra, garam, dan padi yang dulunya menjadi kekuatan Indonesia.
Peringatan Sabrang tidak hanya berfokus pada Indonesia, tetapi juga krisis global. Ia menyebut keributan yang terjadi di berbagai negara seperti Prancis, Nepal, dan Albania memiliki akar masalah yang sama: ketidakpercayaan rakyat kepada pemerintah dan korupsi.
Dalam menghadapi situasi yang "tidak baik-baik saja" ini, Sabrang memberikan saran yang sangat praktis dan mendesak:
- Jangan jual tanah: Dalam 2-3 tahun ke depan, ia menyarankan agar tidak menjual aset tanah.
- Bangun ketahanan pangan mandiri: Minimal, siapkan kemampuan untuk pangan sendiri.
- Simpan aset di emas/perak: Atau barang berharga lainnya.
- Bersiap skenario terburuk: Termasuk hidup tanpa listrik, internet, atau uang di bank.
"Anggap terburuk, nek ora ana listrik kowe ngopo? Nek ora ana internet kowe ngopo? Nek ning bank-mu tiba-tiba nol kowe ngopo?" tanyanya retoris, mendorong pendengarnya untuk antisipatif.
Sabrang pun mengapresiasi semangat anak muda yang ingin memperbaiki Indonesia, namun ia mengingatkan agar tidak merusak fasilitas umum saat demo. "Kalau demo enggak nambahin pain apa-apa, berarti enggak jarah, enggak bakar, it's a good move," pungkasnya, menyerukan perlawanan yang cerdas dan tidak merugikan rakyat sendiri.(*)
Add new comment